Liputan6.com, Magelang - Kemegahan Candi Borobudur tak pernah gagal membuat takjub para wisatawan. Candi Buddha ini juga kaya akan nilai budaya dan sejarah.
Relief-relief Candi Borobudur menyimpan cerita sejarah dari zaman dahulu. Totalnya ada 2.672 relief yang dibagi menjadi dua kategori, yakni relief dekoratif dan relief naratif.
Panel-panel tersebut juga menceritakan mengenai aneka makanan saat masa kejayaan Dinasti Syailendra. Keberadaan relief makanan di Candi Borobudur menjadi bukti keberadaan makanan-mkanan tersebut cukup penting.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut lima makanan di relief Candi Borobudur.
Baca Juga
Advertisement
1. Ikan
Ikan sudah menjadi salah satu bahan makanan populer sejak zaman dahulu. Keberadaan ikan sebagai bahan makanan yang cukup penting tertuang dalam gambar olahan ikan pada relief Candi Borobudur.
Relief ikan pertama adalah gambar dari empat ikan belut yang melingkar dalam piring. Kedua, ada tiga ekor ikan dengan ukuran cukup besar.
Ikan itu disajikan utuh mulai kepala, tubuh hingga ekor. Ketiga, ada dua tusuk potongan daging ikan dengan tusuk bambu atau disebut sate ikan.
Selain itu, ada juga dua kepiting atau yuyu dan empat ekor ikan lainnya. Selain di candi, makanan olahan ikan juga tercatat pada Prasasti. Seperti Prasasti Taji (823 Saka/901 M), Panggumulan (824 Saka/902 M), Sangguran (850 Saka/928 M), Paradah (865 Saka/943 M), dan Rukam (829 Saka/907 M).
Saksikan video pilihan berikut ini:
Durian
2. Durian
Buah durian yang dikenal dengan aromanya yang menyengat. Namun rupanya keberadaan buah ini sudak eksis sejak zaman dahulu, penampakannya tergambar di relief Candi Borobudur.
Pada reliefnya, digambarkan adanya pohon durian yang tumbuh dan berbuah. Bentuk buahnya sangat jelas dengan ciri-ciri durian sekarang dengan kulit yang penuh duri.
Digambarkan buah durian itu tumbuh bergerombol. Sementara di relief yang sama, ada gambar 11 wanita yang menunjukkan betapa pentingnya keberadaan buah durian di masa itu.
Adanya gambar durian ini membuktikan bahwa buah ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
3. Dodol
Dodol juga terbukti merupakan makanan nusantara yang sudah ada sejak dulu. Keberadaan dodol tercatat di sebuah Prasasti Sanguran yang berada di Malang dari 850 saka (928 M).
Pada gambar dodol atau jenang di Prasasti Sanguran, camilan ini memiliki bentuk kotak-kotak. Dulu, masyarakat mengenal dodol dengan sebutan dwadwal.
Dodol juga merupakan makanan orang Jawa kuno. Selain itu Prasasti Sanguran, gambar dodol juga ditemukan di Paradah II (943 M).
Advertisement
Sagu
4. Sagu
Saat ini nasi mungkin menjadi makanan pokok yang lebih populer dibanding sagu. Namun rupanya beras bukanlah tanaman asli dari Indonesia, melainkan dari India.
Dulu, masyarakat Indonesia mengonsumsi sagu sebagai makanan pokok. Tanaman sagu bahkan dinilai sebagai salah satu penunjang kehidupan pada zaman kerajaan Buddha.
Ada bukti kuat bahwa sagu merupakan makanan asli Indonesia. Gambar sagu tercatat pada relief Candi Borobudur.
Di Candi tersebut ada empat jenis pohon palem seperti kelapa, lontar, aren dan pohon sagu. Sayangnya ini sagu hanya dimakan sebagai makanan pokok oleh sebagian orang Indonesia saja.
5. Jamu
Di Candi Borobudur, terdapat relief yang menggambarkan jamur, racikan rempah tradisional yang menyehatkan. Ada dua panel relief yang diterjemahkan sebagai gambaran orang sedang membuat jamu.
Pertama, ada di panel 19 relief Karmawibangga dengan gambar orang membuat jamu. Sementara di relief kedua ada gambar orang yang sedang menumbuk menggunakan alat.
Dalam relief itu bercerita tentang rasa syukur atas kesembuhan seseorang dari sakitnya. Relief yang kedua itu berada di pojok lorong pertama, sisi utara di dinding utama bawah.