Tak Boleh Stres Saat Jalani Diet, Apa Alasannya?

Banyak yang salah kaprah memahami soal diet dan berujung meningkatkan stres.

oleh Henry diperbarui 16 Jun 2022, 05:02 WIB
Ilustrasi makan (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Mereka yang menjalani diet biasanya ingin berat badannya berkurang. Dalam prosesnya, orang yang berusaha menurunkan berat badan juga bisa mengalami stres.

Menurut dokter spesialis gizi dr. Shiela Stefani M.Gizi, Sp.GK, AIFOK, FINEM, stres bisa menganggu proses penurunan berat badan. "Hormon stres mengganggu metabolisme tubuh," kata Shiela dalam jumpa pers virtual peluncuran HaloDiet, Selasa, 14 Juni 2022.

Tingkat stres yang tinggi bisa menghambat penurunan berat badan. Dampaknya, mereka yang punya banyak pikiran menjadi sulit menurunkan berat badan karena proses pembakaran kalorinya terganggu.

Untuk mengatasi stres sekaligus membakar kalori, Shiela menyarankan olahraga sebagai solusi efektif. "Itu win win solution, olahraga membakar kalori dan juga bisa menurunkan stres," katanya.

Menurut dia, meski tren diet meningkat, masyarakat masih belum memahami diet yang baik dan benar untuk tubuh sehingga banyak yang melakukannya dengan salah. Prinsip pertama adalah diet bukan tidak boleh makan sama sekali.

Mereke yang berdiet haruslah mengatur pola makan dengan baik dan menjaga kandungan nutrisinya. Misalnya, dengan memilih makanan sumber karbohidrat kompleks, sumber protein yang rendah lemak, menghindari lemak jenuh, serta mengonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk melengkapi nutrisi tubuh.

Bisa juga dengan berolahraga teratur supaya membakar banyak kalori dan mencegah metabolisme melambat, yang merupakan efek samping umum dari penurunan berat badan. Selain itu, macam-macam jenis diet sangat banyak ditemukan, tapi tidak semua jenis diet cocok untuk tubuh tiap individu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Konsultasi dengan Dokter

Diet Bukan Berarti Tidak Makan dan Mengubah Gaya Hidup Secara Drastis.  (Liputan6.com/Henry)

Shiela mengajak masyarakat untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani diet. Hal itu penting karena dokter akan membantu kita untuk mengenali kondisi dan kebutuhan tubuh sehingga diet menjadi hal yang menyehatkan, bukan menambah risiko penyakit

"Dokter juga akan memberikan memberikan rekomendasi seperti jenis suplemen yang bisa dikonsumsi untuk mendukung diet, sampai aktivitas dan gaya hidup sehat yang perlu dilakukan untuk menyesuaikan proporsi tubuh," terangnya.

Shiela menambahkan, diet yang aman adalah mengubah pola hidup menjadi lebih sehat secara bertahap. Dia menyarankan untuk membuat jadwal makan yang teratur dan secara perlahan mengubah kebiasaan makan menjadi lebih sehat dari waktu ke waktu.

Tidak mudah untuk mengubah pola hidup termasuk pola makan secara dratis, sehingga harus dilakukan dengan bertahap agar bisa menikmati prosesnya sehingga bisa mengurangi dampak terkena stres. Bila terbiasa makan sesuatu yang digoreng, ia juga menyarankan untuk menguranginya secara perlahan hingga betul-betul terbiasa dan konsisten menjalaninya setiap hari.


Cek Berat Badan

ilustrasi perut rata diet/Photo by Bill Oxford on Unsplash

"Bukan jadi tidak makan, tapi ubah ke jenis makanan lebih sehat. Jadwal harus teratur, kalau tidak teratur seperti skip sarapan, yang terjadi saat siang makan jadi kalap dan berlebihan," ungkapnya

Dia juga menyarankan untuk tidak mengecek berat badan di timbangan setiap hari saat sedang menurunkan berat badan agar tidak merasa stres. Cukup tentukan target berat yang diinginkan dan cek berat badan sepekan sekali pada pagi atau sore hari. "Berat malam atau pagi pasti beda, pagi adalah berat paling ringan karena cairan relatif lebih sedikit," jelas Shiela.

"Satu hal lagi yang tak kalah penting, kalau kita menjalaninya dengan perlahan, tidak secara drastis tapi rutin dan konsisten, kita bisa menikmati proses diet. Dengan menikmatinya, kita menjalaninya dengan senang dan bisa saja kita diet sepanjang hidup kita karena sudah terasa menyenangkan," sambungnya.

Salah satu pilihan untuk mengontrol diet adalah lewat platform HaloDiet dari Halodoc, yang menyediakan fitur Chat Nutritionist, paket suplemen pendukung diet sehat, hingga voucher makanan sehat.


Akses Layanan Kesehatan

Ilustrasi Makan Bersama Credit: pexels.com/fauxels

VP Government Relations & Corporate Affairs Halodoc Adeline Hindarto, mengatakan, tren positif masyarakat untuk menjalani hidup sehat dan mengontrol berat badan harus diimbangi dengan akses layanan kesehatan yang tepercaya, agar masyarakat dapat menerapkan diet sehat secara tepat sesuai dengan kondisi tubuh.

"Akses terhadap layanan kesehatan inilah yang dijawab Halodoc melalui layanan HaloDiet, yang diharapkan dapat menjadi solusi diet sehat yang terintegrasi, terpercaya, dan lengkap dalam satu genggaman," tutur Adeline.

"Inovasi ini juga menjadi wujud dari komitmen Halodoc untuk memperkuat ekosistem layanan kesehatan yang dapat diandalkan masyarakat kapanpun dan dimanapun, termasuk untuk mendukung gaya hidup sehat," tambahnya.

Untuk mengakses HaloDiet, pengguna yang sudah memiliki aplikasi Halodoc di ponselnya, cukup memilih banner HaloDiet di bagian “promo menarik”, kemudian beli paket HaloDiet. Selanjutnya, pilih“Chat Nutrisionist” dan pengguna bisa langsung berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi tanpa biaya.

Setelah berkonsultasi, Anda bisa langsung menebus resep dan HaloDiet Supplies dengan voucer spesial di Toko Kesehatan, dan paket suplemen akan segera diantar ke rumah. Pengguna juga bisa memanfaatkan voucer untuk membeli Yellow Fit Kitchen.

Infografis Mengetahui 6 Jenis Diet yang Populer. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya