Tanggapan Roy Suryo tentang Unggahan Foto Stupa Candi Borobudur Mirip Jokowi

Unggahan Roy Suryo yang dituduh menghina Candi Borobudur dan Jokowi itu sudah dihapus.

oleh Asnida Riani diperbarui 15 Jun 2022, 10:01 WIB
Ilustrasi Roy Suryo dituduh menghina Candi Borobudur dan Jokowi. (Bintang.com/Galih W Satria)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, sedang berada di tengah lampu sorot atensi publik. Penyebabnya adalah cuitan di akun Twitter-nya, akhir pekan lalu, memperlihatkan foto stupa Candi Borobudur yang wajahnya diedit menyerupai Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Karena itu, Roy Suryo dituding menghina warisan budaya Indonesia, sekaligus Jokowi. Kicauan yang dimaksud akhirnya dihapus, dan di unggahan berikutnya, ia menjelaskan bahwa gambar tersebut bukanlah buah karyanya.

"Agar tidak ada yang memprovokasi lagi dan dianggap 'mengedit' karena ketidakpahamannya, posting-an tersebut saya drop (hapus), case closed. Jelas-jelas sudah ada dua akun asli pengunggah sebelumnya," tulisnya menyertakan tautan kicauan yang dimaksud.

Cuitan itu masih ia kutip lagi dengan menambahkan keterangan, "Biar semakin jelas (dan tidak ada lagi BuzzerRp yang memprovokasi murahan), ini kronologi meme-meme tersebut: meme pertama diuggah @IrutPagut 07/06/22 09.36. Diunggah kembali @NewOpang 09/06/22 08.05. Meme satunya diunggah @fly_free_DY 10/06/22 17.25. URL lengkap ada di Twit sebelumnya. Ambyar."

Sementara itu, cuitan asli yang menimbulkan kehebohan ini memuat keterangan, "Mumpung akhir pekan, ringan-ringan saja tweet-nya. Sejalan dengan protes harga tiket naik ke Candi Borobudur (dari Rp50 ribu) ke Rp750 ribu (sudah sewarasnya) ditunda itu, banyak kreativitas netizen mengubah (wajah) salah satu stupa terbuka yang ikonis di Borobudur itu."

Sementara di sisi lain, rencana kenaikan tarif naik ke Candi Borobudur sebesar Rp750 ribu untuk wisatawan nusantara dan turis asing dibanderol 100 dolar AS telah dibatalkan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kebangkitan Sektor Parekraf

Pengelola Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko menyiapkan protokol kesehatan yang ketat bagi wisatawan yang berkunjung pada masa uji coba pembukaan wisata candi tersebut mulai Rabu, 1 Juli 2020. (Liputan6.com/ Kemenparekraf)

Pembatalan tersebut diharapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dapat membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif masyarakat sekitar.

"Sesuai banyak permintaan rekan media dan para pemerhati terkait Ratas yang baru saja kita rampungkan bersama Presiden, Menko, dan para Menteri, dapat kami sampaikan bahwa keputusan presiden adalah membatalkan rencana kenaikan tarif untuk menaiki bangunan Candi Borobudur menuju stupa," kata Sandi dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 14 Juni 2022.

Dikatakannya, Jokowi menyampaikan bahwa pelestarian cagar budaya Candi Borobudur adalah prioritas utama. Upaya ini juga seiring pemulihan ekonomi, khususnya pemberdayaan masyarakat ekonomi bawah maupun UMKM di sekitar Borobudur.

"Saat ini, ekonomi masyarakat masih dalam taraf pemulihan, kami turut berempati, kami turut memastikan bahwa Borobudur ini jadi satu ikon kebudayaan pariwisata, sebuah situs kelas dunia, dan ini tentunya harus memiliki wajah baru, harus terintegrasi, dan disiapkan pengelolaannya, manajemennya, baik dari infrastruktur maupun SDM-nya," imbuhnya.


Pariwisata Berkualitas

Presiden Jokowi putuskan untuk membatalkan kenaikan harga tiket Candi Borobudur Rp750 ribu. Namun ada sejumlah aturan baru yang harus ditaati pengunjung. (Unsplash/afifkusuma).

Lebih lanjut Sandi menyebut, kawasan yang terintegrasi ini tentu harus berpihak pada pariwisata berkualitas berbasis komunitas masyarakat, pariwisata berkelanjutan, dan pariwisata hijau. Menparekraf mengatakan, Jokowi juga menyampaikan kaidah kelestarian ini harus diutamakan.

"Jadi, nanti setelah kita mendapatkan masukan dari para ahli, para arkeolog, ahli konservasi, jumlah wisatawan yang dibatasi untuk menaiki bangunan Candi Borobudur ini tentunya meliputi tiga hal, yaitu wisata edukasi, wisata penelitian, wisata konservasi atau spiritual, dan untuk tamu-tamu negara," tuturnya.

Sebagai bahan perbandingan, Sandi bersama menteri lain mendiskusikan pengelolaan situs bersejarah dunia lain, seperti Piramida dan Machu Picchu. Maka itu, Kemenparekraf menyiapkan peta jalan dan pola perjalanan. Juga, persiapan, seperti augmented reality dan virtual reality yang terdigitalisasi.

"Nanti juga akan dihadirkan light and sound show karena di relief Borobudur banyak alat musik yang tergambarkan dan menunjukkan bahwa The Sound of Borobudur jadi satu kearifan di 1.200 tahun lalu," katanya.


Desa Wisata

Menparekraf Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing dari Borobudur, Selasa, 22 Juni 2021. (dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Desa wisata juga akan disiapkan Kemenparekraf dan stakeholder terkait dengan konsep Balkondes. Total ada sekitar 50 desa wisata di sekitar destinasi wisata super prioritas tersebut.

"Saat Waisak juga kita melihat bahwa seluruh kehidupan di destinasi super prioritas Borobudur ini kembali menggeliat. Banyak terbuka peluang usaha dan lapangan kerja," ucap Sandi.

Pihaknya juga akan memastikan zona ekowisata dan glamping, yakni di sisi badan otorita Borobudur di luar zona satu dan dua di antaranya akan disiapkan kendaraan ramah lingkungan, seperti mobil listrik, bus listrik, dan cable car.

"Dengan selesainya pembangunan infrastruktur, diharapkan Borobudur bisa menarik 5--10 juta di awalnya, (lalu) sampai 20 juta pengunjung. Karena itu, tentunya kita pastikan bahwa sistem pengelolaan wisatawan ini diprioritaskan," ungkapnya.

"Kita yakin Borobudur ini adalah situs kelas dunia (yang) sudah selayaknya kita jaga kelestarian untuk anak cucu kita. (Juga, untuk) membangkitkan ekonomi masyarakat, membuat penciptaan lapangan kerja seluas-luasnya," tutup Sandi.

Infografis Kilas Balik Penyelamatan dan Pelestarian Candi Borobudur. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya