Impor RI Mei 2022 Turun 5,81 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi penurunan impor dalam neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2022

oleh Tira Santia diperbarui 15 Jun 2022, 13:00 WIB
Suasana bongkar muat terminal peti kemas PT Nusantara Pelabuhan Handal ( NPH ) di pelabuhan tanjung priok, Jakarta, Selasa (7/2). Terminal tersebut dapat menampung kapasitas 600 ribu TEUS pertahun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi penurunan impor dalam neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2022. Impor Indonesia turun sebesar 5,81 persen persen dibandingkan April 2022.

“Impor Mei month to month mengalami penurunan sebesar 5,81 persen dibanding April 2022. Jika kita lihat nilainya impor kita Mei USD 18,61 miliar,” kata kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Mei 2022, Rabu (15/6/2022).

Sementara, pertumbuhan impor Mei 2022 secara year on year mengalami peningkatan 30,74 persen dibandingkan Mei 2021 yang lalu. Kendati begitu, Setianto mengatakan  peningkatan yang terjadi tidak seperti peningkatan pada Mei 2021 yang lalu sebesar 68,69 persen secara year on year.

Adapun impor Indonesia menurut penggunaan barang mengalami penurunan secara month to month. Untuk barang konsumsi turun 10,77 persen, utamanya didorong oleh penurunan komoditas buah-buahan dan sayuran.

Kemudian untuk bahan baku/penolong turun 5,62 persen, disebabkan penurunan komoditas bahan bakar mineral, besi dan baja. Barang modal juga mengalami penurunan sebesar 3,62 persen yang disebabkan komoditas mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya dan kendaraan beserta bagiannya.

Lebih lanjut, BPS mencatat terdapat peningkatan terbesar impor non migas pada Mei 2022, diantaranya gula dan kembang gula (HS 17) bertambah USD 106,8 juta atau meningkat 18,22 persen.

Disusul Bahan bakar mineral (HS 27) bertambah USD 74,6 juta. Lalu, Daging hewan (HS 02) bertambah USD 66,2 juta, logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) bertambah USD 46,2 juta, dan pupuk (HS 31) sebesar USD 45,1 juta.

Sedangkan, dalam neraca perdagangan, penurunan terbesar impor nonmigas terjadi pada golongan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85), besi dan baja (HS 72), ampas dan sisa industri makanan (HS 23), mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84), dan serealia (HS 10).


BPS: Ekspor Indonesia pada Mei 2022 Turun 21,29 Persen

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia Mei 2022 sebesar USD 21,51 miliar atau turun hingga 21,29 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau April 2022.

"Nilai ekspor 2022 turun 21,29 persen dibandingkan bulan sebelumnya. MtM mengalami penurunan ekspor kalau dilihat nilainya ekspor USD 21,51 miliar," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Mei 2022, Rabu (15/6/2022).

Setianto menjelaskan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021, perolehan ekspor masih mengalami peningkatan 27 persen. Kendati begitu, pertumbuhannya masih mengalami perlambatan.

Terdapat tiga sektor yang mengalami penurunan ekspor di Mei 2022, di antaranya pertanian, pengolahan dan pertambangan. Adapun sektor yang mengalami penurunan secara bulanan atau month to month yaitu industri pengolahan yang mengalami penurunan ekspor hingga 25,93 persen.

"Komoditas yang mengalami penurunan minyak kelapa sawit, pakaian jadi atau konveksi.Minyak kelapa sawit karena kita ada larangan ekspor sehingga mengalami penurunan," ujarnya.

Sedangkan, sektor pertanian yang mengalami penurunan adalah komoditas sarang burung dan tanaman obat. Lalu, sektor pertambangan turun 12,92 persen yang ditopang penurunan komoditas biji tembaga dan lignit.

"Sektor migas yang meningkat mtm jadi sektor migas mengalami peningkatan disebabkan oleh komoditas migas untuk minyak mentah dan gas," ujarnya.

 


Peningkatan Ekspor Terbesar

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Lebih lanjut, Setianto mengatakan, peningkatan terbesar ekspor terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar USD 233,7 juta (65,39 persen).

Kemudian, penurunan terbesar ekspor nonmigas Mei 2022 terhadap April 2022 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD 2.149,5 juta (71,79 persen).

Adapun dilihat dari sisi negara ekspor nonmigas Mei 2022 terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu USD 4,59 miliar, disusul India USD2,26 miliar dan Amerika Serikat USD 2,05 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,49 persen.

Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD 4,07 miliar dan USD 1,46 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya