Tingkatkan Kekebalan Tubuh Hewan, Vaksin PMK Digelontorkan ke Jatim Jelang Idul Adha

Wabah PMK juga berpotensi terjadinya kelangkaan terhadap hewan kurban.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jun 2022, 23:00 WIB
Tim Kesehatan Hewan Ternak menyuntik sapi milik peternak di Lesanpuro, Kota Malang, setelah menerima laporan ada ternak milik mereka yang sakit untuk mencegah wabah PMK tak menyebar luas (Kominfo Kota Malang)   

Liputan6.com, Jatim - Pemerintah mulai menyalurkan vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak. Vaksinasi ini dimulai dari Jawa Timur tepatnya di Sidoarjo.

"Melalui vaksinasi ini kita harapkan dapat membantu mencegah penyebarluasan penyakit, terutama di sentra peternakan sapi perah dan wilayah sumber bibit ternak," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Nasrullah, Selasa (14/6/2022).

Nasrullah menyampaikan, vaksinasi massal secara nasional ini merupakan salah satu tindakan yang dilakukan permanen dan upaya serius pemerintah dalam rangka pencegahan dan pengendalian PMK melalui pengebalan hewan yang rentan PMK.

Vaksin PMK tahap pertama ini, lanjutnya akan dirioritaskan untuk ternak yang sehat dan berada di zona merah dan kuning karena jumlah vaksin kita saat ini masih terbatas, maka hanya ternak terpilih yang akan divaksin.

Menurutnya, hewan yang sudah sembuh dari PMK sudah memiliki kekebalan terhadap virus, sehingga belum divaksin dulu. Untuk pencegahan terhadap penularan wabah PMK, ia menyarankan agar peternak menerapkan biosekuriti dan desinfeksi kandang.

Ia menyebutkan, pemerintah pada tahap pertama akan mengadakan 800 ribu dosis vaksin, dan direncanakan tahap berikutnya 2,2 juta dosis. Sementara pada 12 Juni 2022 lalu telah tiba sebagian vaksin tahap pertama sebanyak 10.000 dosis.

Vaksin tersebut akan didistribusikan ke Koperasi Unit Desa (KUD) sapi perah di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, serta 4 Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pembibitan yaitu Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturaden, Balai Embrio Transfer Cipelang, Balai Inseminasi Buatan Lembang, dan Balai Inseminasi Buatan Singosari.

"Distribusi dan pelaksanaan vaksin tahap selanjutnya, selain mempertimbangkan prioritas komoditas, wilayah rentan PMK dan tujuan pengembangan ternak, juga akan memperhatikan pertimbangan teknis lainnya, seperti ketersediaan vaksin, vaksinator, manajemen rantai dingin vaksin," jelasnya.

 

 

 


Pendataan

Lebih lanjut Nasrullah sampaikan, untuk efektivitas pelaksanaan vaksin akan dilakukan penandaan sekaligus pendataan melalui ear tag (QRcode).

"Pascavaksinasi, sangat penting untuk dilakukan penandaan pada sapi dan dilakukan pendataan ke dalam system pendataan ternak," ungkap Nasrullah.

Setelah dilakukan pendataan dan vaksinasi, maka QR Code yang terdapat di Eartag akan dapat di scan melalui Mobile Apps berbasis android.

Ia sebutkan, riwayat vaksinasi ini akan ditampilkan dalam bentuk kartu vaksin yang berisi nomer identifikasi ternak, jenis/rumpun ternak, jenis kelamin, jenis vaksin, riwayat vaksinasi, hingga lokasi dan tanggal vaksinasi.

"Kami telah menyiapkan untuk penandaan ternak pasca vaksinasi di provinsi Jawa Timur sebanyak 233.300 buah yang dilengkapi dengan Secured QR Code," ungkap Nasrullah.

Hari ini, Selasa (14/6/2022) telah sisiapkan 1.000 buah Eartag Secured QR Code dan akan didistribusikan ke provimi Jawa Timur beserta 5 unit aplikator, dengan demikian kita bisa mendata ternak yang sudah divaksin dalam aplikasi kami," pungkasnya.

Selain pencanangan vaksinasi di Kabupaten Sidoarjo, Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan obat-obatanan di Kabupaten Sidoarjo berupa Antihistamin 500 dosis, vitamin 200 dosis, obat luka sebanyak 240 dosis dan desinfektan. Bantuan obat juga diberikan untuk Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Madiun.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya