Cerita Kapolsek di Riau Tak Bisa Tidur hingga Subuh, Sedih Teringat Korban Mutilasi

Kapolsek Tembilahan Hulu di Indragiri Hilir mengaku tidak bisa tidur hingga subuh setelah mengingat evakuasi jasad korban mutilasi.

oleh M Syukur diperbarui 16 Jun 2022, 00:00 WIB
Ilustrasi. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Pekanbaru - Personel Polres Indragiri Hilir di Polsek Tembilahan Hulu menangkap pria inisial A. Dia merupakan pelaku pembunuhan terhadap anak perempuannya inisial F pada Senin siang, 13 Juni 2022.

Penangkapan ayah bunuh anak oleh polisi, TNI, Satpol PP dan warga ini dipimpin langsung oleh Kapolsek Tembilahan Hulu Inspektur Satu Ricky Marzuki. Saat itu, Ricky menyaksikan peristiwa di luar nalar.

"Saya sempat termenung, ya Allah, melihat pelaku menyerahkan hati (organ manusia)," kata Ricky, Rabu siang, 15 Juni 2022.

Ricky menceritakan, pada Senin siang dirinya mendapat laporan ada orang gila mengamuk di Jalan Lintas Pekanbaru-Tembilahan. Selanjutnya, dia bersama Satpol PP, TNI, dan petugas puskesmas ke lokasi.

Dalam benak Ricky, kejadian ini masih biasa karena sebelumnya dia pernah menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mengamuk. Sampai di lokasi, dia melihat ada orang tanpa busana berdiri di belakang rumah semi permanen memegang benda seperti gumpalan darah.

"Dia berteriak, mau apa kalian, ini yang kalian mau, hati anak aku, ini kan yang kalian mau, ambil nih," cerita Ricky.

Kala itu, Ricky belum tahu yang dipegang oleh pelaku adalah organ manusia. Ricky memerintahkan petugas lain mundur sebab pelaku menenteng parang dan berusaha menyerang.

Ricky mulai curiga bahwa pelaku sudah membunuh setelah mendapat informasi ada anak yang tinggal lokasi. Dugaan ini kian menguat setelah abang pelaku datang untuk menenangkan.

"Selama ini kan juga ada orang gila, aman-aman saja," ucap Ricky.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Keluarga Datang

Beberapa menit setelah abangnya datang, pelaku masuk ke rumah sembari membawa parang ke dalam. Pelaku kemudian duduk di depan rumah hingga akhirnya mau diborgol.

Beberapa menit kemudian, pelaku berdiri dan bergerak ke belakang rumah. Dia pun menggali sesuatu lalu mengambil bungkusan plastik di galian tersebut dan menyerahkan ke petugas.

"Ternyata isinya kepala," jelas Ricky.

Karena di rumah dan sekelilingnya tidak terlihat jasad korban, petugas lalu menyisir semak, hutan, dan sungai di belakang rumah. Satu persatu bagian tubuh korban ditemukan.

"Ada yang di tepi sungai, ada di semak, pencarian sampai malam, masih ada yang belum ditemukan," kata Ricky.

Ricky tak kuasa menceritakan seutuhnya apa yang dilihatnya pada siang itu. Menurutnya, ini kejadian mutilasi yang paling sadis yang pernah ditanganinya selama menjadi polisi.

"Biasanya mutilasi itu potong kepala, ini tidak, sampai bagian dalam juga dikeluarkan," ujar Ricky.

 


Tidur Usai Salat

Usai pelaku dibawa ke rumah sakit, barulah Ricky pulang ke rumah untuk beristirahat. Namun, hingga subuh menjelang, Ricky tidak bisa tidur karena kejadian itu masih membayanginya.

"Usai salat subuh baru saya bisa tidur, jam 8 bangun lagi buat laporan," kata Ricky.

Ricky tidak bisa membayangkan apa yang dialami oleh korban.

"Perasaan saya saat itu gimana ya, sedih saya tengok anak itu, mungkin sudah ajalnya seperti itu, luar biasa, sedih saya, sampai termenung, belum pernah saya mengalami kejadian seperti ini," ungkap Ricky.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya