Begini Gambaran Ekonomi Digital Indonesia di 2030

Ekonomi Digital Indonesia (EDI) masih relatif kecil terhadap ekonomi nasional, namun tumbuh pesat.

oleh Tira Santia diperbarui 15 Jun 2022, 19:39 WIB
Ilustrasi ekonomi digital. Freepik.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan, mencatat kontribusi Ekonomi Digital Indonesia (EDI) masih relatif kecil terhadap ekonomi nasional, namun tumbuh pesat.

Dikutip dari Bahan Kemendag, Rabu (15/6/2022), pada 2020 kontribusi ekonomi digital tercatat hanya 4 persen terhadap PDB. Namun, di tahun 2030 diproyeksikan kontribusinya bisa tumbuh 18 persen.

Disisi lain, Kemendag juga memproyeksikan E-commerce (B2B dan B2C marketplace) menyumbang nilai tertinggi dalam ekosistem Ekonomi Digital Indonesia yaitu Rp 1.908 triliun.

Lebih lanjut jika dilihat dari pergerakan per sektor pada ekonomi digital Indonesia pada 2021, ternyata frekuensi kunjungan ke platform E-Commerce terbesar milik Indonesia lebih besar yakni 54 persen (Tokopedia, Bukalapak, Blibli), dibanding e-commerce milik asing yang hanya 46 persen (Shopee, dan Lazada).

Adapun proyeksi nilai Sektor Ekonomi Digital Indonesia Gross Merchandise Value per sektor pada 2030, untuk e-commerce Rp 1.908 triliun, online travel Rp 575 triliun, online media Rp 191 triliun, ride hailing Rp 401 triliun, dan fintech Rp 324 triliun.

Selain itu, untuk sektor online media, BPP Kemendag mencatat, selama pandemic Covid-19 langganan video online meningkat 11 kali, namun tidak ada platform video streaming local. Layanan streaming tersebut didominasi oleh Netflix dan Youtube.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Perbandingan Ekonomi Digital ASEAN

Ilustrasi ekonomi digital. Freepik

Jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia lebih unggul dalam hal pertumbuhan ekonomi digitalnya. Hal itu terlihat pada 2020, ekonomi digital Indonesia sebesar USD 44 miliar.

Sedangkan Malaysia hanya USD 11,4 miliar, Filipina USD 7,5 miliar, Singapura USD 9 miliar, Thailand USD 2 miliar, dan Vietnam USD 14 miliar.

Namun, jika dibandingkan Ekonomi Digital per kapita-nya, Indonesia masih kalah dari Singapura yakni USD 1.559,3 miliar. Kemudian disusul Malaysia sebesar USD 346,1 miliar, Thailand USD 257,9 miliar, dan Indonesia USD 162,8 miliar, Vietnam USD 143,7 miliar, dan Filipina USD 69 miliar.

Sebetulnya, jika Indonesia dapat mengikuti perkembangan Malaysia, ekonomi digital Indonesia dapat mencapai USD 417 miliar.

Di tahun 2030, diproyeksikan ekonomi digital Indonesia akan mencapai USD 323,6 miliar. Sementara, untuk ekonomi digital per kapitanya sebesar USD 1.089,7 miliar.

 


Ekonomi Digital Singapura

Ilustrasi ekonomi digital. Freepik.

Tentunya, Singapura masih unggul dalam hal ini di tahun 2030 mendatang yakni ekonomi digital per kapita Singapura diperkirakan mencapai USD 5.891,5 miliar.

Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya dalam mengembangkan ekonomi digital Indonesia, diantaranya melalui pengembangan Peta Jalan E-Commerce Indonesia 2017-2019 (Kemenko Perekonomian, PP 74/2017), White paper Indonesia Digital for Future Economy (Kemenko Perekonomian, 2019).

Kemudian, melalui pengembangan Kerangka Strategi Nasional Ekonomi Digital (Kemenko Perekonomian, on-going), Indonesia Digital Nation (Kemenkomifo, 2019), Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024 (Kemenkomifo, 2021), Making Indonesia 4.0 (Kemenperin, 2018), Blueprint Sistem Pembayaran Nasional 2025 (Bank Indonesia 2019), Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial  (Stranas KA) (BPPT, 2019) dan pengembangan peta Jalan Inovasi Keuangan Digital dan Rencana Aksi 2020-2024 (OJK, 2020). 

Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya