Liputan6.com, Jakarta - Magelang adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota Magelang merupakan enklave dari Kabupaten Magelang, yang terletak pada jalur antara Kota Semarang–Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota ini terletak di tengah Kabupaten Magelang. Hal tersebut karena dulunya Kota Magelang adalah ibu kota dari Kabupaten Magelang sebelum mendapat kebijakan otonomi sebagai sebuah kota baru.
Pada 2021, jumlah penduduk Kota Magelang sebanyak 127.251 jiwa, dengan kepadatan penduduk 7.919 jiwa/km persegi. Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Magelang. Berikut enam fakta menarik seputar Kota Magelang yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Baca Juga
Advertisement
1. Asal Nama Magelang
Ada beberapa versi asal nama Magelang Ada yang berpendapat bahwa nama Magelang itu berasal dari kisah datangnya orang Keling (Kalingga) ke Jawa yang mengenakan hiasan gelang di hidungnya.
Kata gelang mendapat awalan “ma” yang menyatakan kata kerja memakai atau menggunakan, maka berarti “memakai gelang”. Jadi, Magelang berarti daerah yang didatangi orang-orang yang menggunakan atau memakai gelang.
Ada juga yang berpendapat bahwa Magelang itu berasal dari kisah dikepungnya Syekh Subakir (ulama asal Persia) oleh prajurit Mataram secara “temu gelang” atau rapat berbentuk lingkaran. Ada pula yang mengaitkan nama Magelang itu dengan kondisi geografis daerah Kedu “cumlorot” yang ternyata semakna dengan kata gelang.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Gunung Tidar
Gunung Tidar adalah gunung yang berada di tengah-tengah Kota Magelang, Jawa Tengah. Gunung ini tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan militer karena banyaknya kegiatan pendidikan Akademi Militer (Akmil) yang dilakukan di situ.
Gunung yang dalam legenda dikenal sebagai "Pakunya Tanah Jawa" ini terletak di tengah Kota Magelang dan berada pada ketinggian 503 meter dari permukaan laut. Di puncak gunung itu ada tiga makam keramat, makam pertama adalah makam Syaikh Subakir yang konon merupakan penakluk Gunung Tidar, makam Kyai Sepanjang, dan makam Kyai Semar yang konon merupakan tokoh penting pewayangan.
Selama ini, status kawasan Gunung Tidar hanya sebatas menjadi hutan kota. Namun menurut ilmuwan LIPI, Gunung Tidar sebenarnya bisa dijadikan sebagai kawasan kebun raya. Hal ini dikarenakan tempat itu memiliki sekitar 75 spesies tanaman. Dengan menjadikannya sebagai kebun raya, kawasan itu bisa digunakan untuk kebutuhan lain seperti pendidikan, penelitian, jasa lingkungan, dan pariwisata.
Advertisement
3. Kota Sejuta Bunga
Magelang dikenal dengan julukan Kota Sejuta Bunga. Sebutan Kota Sejuta Bunga sebenarnya merupakan bagian dari program yang dicanangkan Pemerintah Kota Magelang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2011-2015.
Bukan tanpa alasan konsep Kota Sejuta Bunga itu digelontorkan. Hal ini lantaran Kota Magelang pada zaman Kolonial Belanda juga dikenal sebagai Tuin Van Java, atau yang berarti kebun atau tamannya tanah Jawa.
Selain itu, banyak orang Belanda dulu senang menanam bunga, selain sebagai simbol prestise, juga menjadi gaya hidup. Tanaman bunga juga membuat orang Belanda menjadi betah tinggal di Magelang. Kala itu, bunga yang populer di kalangan warga Belanda di Magelang adalah lili dan gladiol.
Belakangan ini, pohon tabebuya (Handroanthus chrysotrichus) banyak ditanam di tepi jalan utama Kota Magelang. Keindahan bunga tabebuya yang mekar menarik perhatian warga, hingga menjadikan tempat itu lokasi berswafoto.
4. Wisata Museum
Kota Magelang memiliki banyak museum yang dapat dikunjungi oleh semua lapisan masyarakat, mulai museum seni sampai museum sejarah dapat dijumpai di jalanan perkotaan ini. Salah satunya adalah Museum OHD, merupakan singkatan dari Oei Hong Djien.
Museum itu terletak di Jalan Diponegoro, berdekatan dengan kawasan pecinan. Museum ini memamerkan berbagai karya seni, mulai dari lukisan, patung, seni instalasi modern karya seniman-seniman asal Indonesia yang terkenal seperti Affandi, Basoeki Abdullah, dan masih banyak lagi.
Ada juga Museum Jenderal Soedirman yang terletak di seberang Taman Badaan. Museum ini merupalan tempat Jenderal Soedirman menghembuskan napas terakhirnya. Selain itu, ada Museum Diponegoro.
Museum ini merupakan tempat penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Jenderal de Kock pada 20 Oktober 1830. Menurut sejarah, penangkapan Pangeran Diponegoro terjadi karena Belanda menipunya dengan iming-iming berunding.
Advertisement
5. Taman Wisata
Kota Magelang punya beberapa destinasi wisata menarik. Salah satunya yang jadi favorit banyak orang adalah Taman Kyai Langgeng yang terletak di Jalan Cempaka. Ini adalah satu-satunya taman wisata di Kota Magelang dengan luas seluruhnya meliputi 28 hektare. Taman wisata ini memiliki ratusan koleksi tanaman langka yang bisa dimanfaatkan sebagai objek penelitian, patung-patung dinosaurus dalam ukuran asli, aneka fasilitas permainan, serta yang terbaru adalah prototipe pesawat terbang.
Ada juga Alun-alun Kota yang dijadikan sebagai pusat Kota Magelang karena letaknya yang sangat strategis di tengah kota. Di sekeliling tempat wisata ini terdapat banyak pusat perbelanjaan dan tempat umum lainnya.
6. Kuliner Khas Magelang
Ada berbagai macam kuliner khas Kota Magelang, salah satunya adalah Kupat Tahu. Jika biasanya, Kupat Tahu diberi tambahan mi maupun tauge rebus, khusus di daerah dilengkapi dengan bakwan, irisan kol, tahu putih, dan sebagainya.
Ada pula Sego Godog yang terbuat dari nasi yang direbus. Bahan pembuatannya terbilang cukup sederhana seperti telur, ayam, tomat, kubis, sambal, dan sebagainya. Dari segi rasa, makanan tentu sangat enak dan gurih.
Selain itu, ada Mangut Beong, yang berbahai ikan air tawar beong yang bisa ditemukan di Sungai Progo. Di Magelang, ikan beong biasa dimasak menjadi menu mangat beong dengan kuah santan yang pedas dan gurih. Makanan khas lainnya di Magelang adalah Sop Senerek, Nasi Lesah Jemunak, Grubi, Keripik Slondok, dan Nasi Goreng Magelangan.
Advertisement