2 Sukarelawan AS Hilang di Ukraina, Diduga Ditahan Rusia

Relawan asal Amerika Serikat hilang dan diduga ditawan oleh pihak Rusia.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Jun 2022, 13:00 WIB
Sebuah mobil terbakar di sisi rumah sakit bersalin yang rusak akibat serangan udara di Mariupol, Ukraina (9/2/2022). Serangan Rusia telah merusak parah sebuah rumah sakit bersalin di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, kata pejabat Ukraina. (AP Photo/Evgeniy Maloletka)

Liputan6.com, Jakarta - Dua orang Amerika yang secara sukarela mendukung Ukraina telah hilang dan dikhawatirkan telah ditawan oleh Rusia, kata pejabat dan anggota keluarga, Rabu (15 Juni).

Tawanan Amerika akan menambah lapisan kerumitan lain pada upaya Amerika Serikat, yang memompa miliaran dolar ke Ukraina tetapi berusaha menghindari konfrontasi langsung dengan Rusia. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Kamis (16/6/2022). 

Alexander Drueke dan Andy Huynh, keduanya veteran militer AS yang telah tinggal di Alabama, kehilangan kontak dengan keluarga mereka setelah pertempuran di Ukraina.

Ibu Drueke menghubungi awal pekan ini, kata anggota kongres lokalnya, Terri Sewell.

"Menurut keluarganya, mereka belum mendengar kabar dari Drueke dalam beberapa hari," kata Sewell dalam sebuah pernyataan.

"Kami akan terus melakukan segala daya kami untuk membantu menemukan dia dan menemukan jawaban untuk keluarganya."

Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan dia tidak bisa mengkonfirmasi hilangnya dua orang Amerika itu tetapi mengatakan bahwa "jika itu benar, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk membawa mereka kembali ke rumah dengan selamat".

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Berjuang untuk Ukraina

Prajurit unit pasukan khusus Ukraina Kraken berbicara dengan seorang pria di jembatan yang hancur di jalan dekat desa Rus'ka Lozova, utara Kharkiv, pada 16 Mei 2022. Ukraina mengatakan pasukannya telah menguasai kembali wilayah di Perbatasan Rusia dekat kota terbesar kedua di negara itu Kharkiv, yang terus-menerus diserang sejak invasi Moskow dimulai. (Dimitar DILKOFF / AFP)

Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak menyarankan orang Amerika untuk bepergian ke Ukraina, yang telah mengalami perang hampir empat bulan melawan invasi pasukan Rusia.

"Ini adalah zona perang. Ini adalah pertempuran. Dan jika Anda merasa bersemangat untuk mendukung Ukraina, ada sejumlah cara lain untuk melakukannya yang lebih aman dan sama efektifnya," kata Kirby kepada wartawan.

The Telegraph, yang pertama kali melaporkan hilangnya mereka, mengutip seorang rekan pejuang yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan kedua pria itu ditangkap setelah bertemu dengan pasukan Rusia yang lebih besar selama pertempuran 9 Juni di timur laut Kharkiv.

Ibu Drueke, Lois Drueke, mengatakan bahwa putranya memberi tahu keluarganya bahwa dia sedang mengajari pasukan Ukraina cara menggunakan senjata buatan AS.

"Alex merasa sangat kuat bahwa dia telah dilatih dengan cara yang dapat membantu Ukraina menjadi kuat dan mendorong Putin kembali," katanya kepada The Washington Post, merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.


Orang Amerika Pertama

Reaksi Natali Sevriukova di samping rumahnya menyusul serangan roket di kota Kyiv, Ukraina, 25 Februari 2022. Tepat pada hari ini, Kamis, 24 Maret 2022, invasi Rusia ke Ukraina sudah terhitung genap satu bulan penuh. (AP Photo/Emilio Morenatti)

Keduanya adalah orang Amerika pertama yang diyakini telah ditangkap atau dilukai di Ukraina, yang diinvasi Putin pada Februari.

Dua warga negara Inggris dilaporkan tewas dalam pertempuran itu dan dua warga Inggris lainnya menghadapi hukuman mati setelah ditangkap dan dihukum sebagai tentara bayaran oleh pengadilan pro-Rusia.

Presiden Joe Biden Rabu sebelumnya mengumumkan bantuan militer senilai 1 miliar dolar AS lagi ke Ukraina tetapi mengatakan bahwa pasukan AS tidak akan secara langsung melibatkan Rusia, sesama kekuatan nuklir.

Infografis Syarat Putin Stop Serang Ukraina (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya