Telegram Dorong Kebebasan Berekspresi Usai Temui Presiden Brasil

Telegram mengatakan bahwa mereka telah meresmikan perjanjian dengan pemerintah Brasil untuk mencegah penyebaran informasi palsu

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Jun 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi Telegram. (Photo by Ümit Solmaz on Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Telegram menyatakan komitmen terhadap kebebasan berbicara dan keamanan penggunanya di negara berkembang. Hal ini mereka sampaikan usai menemui Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada Selasa, 7 Juni 2022 yang lalu.

Dalam pertemuan tersebut, Telegram diwakili Ilya Perekopsky, Wakil Presiden Telegram, serta didampingi perwakilan hukum aplikasi perpesanan di Brasil Alan Thomaz, di Palácio do Planalto.

Perekopsky mengungkapkan bahwa dalam pertemuan tersebut, mereka telah berdiskusi dan membahas kebebasan berekspresi, yang merupakan "prinsip terpenting yang menjadi dasar Telegram."

Selain itu, mengutip siaran pers Telegram, Kamis (16/6/2022), dalam pertemuan itu dibahas juga mengenai kepatuhan terhadap konstitusi.

Perusahaan menyebutkan, topik mengenai media sosial dan dampaknya pada keadilan menjadi topik pembicaraan dalam beberapa bulan terakhir di Brasil.

Telegram mengatakan, di negara itu terjadi perdebatan terkait batasan antara regulasi yang dibutuhkan untuk mencegah berita palsu dan hak warga negara atas kebebasan berbicara.

Perusahaan besutan Pavel Durov itu pun mengatakan bahwa mereka telah meresmikan perjanjian dengan pemerintah Brasil untuk mencegah penyebaran informasi palsu.

"Dengan perjanjian baru ini, Telegram menegaskan kembali komitmennya terhadap kebebasan berbicara dan demokrasi di negara-negara berkembang," tulis perusahaan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tata Kelola Data

Ilustrasi Telegram. (Doc: Techweez)

Telegram lebih lanjut mengklaim bahwa aplikasi mereka telah menjadi alat yang berguna untuk pemberdayaan masyarakat. Mereka menyebut, hal ini selaras dengan salah satu isu utama yang dibahas dalam G20, khususnya pembahasan mengenai Ekonomi Digital.

"Pada Pertemuan Tingkat Menteri Ekonomi Digital G20, dikomunikasikan bahwa data akan menjadi komoditas penting untuk informasi dan keputusan, maka tata kelola data harus terstruktur agar aman dan bermanfaat."

Maka dari itu, kata Telegram, penguasaan data harus berpegang pada prinsip yang kuat untuk kehidupan yang lebih baik bagi semua, bukan untuk mendominasi yang lemah.

Lebih lanjut, di Indonesia, Telegram disebut sebagai salah satu aplikasi chat yang paling banyak digunakan, untuk berkomunikasi tanpa batasan.

Perusahaan menyebut, enkripsi end-to-end di fitur Secret Chats memberikan keamanan maksimal bagi pengguna dari aplikasi.

Grup chat juga dapat menampung hingga 200 ribu pengguna dan "channels" memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan kepada audiens dalam jumlah tak terbatas secara efektif.

Menurut Telegram, hal ini sangat berguna di Indonesia, di mana perjalanan menuju demokrasi merupakan upaya yang terus diperjuangkan.

 


Fitur untuk Lindungi Privasi Pengguna

Telegram, Aplikasi Telegram. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Perusahaan mengklaim, percakapan pengguna dalam Secret Chats aman dari kebocoran data karena fitur ini dapat mencegah pihak ketiga, termasuk platform aplikasi, mengakses data saat ditransfer dari satu sistem atau perangkat ke sistem perangkat lainnya.

Telegram juga memiliki sejumlah fitur lain seperti fitur Lock Chat dan fitur Self-Destruct Chat. Fitur Lock Chat membuat pengguna dapat mengunci pesannya secara otomatis setelah tidak digunakan selama beberapa menit.

Sementara Self-Destruct memungkinkan pengguna untuk menghapus pesan secara otomatis setelah jangka waktu tertentu.

Fitur lain memungkinkan pengguna membatasi undangan untuk bergabung dengan grup, serta membuat konten menjadi terlindungi dalam grup dan channel.

Telegram menegaskan bahwa privasi pengguna adalah prioritas terbesar bagi mereka. Berbagai fitur tersebut bersama dengan perjanjian terbaru ini, dinilai menjadi bentuk komitmen perusahaan terhadap prinsip-prinsipnya sejak awal.


Telegram Premium Dipastikan Meluncur Akhir Juni 2022

Ilustrasi Telegram (Sumber: Iran Human Rights)

Telegram Premium dipastikan akan meluncur ke seluruh pengguna aplikasi di Android dan iOS pada Juni 2022. Kabar ini dikonfirmasi oleh CEO dan pendiri aplikasi, Pavel Durov. Lewat kanal Telegram miliknya, Durov mengonfirmasi layanan ini akan hadir akhir bulan ini.

Durov memastikan, pengguna saat ini tidak akan melihat perubahan besar terhadap pengalaman mereka saat pakai Telegram. "Semua fitur yang ada tetap gratis."

"Setelah memikirkannya, kami menyadari agar pengguna setia mendapatkan lebih sambil menjaga fitur saat ini tetap gratis adalah dengan menaikkan batasan sebagai opsi berbayar,” tulis Durov di kanal Telegram-nya, Sabtu (11/6/2022).

Sayangnya, Durov tidak mengungkap lebih lengkap tentang berapa harga Telegram Premium jika pengguna ingin berlangganan.

Namun, beberapa waktu lalu bocoran informasi terkait biaya berlangganan Telegram Premium hingga fitur-fitur yang didapatkan sudah beredar di internet.

Mengutip dari channel Telegram Info, Rabu (8/6/2022), perusahaan akan membanderol harga Telegram Premium sebesar USD 4.99 atau sekitar Rp 72 ribu per bulan.

(Dio/Isk)

Infografis Cek Fakta: Kumpulan Hoaks Seputar Covid 19 terbaru yang beredar di WhatsApp (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya