Decluttering: Beres-Beres Barang dan Manfaatnya bagi Kesehatan Mental

Decluttering merupakan kegiatan membuang atau menyingkirkan sesuatu yang sudah tidak dibutuhkan dan tidak terpakai. Artikel ini berisi manfaat decluttering bagi kesehatan mental

oleh Putri Annisa diperbarui 20 Jun 2022, 09:10 WIB
Ilustrasi organizer untuk mengatur isi lemari. (dok. IKEA)

Liputan6.com, Jakarta Barang-barang yang menumpuk di dalam rumah Anda lama-kelamaan tentunya akan membuat stres. Jika sudah begitu, Anda perlu menyortir barang-barang yang sudah tidak diperlukan atau yang saat ini dikenal dengan istilah decluttering.

Decluttering merupakan kegiatan membuang atau menyingkirkan sesuatu yang sudah tidak dibutuhkan dan tidak terpakai. Biasanya, sejumlah orang mengalokasikan waktu khusus untuk melakukan decluttering secara berkala. Namun, ada juga yang melakukan decluttering sambil bersih-bersih atau beres-beres tempat tinggal.

Di samping manfaat untuk meminimalkan penumpukan debu dan kotoran, melakukan decluttering secara rutin dan berkala ternyata juga memberikan manfaat bagi kesehatan mental Anda.

Dikutip dari laman Merdeka.com, para peneliti di UCLA's Center on Everyday Lives and Families (CELF) telah mengidentifikasi hubungan langsung antara hormon stres kortisol dengan kekacauan (rumah yang berantakan)

Sebuah makalah lebih lanjut dari American Association for Nurse Anaesthetists, menunjukkan bahwa orang-orang dengan rumah berantakan, 77 persen lebih mungkin memiliki masalah berat badan.

Ya, ruangan yang berantakan, penuh barang, dan berdebu akan membuat Anda sulit untuk fokus melakukan aktivitas. Selain itu, ada banyak dampak negatif yang disebabkan rumah atau barang-barang berantakan seperti tegang, kebingungan, hingga depresi. Karena itulah dibutuhkan decluttering untuk menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak terpakai.

Berikut ini sejumlah manfaat decluttering bagi kesehatan mental, yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Manfaat Decluttering bagi Kesehatan Mental

Ilustrasi kesehatan mental (Gambar oleh Wokandapix dari Pixabay)

1. Mengurangi Stres

Dilansir dari Mayo Clinic, Kamis (16/6/2022), barang-barang yang menumpuk dan berantakan ternyata bisa memicu peningkatan hormon kortisol penyebab stres. Sementara ruangan yang rapi dan tenang akan mengurangi stres dan rasa sedih.

Karena itu, Anda disarankan untuk rutin melakukan decluttering. Agar tidak merasa kewalahan saat decluttering, bangunlah kebiasaan sederhana dengan merapikan tempat tinggal setiap hari. Mulailah dengan meluangkan waktu 10 sampai 15 menit setiap hari untuk menata sekaligus memilah barang yang sudah tidak dipakai.

2. Mengatasi Susah Tidur

Rumah dan barang-barang yang berantakan, terutama di kamar tidur rupanya bisa mengganggu pola tidur Anda. Para peneliti dari Universitas St. Lawrence menemukan bahwa kamar tidur yang berantakan menyebabkan kurang tidur karena depresi dan stres. Bagi Anda yang susah tidur di malam hari, ada baiknya untuk mulai rajin melakukan decluttering agar kamar tidur dan tempat tinggal. Tujuannya yaitu agar pikiran Anda menjadi lebih tenang.

 


3. Meningkatkan Fokus

Ilustrasi ketika tidak fokus kerja. (Foto: Shutterstock)

Tempat yang bersih akan membuat seseorang lebih produktif. Jika Anda sedang kesulitan untuk fokus saat ini, bangun dari tempat duduk dan cobalah untuk merapikan ruangan. Selain itu, cobalah membuang barang yang sudah tidak digunakan atau membatasi jumlah barang yang dimiliki. Hal ini dapat mengurangi perhatian otak pada benda-benda yang Anda punya.

4. Membangun Rasa Percaya Diri

Dilansir dari Psychology Today, proses merapikan dan memilah-milah barang dapat membantu Anda melatih keterampilan memecahkan masalah dan membuat keputusan dengan cepat. Secara tidak langsung, keterampilan tersebut dapat memberikan kepuasa diri dan membangun rasa percaya diri Anda.


Dampak Negatif Rumah Berantakan dan Penuh Barang

Ilustrasi keadaan rumah yang berantakan seperti ini dapat mempengaruhi kualitas hubungan Anda dengan pasangan. Sumber: The Huffington Post.

Membuat Sulit Tidur

Jika Anda memiliki rasa cemas berlebihan, menimbun barang secara tidak langsung akan memicu rasa cemas sampai menyebabkan masalah sulit tidur. Saat ruangan Anda terlalu berantakan, ada rasa tidak aman yang muncul. Entah itu karena takut kehilangan barang, atau ada serangga yang muncul karena terlalu kotor. Akhirnya, kurang tidur pun akan membuat Anda sulit mengambil keputusan besar.

Menyebabkan Kebingungan dan Ketegangan

Saat fokus menurun, Anda akan kebingungan dalam mengerjakan sesuatu. Sebuah studi menyebutkan, ruangan yang berantakan dapat memengaruhi visual seseorang meski tidak terkait dengan pekerjaan yang sedang diselesaikan. Kebingungan inilah yang akan membuat Anda sulit menyelesaikan pekerjaan secara efisien.

Depresi

Sebuah studi menyatakan bahwa perempuan yang tinggal di rumah berantakan cenderung lebih cepat lelah dan depresi. Para perempuan menggambarkan rumah merupakan tempat untuk mengembalikan tenaga baru setelah beraktivitas. Sementara rumah yang berantakan membuat kadar hormon kortisol pada perempuan meningkat hingga terserang stres.

 

 

Infografis Ciri-Ciri Orang Miliki Gangguan Kesehatan Mental. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya