The Fed Kerek Suku Bunga, IHSG Terbang 1,6 Persen pada Sesi I

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG meroket 1,6 persen ke posisi 7.120,66. setelah the Fed dongkrak suku bunga.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Jun 2022, 12:34 WIB
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan Kamis (16/6/2022). Investor asing pun melakukan aksi beli saham di seluruh pasar.

Penguatan IHSG pun terjadi di tengah bursa saham global yang menghijau. Hal itu setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG meroket 1,6 persen ke posisi 7.120,66. Indeks LQ45 menguat 1,6 persen ke posisi 1.030,41. Seluruh indeks acuan kompak menghijau. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.138,49 dan terendah

Sebanyak 384 saham menguat sehingga angkat IHSG. 148 saham melemah dan 140 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 864.335 kali dengan volume perdagangan 18,2 miliar saham. Nilai transaksi Rp 9,9 triliun. Investor asing beli saham Rp 60,44 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.720.

Seluruh sektor saham kompak menghijau. Indeks sektor saham IDXenergy menguat 3,31 persen, dan catat penguatan terbesar. Disusul indeks sektor saham IDXindustry menanjak 2,55 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur menguat 1,96 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi mendaki 1,93 persen.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks Hang Seng melemah 1,19 persen, indeks Thailand tergelincir 0,14 persen, indeks Shanghai susut 0,07 persen,dan indeks Taiwan merosot 0,30 persen.

Sementara itu, indeks Korea Selatan Kospi bertambah 0,56 persen, indeks Jepang Nikkei naik 0,58 persen dan indeks Singapura menguat 0,77 persen.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kata Analis

Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, kenaikan IHSG karena menguatnya bursa saham Amerika Serikat (AS) yang dipicu oleh kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang sesuai konsensus. The Fed dongkrak suku bunga 75 basis poin pada pertemuan pekan ketiga Juni 2022.

“Selain itu dari sisi teknikal juga telah kami sampaikan masih ada potensi IHSG menguat selama masih berada di atas 6.924 sebagai supportnya,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Herditya menuturkan, kenaikan suku bunga the Fed untuk meredam inflasi AS.  Dengan kenaikan suku bunga bank sentral tersebut, investor pun dinilai merespons positif.

"Untuk Indonesia tentunya Bank Indonesia (BI) masih melihat tingkat inflasi yang masih terkontrol jadi kami memperkirakan 7DRRR masih stabil di 3,5 persen,” ujar dia.

Selain itu, aliran dana asing pun diperkirakan masih masuk ke pasar saham Indonesia meski suku bunga the Fed naik. "Untuk aliran dana diperkirakan tidak terpengaruh karena sudah priced in,” ujar dia.


Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham ESTA melambung 16,83 persen

-Saham APEX melambung 14,14 persen

-Saham ASLC melambung 13,33 persen

-Saham TRIN melambung 12,62 persen

-Saham KINO melambung 12,08 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham TIRT melemah 6,94 persen

-Saham KONI melemah 6,86 persen

-Saham PURI melemah 6,81 persen

-Saham ASHA melemah 6,67 persen

-Saham DFAM melemah 6,63 persen

 

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BMRI senilai Rp 101,2 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 81,1 miliar

-Saham PTBA senilai Rp 20,2 miliar

-Saham KLBF senilai Rp 14,4 miliar

-Saham DMMX senilai Rp 12,4 miliar

 

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham BBNI senilai Rp 69,6 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 40,2 miliar

-Saham MDKA senilai Rp 38,8 miliar

-Saham ARTO senilai Rp 29,4 miliar

-Saham UNTR senilai Rp 23,7 miliar

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya