Liputan6.com, Jakarta - Survei mengungkapkan sebagian besar jutawan milenial di Amerika Serikat merasa optimis pada ekonomi negara itu, dengan hampir tiga perempat mengharapkan perbaikan pada akhir tahun 2022.
Hal itu terkuak dalam survei kepada para miliarder AS bertajuk CNBC Millionaire Survey.
Advertisement
Dilansir dari CNBC, Jumat (17/6/2022) kekhawatiran inflasi adalah tema di seluruh survei, dengan 37 persen jutawan mengakui masalah tersebut adalah risiko terbesar bagi ekonomi selama AS 12 bulan ke depan, temuan menunjukkan.
"Ini adalah pertama kalinya para jutawan dalam survei tersebut mengatakan bahwa inflasi adalah ancaman No. 1 mereka — baik bagi pasar saham, ekonomi, dan kekayaan bersih pribadi mereka," kata Robert Frank, editor berita kekayaan di CNBC, yang mengungkap temuan di Financial Advisor Summit.
Namun, para jutawan milenial yang disurvei memiliki prospek ekonomi yang lebih cerah daripada rekan-rekan mereka yang berusia lebih tua.
Mayoritas mengatakan mereka melihat inflasi akan berlangsung enam bulan sampai satu tahun, dibandingkan dengan generasi tua yang memprediksi biaya yang lebih tinggi akan bertahan selama satu sampai dua tahun mendatang atau lebih.
Dan lebih dari setengah responden CNBC Millionaire Survey sangat yakin dengan kemampuan Federal Reserve untuk mengelola inflasi.
"Para jutawan milenial tidak hanya menjadi jenis investor yang berbeda, tetapi juga jenis investor yang sama sekali berbeda," ujar Frank.
CNBC Millionaire Survey juga mengungkapkan bahwa, sementara hampir 70 persen miliarder di AS memiliki penasihat keuangan, persentasenya meningkat menjadi hampir 90 persen untuk generasi milenial.
Survei CNBC : Jutawan Muda di AS Lebih Cenderung Beli Saham
Menanggapi inflasi, jutawan muda di AS lebih cenderung membeli saham dan aset pendapatan tetap, dan cenderung tidak memiliki jumlah uang tunai yang lebih tinggi, ungkap CNBC Millionaire Survey.
"Mereka aktif di pasar, mereka membeli lebih banyak saham dengan harga dua kali lipat dari generasi boomer," kata Robert Frank, editor berita kekayaan di CNBC.
"Dan itu sekali lagi mencerminkan optimisme," ucapnya.
Menurut Frank, generasi mienial memiliki garis waktu investasi yang lebih lama, yang mungkin cocok dengan pendekatan yang lebih agresif.
Namun, sementara sebagian besar jutawan yang disurvei belum mengurangi pengeluaran di tengah kenaikan inflasi, generasi millennial lebih cenderung mengubah kebiasaan mereka.
Hampir setengah, sebesar 48 persen, menunda pembelian mobil baru, dan 44 persen menunda membeli rumah, dan 62 persen lebih sedikit mengeluarkan uang untuk amal, demikian menurut CNBC Millionaire Survey.
Advertisement