Liputan6.com, Jakarta Chris Evans menyampaikan aspirasinya soal isu panas yang menimpa film barunya, Lghtyear. Dalam film animasi garapan Pixar dan Disney itu, terdapat adegan ciuman mesra antar dua karakter wanita yang dituding sebagai salah satu agenda pro-LGBT.
Sejumlah negara termasuk Indonesia telah melarang penayangan film yang diadaptasi dari karakter boneka Buzz Lightyear di Toy Story ini. Selain masalah norma dan religi, ini adalah film animasi yang bisa saja ditonton oleh anak-anak.
Atas hal ini, Chris Evans yang mengisi suara Buzz Lightyear tak ragu menyebut bahwa tudingan film ini membawa agenda pro LGBT merupakan hal yang sangat keliru. Bahkan, ia menyamakan para penyebar isu tersebut seperti dinosaurus.
Pemeran Captain America ini pun melanjutkan pernyataannya dengan meminta agar warga Amerika Serikat tetap berpegang teguh pada peraturan yang sudah ditetapkan. Termasuk soal kesetaraan terhadap segala hal mulai dari gender, ras, agama, hingga orientasi seksual.
Baca Juga
Advertisement
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mencoba Bertahan
Chris Evans secara berani melontarkan kalimat bernada keras. Ia menyebut orang-orang yang protes tersebut terlalu mempertahankan hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
"Akan selalu ada orang-orang yang takut dan tidak sadar dan mencoba untuk mempertahankan apa yang sudah ada sebelumnya," kata Chris Evans dalam wawancara bersama Reuters Television, melansir foxnews.com.
Advertisement
Disamakan dengan Dinosaurus
Makin berani, Chris Evans menyebut orang-orang tersebut setara dengan dinosaurus. Namun begitu, ia tak peduli sama sekali dan berfokus pada kemajuan negaranya.
"Tetapi orang-orang itu mati seperti dinosaurus. Saya pikir tujuannya adalah untuk tidak memedulikan mereka, maju, dan merangkul pertumbuhan yang membuat kita manusia," sambungnya.
Teringat Sejarah
Chris Evans juga mengingat kembali sejarah negara Amerika Serikat yang dahulu memang rentan dengan isu diskriminasi. Namun ia menyebut hal itulah yang membuat negaranya tetap stabil dan semakin baik.
"Setiap kali ada kemajuan sosial saat kita bangun, kisah Amerika, kisah manusia adalah salah satu kebangkitan dan pertumbuhan sosial yang konstan dan itulah yang membuat kita baik," jelas Evans.
Advertisement