Livin Investasi Banyak Peminat, Bank Mandiri Revisi Target Pertumbuhan Investor

Bank Mandiri optimistis investor akan bertambah hingga empat kali lipat hingga akhir tahun 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Jun 2022, 19:45 WIB
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat minat investasi yang tinggi melalui fitur Livin Investasi. (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)

Liputan6.com, Labuan Bajo - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat minat investasi yang tinggi melalui fitur Livin' Investasi. Tercermin dari jumlah investor baru yang berhasil dijaring melalui fitur tersebut yang mencapai 40 juta nasabah sejak diluncurkan pada 23 Mei 2022.

"Dengan waktu kurang dari 15 hari, nasabah yang benar-benar investasi ada sekitar 40 ribu. Sehari kurang lebih 1.500-2.000 yang transaksi buka reksa dana atau produk investasi lain. Nilai transaksi hampir Rp 200 miliar," ungkap Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi AS Aturridha, Kamis (16/6/2022).

Dalam kesempatan yang sama, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi mengaku terkejut dengan capaian itu. Melihat animo yang begitu tinggi, perseroan akan melakukan kajian ulang terkait target investor dan dana kelolaan yang dibidik hingga akhir tahun.

"Terus terang kami sangat terkejut dengan animo dari masyarkaat. Dalam dua minggu nambah 40 ribu investor. Jadi saya bingung mau target berapa," kata Thomas.

Bank Mandiri optimistis investor akan bertambah hingga empat kali lipat hingga akhir tahun. Mengingat perseroan tidak memasang target spesifik mengenai investor yang disasar. Sehingga diharapkan bisa menjangkau pasar seluas-luasnya.

"Mungkin tiga sampai empat kali kita masih berani untuk bisa tambah lagi investornya. Karena ini segmennya sangat luas. Mulai dari pelajar, mahasiswa, sampai ke orang-orang yang memang sudah biasa berinvestasi," kata Thomas.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Restrukturisasi Kredit Bank Mandiri Tinggal Rp 64 Triliun

Nasabah bertransaksi di anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Mandiri di Mal Pondok indah 2, Jakarta, Sabtu (20/7/2019). Sejumlah nasabah Bank Mandiri mengeluhkan perubahan drastis saldo di rekening yang mengalami pengurangan dan ada juga yang mengalami penambahan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat tren restrukturisasi debitur terdampak COVID-19 yang kian melandai. Hingga akhir April 2022, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri menjadi Rp 64 triliun.

Secara keseluruhan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga April 2022, nilai restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 telah menuju ke Rp 606,39 triliun. Posisi ini sudah jauh lebih rendah, dari level tertingginya di akhir tahun 2020 yang menyentuh Rp 1.000 triliun.

Hal ini menandakan, tingkat kemampuan membayar debitur terus membaik yang diikuti dengan peran perbankan yang mendorong perbaikan kualitas kredit.

"Restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri telah mencapai puncaknya di sekitar kuartal II 2021 dan terus menunjukkan tren penurunan secara bertahap sampai dengan April 2022," kata Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Rohan Hafas dalam keterangan tertulis, Rabu (15/6/2022).

 

 


Jaga Kualitas Kredit

Ilustrasi nasabah melakukan transaksi di cabang Bank Mandiri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Artinya, bila dibandingkan dengan posisi tertinggi pada Juni 2021, posisi restrukturisasi Covid-19 di Bank Mandiri telah menurun sebesar Rp 32,48 triliun. Penurunan ini berasal dari kemampuan membayar debitur yang telah menunjukkan perbaikan.

Tren penurunan restrukturisasi Covid-19 juga tercermin dalam total rasio Loan At Risk (LAR) termasuk debitur terdampak Covid-19 Bank Mandiri yang mencapai level 16,4 persen pada April 2022. Posisi tersebut telah menurun dibandingkan periode akhir tahun 2021 yang menyentuh 17,75 persen.

"Untuk menjaga kualitas kredit, Bank Mandiri secara intens melakukan monitoring termasuk melakukan Stress test secara berkala serta menerapkan early warning sign untuk memastikan posisi pencadangan berada di level optimal," imbuh Rohan.

Pada saat bersamaan, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit di akhir April 2022 yang berhasil tumbuh sebesar 12,2 persen secara yoy, jauh di atas rata-rata industri.


Kredit UMKM Bank Mandiri Sentuh Rp 109,04 Triliun hingga April 2022

Nasabah antre untuk melakukan transaksi perbankan di KCU Bank Mandiri Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (26/2/2021). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin simpanan nasabah di bank hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank dengan syarat 3 T. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk terus mendorong perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan terus menyalurkan kredit ke sektor tersebut. Bank Mandiri juga mendorong agar UMKM bisa naik kelas bahkan hingga berorientasi ekspor.

SEVP Micro and Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso menjelaskan, penyaluran kredit UMKM Bank Mandiri tercatat Rp 109,04 triliun hingga April 2022. Realisasi tersebut meningkat sebesar 16,2 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan kualitas kredit yang terjaga.

"Komitmen Bank Mandiri terhadap pengembangan UMKM diwujudkan lewat penyaluran kredit UMKM yang terus meningkat," ujar Josephus, Selasa (31/5/2022).

Tidak hanya itu, Josephus juga menjelaskan jumlah debitur UMKM Bank Mandiri terus meningkat, bahkan tumbuh 10 persen secara year on year (YoY) di empat bulan pertama 2022.

"Realisasi ini menunjukkan bahwa ekosistem UMKM di dalam negeri telah pulih, dan terus tumbuh positif," ujarnya.

Bila dilihat berdasarkan sektor usahanya, sektor pertanian, perburuan dan sarana pertanian terus mencatat perbaikan. Termasuk sektor lain seperti perdagangan, restoran dan hotel, perindustrian serta jasa.

"Secara sektoral, bisnis UMKM terus menunjukan pertumbuhan yang konsisten. Kami optimis, kondisi ini akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat serta dukungan Pemerintah dan regulator dalam menopang pertumbuhan UMKM," imbuhnya.


Naik Kelas

Petugas menata tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (20/1/2021). BI mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tinggi pada November 2020 dengan didukung komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tidak hanya dari penyaluran kredit, komitmen Bank Mandiri dalam mendukung sektor UMKM juga diwujudkan lewat pengembangan Rumah BUMN sebagai wadah pelatihan dan pembinaan yang menjadi bagian program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSL) Bank Mandiri.

Josephus menjelaskan, Rumah BUMN merupakan wujud pengayaan dari program Rumah Kreatif BUMN yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM.

"Langkah ini merupakan bagian dari inisiatif Bank Mandiri sebagai perusahaan BUMN untuk meningkatkan kelas bagi UMKM di Indonesia melalui empat tahapan yaitu Go Modern, Go Digital, Go Online dan Go Global," terangnya.

Sejak dijalankan pada 2017 lalu, Bank Mandiri telah mendirikan 22 Rumah BUMN (RB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, total UMKM yang tergabung dalam RB Bank Mandiri mencapai 13.687 UMKM.

"Bank Mandiri secara aktif memberikan pelatihan serta pembinaan bagi pelaku UMKM. Salah satunya dengan memanfaatkan ekosistem digital seperti e-commerce dan sosial media untuk memperluas akses pasar serta daya saing UMKM lokal," pungkas Josephus.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya