Strategi Multistrada Hadapi Kenaikan Harga Bahan Baku

Presiden Direktur PT Multistrada Arah Sarana Tbk, Steven Vette menuturkan, pada 2022 masih cukup banyak tantangan dan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Jun 2022, 06:17 WIB
Paparan publik PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), 15 Juni 2022. (Foto: PT Multistrada Arah Sarana Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Multisrada Arah Sarana Tbk (MASA) optimistis tren pertumbuhan akan terus berlangsung pada 2022 di tengah ketidakpastian global. PT Multistrada Arah Sarana Tbk pun menyiapkan strategi penyesuaian biaya untuk hadapi tantangan dan ketidakpastian pada 2022.

Presiden Direktur PT Multistrada Arah Sarana Tbk, Steven Vette menuturkan,  pada 2022 masih cukup banyak tantangan dan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan. Hal itu antara lain situasi pandemi COVID-19 yang masih belum usai, kenaikan harga bahan baku, serta biaya dan ketersediaan layanan logistik yang masih belum menentu.

"Tapi kami cukup optimistis tren pertumbuhan akan terus berlangsung pada tahun ini karena perusahaan sudah menyiapkan strategi penyesuaian biaya,” tutur dia dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (17/6/2022).

Berdasarkan kinerja keuangan 2021, perseroan mencatat penjualan USD 463,20 juta pada 2021. Penjualan itu tumbuh 45,05 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 319,33 juta. Sementara itu, laba diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 72,46 persen menjadi USD 60,97 juta pada 2021. Pada 2022, perseroan raup laba USD 35,35 juta.

Pada 2021, menunjukkan pertumbuhan yang kuat pada penjualan ban mobil penumpang dan pertumbuhan positif pada ban sepeda motor. Perusahaan mencatatkan peningkatan volume penjualan ban mobil sebesar 27 persen dan ban sepeda motor sebesar 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Ia mengatakan, perseroan berkomitmen memperluas penawaran produk dan layanannya baik di pasar domestik dan ekspor. Pada 2021, 77 persen dari penjualan berasal dari ekspor dan sisanya dari penjualan di pasar domestik.

Vette menuturkan, pencapaian itu merupakan hasil dari integrasi perusahaan dengan Grup Michelin pada semua aspek bisnis dan operasional, termasuk produksi, mutu, rantai pasokan, logistik, serta keuangan, penjualan, pemasaran, dan pengadaan.

Selain itu pertumbuhan signifikan pada permintaan ekspor menjadi salah satu pendorong kinerja positif perusahaan.

"Pasar ekspor terutama berkontribusi pada pertumbuhan yang cukup tinggi pada ban mobil penumpang. Ini merupakan dampak langsung dari peningkatan produksi ban-ban merek Michelin, yaitu Uniroyal dan BFGoodrich. Perusahaan akan terus mendorong peningkatan utilisasi produksi, terutama ban mobil seiring dengan permintaan pasar ekspor yang terus bertumbuh,” ujar Steven.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kinerja Kuartal I 2022

Petugas kebersihan bekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Transaksi bursa agak surut dengan nyaris 11 miliar saham diperdagangkan sebanyak lebih dari 939.000 kali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, laporan perusahaan pada kuartal pertama 2022, mencatatkan peningkatan produksi sebesar 7 persen untuk ban mobil penumpang dari 3,9 juta ban pada kuartal pertama 2021 menjadi 4,2 juta ban pada periode yang sama tahun ini.

Sementara produksi ban motor mengalami kenaikan sebesar 17 persen dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu menjadi 2,8 juta ban. Hampir 75 persen dari total penjualan ban berasal dari pasar ekspor, terutama ke Amerika Utara.

Hingga kuartal I 2022, perseroan mencatat penjualan tumbuh 36,5 persen menjadi USD 150,29 juta jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 110,09 juta. Laba diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 17,7 persen menjadi USD 29,13 juta hingga kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 24,73 juta.

Hasil RUPST

Pada 15 Juni 2022, perseroan telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). RUPST Perseroan memutuskan menyetujui dan menerima pengunduran diri Pieter Tanuri sebagai komisaris perseroan.

Dengan demikian berikut susunan direksi dan komisaris hingga penutupan RUPST yang diadakan pada 2023. Susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan akan menjadi sebagai berikut:

Direksi:

Presiden Direktur : Steven Gommert Vette

Direktur : Kevin David Grant

 Direktur : Boey Pang Ho

Komisaris

Presiden Komisaris : Chan Hock Sen

Komisaris Eric Paskoff

Komisaris Independen : Bonie Guido

Komisaris Independen : Andy Kelana

Komisaris Independen : Budi Yoseph Siregar


Pieter Tanuri Beli 200 Ribu Saham MASA

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, komisaris perusahaan ban, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) Pieter Tanuri membeli sebanyak 200 ribu saham MASA senilai Rp 916 juta.

Hal tersebut disampaikan Pieter Tanuri melalui keterbukaan informasinya ke regulator Pasar Modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (4/3/2022).

Pembelian saham tersebut dilakukan Pieter Tanuri pada 22 Februari 2022. Adapun harga pembelian adalah sebesar Rp 4.580 per saham.

Tujuan pembelian saham ini adalah untuk investasi yang sifatnya langsung. Namun, ia tidak mengungkapkan dari mana dia membeli saham MASA tersebut.

Sebelumnya pada Februari 2022, dari laporan kepemilikan saham MASA yang disampaikan ke BEI, saham MASA dikuasai oleh Socgen SA Compagnie Generale Des Etablissements Michelin sebanyak 99,64 persen, sementara kepemilikan publik hanya mencapai  sebanyak 0,34 persen.

 


Beri Diskon Akuisisi Multistrada, Michelin Pertimbangkan Kondisi Pandemi COVID-19

Paparan publik PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), Jumat (27/8/2021) (Dok: Liputan6.com/Pipit Ramadhani)

Sebelumnya,  PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) menyepakati transaksi akuisisi oleh PT Michelin Indonesia (PTMI) senilai Rp 206 miliar. Harga tersebut di bawah nilai kewajaran yang ditetapkan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Herman Meirizki dan Rekan yaitu sebesar Rp 217 miliar.

"Latar belakang nilai transaksi tersebut disebabkan karena adanya kondisi pandemi yang membuat Perseroan berpikir bahwa masih terdapat risiko yang tidak stabil ke depannya,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Multistrada Arah Sarana Tbk, Ade Nofita dalam keterbukaan informasi Bursa, ditulis Jumat (14/1/2022).

Berdasarkan POJK No.35/2020 pasal 48.b, kewajaran nilai transaksi berada pada rentang antara +7,5 persen dan -7,5 persen dari Penilaian bisnis.

Ade menjabarkan, hasil penilaian PTMI yakni Rp 217,6 miliar. Adapun nilai batas atas +7,5 persen sebesar Rp 234 miliar dan batas bawah -7,5 persen sebesar Rp 201 miliar. Sehingga nilai transaksi yang terjadi yakni sebesar Rp 206 miliar berada dalam kisaran yang wajar.

Pada awal 2021, Perseroan telah terintegrasi langsung dengan PT Michelin Indonesia, sesama perusahaan di bawah pengendali yang sama yakni Compagnie Générale Des Établissements Michelin (CGEM).

 

 

 


Pasar Ban Motor

PT Multistrada Arah Sarana sebagai produsen ban Corsa dan Achilles ikut berpartisipasi dalam pameran di BSD, Tangerang pada 1-9 Agustus (Foto: Istimewa).

Prospek penjualan domestik diyakini akan semakin berkembang dikarenakan PTMI memiliki jaringan bisnis yang lebih berfokus pada tiga hal, yaitu penjualan segmen bisnis, pelayanan solusi untuk pasar bisnis, serta pengembangan penggunaan material ban yang lebih canggih untuk semua produk yang dihasilkan oleh Perseroan.

"Strategi ini merupakan adopsi dari strategi perusahaan induk Michelin di tingkat global,” terang Ade.

Pasar ban motor tetap menjadi prioritas utama untuk pasar domestik. Pasar ban domestik telah menunjukkan perbaikan sejak pandemi Covid-19 berlangsung.

Permintaan akan ban motor mengindikasikan adanya pemulihan pasar, hal ini tercermin pada utilisasi produk ban dan permintaan ban yang meningkat sejak kuartal pertama 2021.

Prospek penjualan domestik diyakini akan tetap menjanjikan untuk pasar kendaraan roda empat seiring dengan pemberian insentif atas Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang diyakini akan memberikan dampak positif bagi industri lainnya.

"Meski indikasi perbaikan telah terjadi di awal tahun 2021, akan tetapi perbaikan pasar ban diperkirakan masih memerlukan waktu yang cukup panjang untuk kembali seperti kondisi sebelum adanya pandemi COVID-19,” ujar dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya