Jelang Idul Adha, ID FOOD Awasi Kesehatan Ternak dan Jaga Stok Daging

ID FOOD mengambil sejumlah langkah strategis untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) jelang Idul Adha.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Jun 2022, 12:15 WIB
Pedagang daging sapi menunggu pembeli di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (31/5/2022). Maraknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak seperti sapi dan kambing sejak beberapa waktu lalu, serta ditambah masih tingginya harga berimbas pada merosotnya penjualan daging di Pasar Senen hingga 50 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Idul Adha, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau Holding Pangan ID FOOD mengambil sejumlah langkah strategis untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

ID FOOD melakukan langkah preventif yang dilakukan secara kolaboratif dengan berbagai pihak seperti instansi pemerintah, BUMN, dan swasta.

Direktur Utama ID FOOD Frans M. Tambunan mengatakan langkah - langkah strategis tersebut secara intensif dilakukan melalui Anggota holding PT Berdikari member of ID FOOD yang bergerak di bidang peternakan.

Ia mengungkapkan, Berdikari telah bekerjasama dengan Balai Karantina Hewan (BKH) untuk mencegah penyebaran saat mobilisasi sapi.

Selain itu, Ia mengatakan, pihaknya juga telah meningkatkan pengawasan dan monitoring serta sosialisasi pencegahan kepada seluruh mitra ID FOOD Group, seperti Asosiasi Pedagang dan Mitra Peternak.

"Pencegahan PMK kami lakukan sedari dini, beberapa diantaranya dengan tidak memasukan ternak dari wilayah terdampak PMK, serta menggandeng BKH untuk melakukan tindakan karantina/monitoring/isolasi pemisahan terhadap ternak yang baru dibeli atau datang ke lokasi kandang," kata Direktur Utama ID FOOD Frans M. Tambunan. dikutip dari keterangan tertulis Jumat (17/6/2022).

Dilanjutkannya, perusahaan saat ini juga membatasi kegiatan kunjungan dinas (instansi lain) ke kandang sapi dan domba, serta menerapkan prosedur biosecurity yang ketat di kawasan peternakan PT Berdikari.

"Kami melakukan monitoring secara berkala terhadap ternak hidup. Apabila memiliki gejala terindikasi PMK, segera dilakukan prosedur isolasi, proses pengetatan terhadap biosecurity kandang ditingkatkan, baik untuk petugas perlengkapan dan termasuk pakan ternak," papar Frans.

Dia menambahkan, tenaga kesehatan hewan selalu tersedia di fasilitas kandang Berdikari untuk melakukan diagnosa terhadap hewan yang sakit.

Pelaporan kepada Manajemen Berdikari dan Dinas Peternakan wilayah setempat.pun akan segera dilakukan, apabila adanya gejala spesifik PMK.

Selanjutnya, dilakukan prosedur pemisahan peralatan penanganan ternak sakit dan ternak sehat (pakaian, sepatu boot, dan perlengkapan lainnya), serta mengupayakan vaksin terhadap ternak.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Stok Berdikari

Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (31/5/2022). Maraknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak seperti sapi dan kambing sejak beberapa waktu lalu, serta ditambah masih tingginya harga berimbas pada merosotnya penjualan daging di Pasar Senen hingga 50 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Adapun Direktur Utama PT Berdikari Harry Warganegara yang menambahkan bahwa untuk menjaga ketersediaan stok ternak jelang Idul Adha, Berdikari melakukan pendistribusian ternak sehat antar pulau, salah satunya dengan bantuan tol laut yang digagas Kementerian Perhubungan dan sinergi dengan Badan Pangan Nasional.

Diharapkan langkah tersebut dapat membantu pemerataan hewan ternak sehat yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan kurban di hari Idul Adha.

Harry mengungkapkan, Berdikari memiliki stok hewan ternak 1.464 ekor sapi yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

"Untuk menjaga stok daging sapi, Berdikari melakukan pendistribusian daging sapi, baik daging segar dan beku kepada mitra. Pada Juni ini, Berdikari melakukan importasi daging sapi beku asal Brasil dimana sampai dengan Juni ini akan masuk sebanyak 4.250 ton. Adapun Berdikari telah melakukan pemesanan sebanyak 9.092 ton daging beku boneless. Daging yang sebelumnya tiba telah dinyatakan aman dari PMK setelah melalui pemeriksaan terhadap virus PMK oleh Pusat Veteriner Farma Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI," jelasnya.

"Kami pastikan semua daging sapi yang didistribusikan oleh Berdikari sehat dan aman," pungkas Harry.


Pemerintah Mulai Gencarkan Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku bagi Hewan Ternak

Pekerja memberi pakan sapi kurban yang sedang menjalani karantina di kawasan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (15/6/2022). Virus PMK juga menyebabkan harga jual hewan kurban naik 20-30 persen dari tahun sebelumnya, mulai kisaran Rp17,5 juta hingga Rp38 juta per ekor. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Jelang Idul Adha, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mulai menggencarkan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) bagi hewan ternak di tanah air yang dimulai di Jawa Timur (Jatim).

“Kita usahakan (vaksinasi) lebih cepat, lebih bagus,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) dikutip Setkab, Selasa (14/06/2022).

Untuk kebutuhan vaksinasi tersebut pemerintah telah mendatangkan vaksin PMK tahap pertama pada Minggu (12/06/2022) lalu. Pelaksanaan vaksinasi akan diprioritaskan bagi hewan sehat namun berada di wilayah zona merah atau zona tertular PMK.

“Jadi total yang ada ini dulu yang kita vaksin pada kantong-kantong daerah merah,” ujar Mentan.

Mentan mengungkapkan, pemerintah juga telah membentuk gugus tugas dan crisis center penanganan PMK baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.

“Setiap hari, 24 jam melakukan validasi dan intervensi di tingkat kabupaten per hari. Kemudian per 2 hari, intervensi dan evaluasi di tingkat provinsi, ini dilakukan rapat koordinasi. Yang ketiga, di tingkat nasional tiga hari satu kali, dengan demikian koordinasi. Kemudian beberapa line yang kita buka untuk melakukan pelaporan juga itu dilakukan,” ujarnya.

Syahrul mengungkapkan, pihaknya juga memastikan agar hewan dari zona merah diisolasi dan tidak boleh keluar dari zona tersebut.

“Tidak boleh ada hewan hidup keluar, semua potong di tempat,” tegasnya.

Dalam mengantisipasi kebutuhan hewan kurban dalam menghadapi Idul Adha yang akan datang, Mentan juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan lebih kurang 1,7 juta hewan ternak dari daerah zona hijau atau yang tidak tertular PMK.

“Suplai kita dan prosesnya itu dijaga dengan baik oleh karantina, sebelum dia berangkat diperiksa, dia datang di satu tempat harus diperiksa,” katanya.

Infografis Waspada Titik Lengah Saat Idul Adha (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya