Liputan6.com, Jakarta Ketua Organizing Comittee (OC) Jakarta Eprix Ahmad Sahroni menyambut baik soal banyaknya yang menonton ajang Formula E.
Menurut dia, ajang Formula E ini menjadi tanda Indonesia siap menghadapi ajang internasioanl lainnya.
Advertisement
"Alhamdulillah banyak mata di dunia yang melihat Jakarta dan Indonesia. Ini juga membuktikan kepada dunia kalau Indonesia sudah pulih dan siap bangkit. Siap menyongsong kehidupan masa depan setara dengan negara maju lain di dunia. Dan siap menggelar ajang-ajang internasional lainnya,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Jumat (17/6/2022).
Dia menyebut, antusiasme masyarakat yang tinggi ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia juga menikmati Formula E.
Menurutnya, hasil Formula E tentu akan menjadi acuan dan tolak ukur untuk menghadapi acara selanjutnya.
"Tentunya hasil ini kita syukuri, dan angka-angka tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia juga punya minat yang tinggi terhadap ajang mobil listrik ini. Hasil ini tentunya akan kami jadikan acuan dan tolak ukur untuk gelaran yang sama di masa depan," kata Sahroni.
Minta Gelaran Formula E Jakarta Segera Diaudit
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak meminta gelaran balap mobil listrik Formula E segera diaudit untuk menilai kejujuran semua pihak. Dia menyebut, perhelatan Formula E Jakarta diklaim sukses tanpa data.
"Setelah selesai balap Formula E di Ancol yang dipaksakan, timbul kesan seakan-akan perhelatan tersebut sukses tanpa kriteria yang jelas. Perhelatan diklaim sukses tanpa data, dan terkesan menutupi permasalahan yang ada. Masalah anggaran yang luar biasa besar untuk perhelatan seakan bermaksud ditutupi karena sudah dilaksanakan," kata Gilbert kepada wartawan, Kamis (16/6/2022).
Menurut Gilbert, esensi permasalahan yang timbul dari Formula E Jakarta cukup besar sehingga audit menyeluruh diperlukan. Semisal penggunaan dana APBD oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengadakan ajang balap mobil listrik internasional itu.
"Padahal esensi dari permasalahan yang timbul adalah penggunaan APBD yang menabrak aturan berkali-kali sejak penandatangaan di New York yang tanpa perencanaan, pengeluaran commitment fee, memaksakan masuk APBD-P, memaksakan di Monas tanpa perencanaan dan mengerti aturan, dan akhirnya memaksakan asal terlaksana di atas tanah rawa untuk perhelatan Formula E yang hanya sekali di Ancol," kata Gilbert.
Advertisement
Untung Rugi Harus Dilihat
Mantan Wakil Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) itu menuturkan, seluruh untung rugi serta sukses atau tidaknya ajang Formula E sudah sepatutnya dijawab dengan data yang valid. Audit data, kata Gilbert, juga harus dilakukan oleh pihak ketiga.
"Besarnya anggaran yang keluar dan sesumbar pihak yang mengatakan untung, dan kritik yang dialamatkan ke gubernur dan jajarannya sepatutnya dijawab dengan data yang valid. Data itu sangat tepat dan baik bila dilakukan audit oleh pihak ketiga, dengan auditor 5 star atau oleh BPKP dengan audit khusus," tutur politikus PDIP ini.
"Kejujuran atau kebohongan gubernur dan jajarannya dalam hal ini akan nyata, demikian juga kejujuran/kebohongan para kritikus. Bukan sekedar polesan atau kata-kata bila bersedia diaudit menyeluruh/khusus. Kita butuh pemimpin yang sesuai perbuatan dan kata-kata," sambung Gilbert.