Liputan6.com, Jakarta Anak usia 3-5 tahun yang dikenal sebagai anak usia prasekolah, merupakan masa dimana anak-anak sudah semakin aktif dan banyak belajar hal baru, mulai dari kemampuan bahasa, kognitif, motorik, hingga sosial dan emosionalnya.
Untuk mendukung keaktifannya, anak di usia ini masih sangat memerlukan nutrisi yang tepat untuk mendukung tumbuh kembang maksimalnya. Terutama terkait perkembangan kognitif anak, dimana perkembangan koginitif anak akan terus berkembang pesat hingga mencapai 90 persen sampai usia lima tahun.
Advertisement
Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Dian Permatasari, M.Gizi, SpGK mengatakan penyebab masalah nutrisi pada anak paling umum adalah karena ketidaktahuan orang tua tentang kebutuhan nutrisi dalam setiap tahapan tumbuh kembang anak.
"Meskipun selalu menyiapkan makanan secara teratur, tidak jarang orang tua kurang memperhatikan apa saja dan berapa banyak nutrisi penting yang dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak di setiap tahapan usianya. Terutama saat anak sudah menginjak usia 3 tahun ke atas atau prasekolah," katanya, dalam keterangan pers, Sabtu (18/6/2022).
Bagi kebanyakan orang tua, kata Dian, selama anak mau makan dengan lahap serta anak terlihat sehat dan aktif, itu sudah lebih dari cukup.
"Pentingnya makanan bernutrisi seperti sayuran, buah, dan susu dalam menu makanan anak pun terabaikan. Akibatnya, nutrisi yang masuk ke dalam tubuh anak tidak cukup untuk mendukung tumbuh kembang maksimalnya. Untuk itu, agar anak tumbuh maksimal, orang tua harus dapat memenuhi kelengkapan nutrisi sesuai tahapan usianya, termasuk pada saat anak memasuki usia prasekolah," katanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Nutrisi agak terabaikan
Sayangnya, lanjut Dian, perhatian orang tua terhadap kebutuhan nutrisi sering kali agak terabaikan begitu anak menginjak usia prasekolah, karena ada persepsi yang keliru.
"Saat anak memasuki usia tiga tahun keatas, tidak jarang orang tua beranggapan bahwa anak sudah tidak membutuhkan perhatian khusus untuk asupan nutrisinya," katanya.
Artinya, bisa disamakan dengan menu orang dewasa di rumah karena dianggap anak sudah semakin besar dan terlihat baik-baik saja.
"Tapi, orang tua harus memahami bahwa nutrisi merupakan asupan penting bagi tumbuh kembang maksimal seorang anak. Tidak hanya pada masa emas pertumbuhan atau sampai usia 2 tahun saja, nutrisi mutlak diperlukan hingga tahapan usia selanjutnya," jelasnya.
Terlebih di usia prasekolah, dimana anak semakin aktif untuk mulai belajar, bermain, dan bereksplorasi, kata Dian.
Advertisement
Asupan nutrisi untuk perkembangan kognitif anak
Dokter Spesialis Anak, dr. MN Ardi Santoso, M.Kes, Sp.A juga menjelaskan, penting untuk dipahami oleh para orangtua, meskipun anak pada usia prasekolah semakin aktif secara fisik, namun asupan nutrisi untuk perkembangan kognitif anak juga harus tetap diperhatikan.
"Sebab pada usia 3 tahun, 80 persen perkembangan kognitif anak berkembang pesat terutama dalam lonjakan kosakata. Selanjutnya, menginjak usia 5 tahun perkembangan kognitif semakin pesat bahkan mencapai 90%," katanya.
Sehingga kebutuhan nutrisi penting untuk perkembangan maksimal kognitif seperti Omega-3 (DHA) masih sangat dibutuhkan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa 8 dari 10 anak berusia 4-12 tahun di Indonesia, masih kekurangan asupan Omega-3 (DHA).
"Padahal dengan kemampuan kognitif yang optimal dapat membantu anak usia prasekolah untuk mulai belajar hal baru.”
Jangan menyepelekan nutrisi anak
Lebih lanjut dr. Ardi menjelaskan, “Pentingnya nutrisi bagi perkembangan anak jangan sampai disepelekan, terutama untuk nutrisi untuk memaksimalkan perkembangan kognitif saat anak memasuki usia prasekolah."
"Tidak terlengkapinya nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan kognitif dapat membuat tumbuh kembang anak menjadi terhambat. Bahkan pada beberapa kasus, masalah kekurangan nutrisi dapat berakibat fatal bagi anak," katanya.
Untuk itu, orang tua jangan hanya melihat dari porsi makanan yang dikonsumsi anak, tapi juga harus memperhatikan kualitas asupan nutrisinya. Karena, kebutuhan nutrisi anak cenderung tidak tercukupi dengan baik hanya dari menu makanan sehari-hari.
Dalam memenuhi kebutuhan makanan anak sehari-hari, selain memperhatikan menu makan dengan gizi seimbang, sebaiknya bisa didukung juga dengan asupan nutrisi yang mudah diserap tubuh seperti dari susu pertumbuhan terfortifikasi yang mengandung berbagai nutrisi penting untuk melengkapi kebutuhan nutrisi harian anak. Sebab pada usia prasekolah, anak yang mulai aktif juga harus memenuhi nutrisi yang sesuai dengan aktivitas fisik dan perkembangan kognitifnya.
Advertisement
Energi dari sumber makanan bergizi
Dokter Dian menambahkan, untuk mendukung aktivitas fisik dan tumbuh kembang anak usia prasekolah, pastikan anak mendapat energi yang cukup dari sumber makanan yang kaya karbohidrat dan lemak.
"Anak juga membutuhkan nutrisi untuk perkembangan kognitifnya seperti Omega 3 (DHA), Omega 6, dan zat besi, yang dibutuhkan agar dapat mulai belajar dengan lebih baik. Bukan hanya itu, setidaknya ada beberapa nutrisi lainnya yang harus dipenuhi oleh anak-anak setiap harinya, mulai dari protein, lemak sehat, kalsium, vitamin C dan D yang berperan penting dalam pertumbuhan tulang, dan gigi serta mengatur fungsi syaraf dan jaringan otot," jelasnya.
"Untuk melengkapi berbagai kebutuhan nutrisi tersebut, orang tua harus memperhatikan menu makan dengan gizi seimbang dan jika perlu bisa dilengkapi dengan mengonsumsi susu pertumbuhan,” tambah, dr. Dian.
Senior Brand Manager SGM Eksplor 3 Plus, Shiera Syabila Maulidya mengatakan, dalam pemenuhan nutrisi, inovasi produk susu bubuk pertumbuhan dilengkapi DHA, Minyak Ikan, Omega 3&6, Tinggi Kalsium, Vitamin D, serta IronC, nutrisi tepat untuk dukung si Kecil siap belajar.”
"Komitmen kami dalam pengembangan dan menyediakan produk bernutrisi tepat yang terjangkau, kami berharap dapat terus mendampingi para Bunda di Indonesia dalam mendukung kelengkapan nutrisi bagi si Kecil, dengan usia prasekolah atau anak di atas 3 tahun agar mampu memaksimalkan potensi prestasi dan bisa menjadi bagian dari Anak Generasi Maju," pungkasnya.