Liputan6.com, Jakarta Tahun ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dihadapkan dengan berbagai hal dalam dunia kedokteran. Salah satu yang paling ramai diperbincangkan adalah soal pemecatan Menteri Kesehatan RI sebelumnya, dr Terawan Agus Putranto dari keanggotaan IDI.
Tak lama kemudian, muncul pula Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) yang sempat menghebohkan publik dan dianggap sebagai organisasi yang akan menjadi saingan IDI.
Advertisement
IDI pun mengakui beragam dinamika yang muncul tersebut. Sehingga pada rapat kerja (raker) terbaru yang dilaksanakan di Giesmart Plaza, Jakarta beberapa waktu lalu, IDI membahas soal tekad dan tantangan yang akan dihadapinya kedepan.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT mengungkapkan bahwa dalam periode kali ini, mereka bertekad untuk menjadi organisasi profesi yang lebih baik.
"IDI berkomitmen untuk selalu memperbaiki diri untuk menjadi organisasi modern dan profesional," ujar Adib melalui keterangan pers yang diterima oleh Health Liputan6.com pada Sabtu, (18/6/2022).
"Kami akan selalu melihat ruang untuk perbaikan dan mengisinya dengan berbagai program strategis dan komprehensif yang dirumuskan oleh para pengurus dan didukung oleh IDI Wilayah dan IDI Cabang serta Organisasi Profesi," sambungnya.
Menurut Adib, program-program yang dibuat oleh IDI bertujuan untuk membawa dokter dan masyarakat untuk menjadi semakin sehat dan sejahtera.
"Oleh karena itu, kami membutuhkan dukungan dan Kerjasama semua pihak untuk mewujudkan hal tersebut," kata Adib.
Wadah Pemersatu Dokter di Indonesia
Dalam kesempatan yang sama, turut hadir pengurus IDI dari Departemen Dokter Luar Negeri, dr Iqbal Mochtar, SpOK.
Iqbal mengungkapkan bahwa raker tersebut menjadi akulturasi sinergis lintas generasi. Hal tersebut lantaran tiap generasi yang ada dalam keanggotaan IDI menyatu dan melebur dalam kebersamaan di sana.
"Semuanya kolaboratif dan inklusif. Hal ini menandakan bahwa IDI mempertegas eksistensinya sebagai wadah pemersatu dokter di Indonesia," ujar Iqbal.
Para anggota pun menyebutkan organisasi profesi dokternya tersebut sebagai IDI Reborn, seolah menjadi tanda bahwa IDI siap untuk hadir kembali dengan menjadi lebih baik.
"Akulturasi generasi pengurus IDI Reborn kali ini tidak menyisakan sedikitpun gap. Generasi awal dan generasi muda IDI duduk bersama dan mendiskusikan dan memformulasi program mereka untuk periode 3 (tiga) tahun kedepan," kata Iqbal.
Tak berhenti di sana, raker yang dilakukan IDI tersebut juga ternyata membahas sejumlah tantangan yang akan dihadapi oleh dunia kedokteran kedepannya.
Advertisement
Tantangan dalam Dunia Kedokteran
Menurut para anggota IDI, terdapat sejumlah tantangan yang akan muncul dalam dunia kedokteran. Lalu apa sajakah itu? Berikut diantaranya.
1. Peningkatan profesi dan kesejahteraan dokter
2. Pemerataan distribusi dokter
3. Simetritas peran dengan stakeholder
4. Internasionaliasi dan universalisme
5. Penegakan etika profesi dan sebagainya.
Selain itu, teknologi dunia kedokteran di masa depan seperti pengembangan artificial inteligence, precision medicine, potensi biological weapon dan lain sebagainya juga akan menjadi perhatian IDI kedepannya.
Hal tersebut menjadi tantangan lantaran IDI juga masih akan tetap menggali dan mempertahankan nilai-nilai luhur kedokteran yang telah dibangun para pendahulu IDI sebelumnya.
Dihadapi oleh Seluruh Dokter Indonesia
Berkaitan dengan tantangan yang telah disebutkan diatas, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB IDI, dr Ulul Albab, SpOG mengungkapkan bahwa tantangan tersebut juga bukan hanya akan dihadapi oleh IDI.
Melainkan juga akan dihadapi oleh seluruh dokter yang ada di Indonesia. Bahkan, bagi IDI sendiri, semua tantangan tersebut akan menggelayut pada periode 3 tahun kedepan hingga dekade mendatang.
"Meski demikian, kami yakin, dengan modal utama kesolidan, maka IDI akan mampu mewujudkan hal tersebut," ujar Ulul.
Advertisement