Program Padat Karya Tunai Jalan dan Jembatan Serap 49 Ribu Tenaga Kerja

Program Padat Karya Tunai Kementerian PUPR dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat setempat sebagai pelaku pembangunan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Jun 2022, 18:30 WIB
Kementerian PUPR menyalurkan anggaran Rp 11 triliun untuk Program Padat Karya Tunai berupa pembangunan irigasi, perbaikan jalan lingkungan, rumah subsidi, penanganan kawasan kumuh, peningkatan kualitas air minum dan sanitasi. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menggenjot serapan program Padat Karya Tunai (PKT) atau cash for work. Tujuannya untuk sekalian membuka lapangan pekerjaan guna mendorong pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Pada 2022, program PKT atau Infrastruktur berbasis Masyarakat (IBM) salah satunya dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR melalui pekerjaan pemeliharaan rutin jalan, jembatan, dan drainase yang mencakup penanganan ruas jalan nasional di seluruh Indonesia.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, program PKT Kementerian PUPR dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat setempat sebagai pelaku pembangunan. Khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi.

"Selain untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat, PKT juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa/ pelosok," kata Menteri Basuki, Sabtu (18/6/2022).

Program PKT bidang jalan dan jembatan Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR dilaksanakan oleh seluruh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional terbagi menjadi PKT rutin dan PKT non rutin.

Sebagaimana terekam dalam sistem E-Monitoring Kementerian PUPR, pekerjaan PKT bidang jalan dan jembatan Kementerian PUPR telah menyerap 49.427 tenaga kerja atau setara 1.578.748 Hari Orang Kerja (HOK).

Untuk PKT rutin meliputi preservasi jalan senilai Rp 1,91 triliun. Misalkan untuk pembersihan median jalan dan pengecatan marka. Progres fisik PKT pemeliharaan rutin jalan sudah mencapai 35,63 persen dengan capaian penyerapan tenaga kerja sebanyak 17.640 orang.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pemeliharaan Jembatan Skema Swadaya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengerahkan semua unit organisasi untuk mempercepat program Padat Karya dan Padat Karya Tunai di berbagai sektor pembangunan infrastruktur.

Selain jalan, PKT rutin juga dilaksanakan melalui pekerjaan pemeliharaan jembatan yang menggunakan skema swadaya masyarakat dengan anggaran sebesar Rp520 miliar. Contoh ha untuk pengecatan rangka jembatan. Saat ini progres fisiknya mencapai 35,53 persen dengan capaian menyerap 4.861 tenaga kerja dari target 9.933 orang.

Pada pekerjaan PKT rutin Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR juga memfokuskan pada kegiatan revitalisasi drainase jalan nasional yang tersebar di 137 lokasi.

Pembenahan drainase sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ruas jalan penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan jalan tersebut. Saat ini progress fisik pekerjaan revitalisasi drainase mencapai 43,56 persen dengan serapan tenaga kerja 9.035 orang.

 


PKT Non-Rutin

Selanjutnya, PKT non-rutin yang meliputi pekerjaan penanganan pada pembangunan jalan dan jembatan serta preservasi. Pada TA 2022, PKT non rutin telah dianggarkan sebesar Rp 2,2 triliun untuk pekerjaan yang tersebar di 297 lokasi.

Saat ini progres konstruksinya sudah mencapai 31,96 persen dengan serapan tenaga kerja 17.891 orang atau setara 118.142 HOK. Kegiatan PKT non rutin dimaksudkan agar dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya ke berbagai daerah di Indonesia.

Berawal dari Jembatan Semanggi, kini dipercantik dengan Simpang Susun Semanggi. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya