3 Capres yang Diusung NasDem di Pilpres 2024 Punya Kerumitan Masing-Masing

Selain nama Anies Baswedan, terdapat dua nama lainnya masuk dalam daftar yang menjadi rekomendasi dari Rakernas Partai NasDem, yakni Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

oleh Winda Nelfira diperbarui 22 Agu 2023, 15:05 WIB
Ketum Partai Nasdem, Surya Paloh. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik, Adi Prayitno, memandang keputusan NasDem mengusung 3 nama bakal calon presiden (capres) 2024 sebagai langkah awal memperlihatkan kelayakan sebagai poros politik untuk maju di Pemilu 2024.

Selain itu, Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyebut, dengan mengusung bakal capres lebih awal, NasDem juga akan mendapatkan coat-tail effect dari nama-nama yang diusung.

"Ini kan taktik elektoral ya, terlepas pada pembicaraan yang normatif, ini partai yang terbuka, partai yang inklusif. Tapi berbicara Pemilu tentu NasDem punya kepentingan," jelas Adi kepada Liputan6.com, Sabtu (18/6/2022).

Selain nama Anies Baswedan, terdapat dua nama lainnya masuk dalam daftar yang menjadi rekomendasi dari Rakernas Partai NasDem, yakni Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Dengan mengusung tiga namanya ini kan secara perlahan tentu harapan terbesarnya Nasdem itu bisa terasosiasi dengan para pendukung Anies, terasosiasi dengan pendukung Ganjar, terasosiasi dengan pendukung Andhika," katanya.

Menurut Adi, usai terpilihnya tiga nama ini, semua proses ke depan sangat tergantung pada cara Partai NasDem meyakinkan partai politik yang lain untuk mau berkoalisi. Adi menilai setiap nama punya kerumitan masing-masing.

Anies, kata dia, punya satu variabel yang akan sedikit memberatkan karena selalu digambarkan sebagai figur yang dihadap-hadapkan dengan pemerintah.

"Kok rasa-rasanya partai koalisinya pemerintah saat ini ya agak menahan diri juga untuk terus mendalami Anies sebagai bagian dari kandidat mereka. Ini kan tentu untuk menjaga hubungan baik PDIP dengan istana tentunya ya," terang dia.

Lihat juga berita tentang Pilpres 2024 di Merdeka.com

 


Partai Lain Tak Otomatis Tertarik

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Gubernur DKI Anies Baswedan memberikan keterangan kepada wartawan usai menggelar pertemuan di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Rabu (24/7/2019). Anies mengaku kehadirannya menghadap Surya Paloh terkait perkembangan Kota Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara untuk Ganjar, Adi berpendapat tidak mudah bagi Gubernur Jawa Tengah tersebut untuk meninggalkan PDIP. Begitu pun dengan Andhika Prakasa yang menurutnya belum punya elektabilitas yang setara dibandingkan dengan dua nama tersebut.

"Kalau dukung Ganjar problemnya pasti berbentur dengan PDIP. Ganjar ini apapun tujuannya, PDIP bukan Nasdem. Dan akhirnya kalau yang diusung itu Andhika Perkasa pertanyaannya adalah Andhika kan memang potensial lah, tapi kan elektabilitasnya kan masih ini (rendah) kan dari nama-nama lain," kata Adi.

Dia menyatakan, meskipun sudah ada tiga nama yang dimunculkan, NasDem tidak semerta-merta dapat membuat parpol lain tertarik untuk segera berkoalisi. Adi mengatakan, akan banyak hal-hal yang menjadi pertimbangan parpol lain.

"Tidak akan otomatis membuat partai lain merasa tertarik untuk segera bergabung pasti banyak pertimbangan. Ya buktinya di tengah Nasdem rakernas umum kandidat calon, tiga partai politik justru ingin mengumumkan koalisi tuh, yang pacaran diam-diam PKB, PKS, sama Demokrat. Artinya kan tidak terlampau tertarik kan begitu," ungkapnya.


Infografis

Infografis 3 Bakal Capres Partai NasDem untuk Pilpres 2024 (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya