Bitcoin Sentuh Rp 277,91 Juta, Level Terendah Sejak 13 Desember 2020

Dengan investor yang semakin waspada terhadap risiko, bitcoin telah kehilangan lebih dari 72 persen nilainya sejak mencapai level tertinggi USD 68.991

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Jun 2022, 07:06 WIB
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin kembali anjlok di bawah USD 20.000 pada Sabtu, 18 Juni 2022. Harga bitcoin sentuh posisi USD 18.740 atau sekitar Rp 277,91 juta (asumsi kurs Rp 14.830 per dolar Amerika Serikat), level terendah sejak 13 Desember 2020.

Dengan investor yang semakin waspada terhadap risiko, aset kripto paling populer di dunia telah kehilangan lebih dari 72 persen nilainya sejak mencapai level tertinggi USD 68.991 atau sekitar Rp 1,02 miliar pada 10 November 2021.

Setelah tenggelam ke USD 18.740 pada Sabtu,18 Juni 2022, harga bitcoin naik menjadi USD 18.941 atau sekitar Rp 280,89 juta pada pukul 15.50 GMT, turun delapan persen dari perdagangan Jumat pekan ini. Demikian mengutip Channel News Asia, Minggu (19/6/2022).

Mata uang digital utama lainnya juga turun pada Sabtu pekan ini termasuk eter yang kehilangan hampir 10 persen nilainya. Pasar saham global juga anjlok pekan ini di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga yang melawan inflasi oleh the Federal Reserve (the Fed) dan bank sentral lainnya dapat memicu resesi.

Kapitalisasi pasar kripto global turun di bawah angka USD 1 triliun pada Senin, 13 Juni 2022 setelah mencapai USD 3 triliun pada November 2021.

 

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Platform Kripto Hadapi Tekanan

Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay

Koreksi harga bitcoin telah dipercepat oleh penangguhan penarikan oleh dua platform cryptocurrency. Celsius Network mengatakan, sedang jeda semua penarikan, pertukaran, dan transfer antar akun karena kondisi pasar yang ekstrem.

Babel Finance mengatakan sedang hadapi tekanan likuiditas yang tidak biasa. Pertukaran utama Binance untuk sementara menangguhkan penarikan bitcoin dan menyarankan pelanggan untuk memakai jaringan lain.

Selain itu, Coinbase mengatakan pada Senin, 13 Juni 2022 memangkas 18 persen tenaga kerjanya, sekitar 1.100 pekerjaan dengan alasan kondisi ekonomi yang ketat dan ekspansi terlalu cepat.

“Kami tampaknya memasuki resesi setelah ledakan ekonomi 10 tahun lebih,” ujar pendiri dan CEO Coinbase Brian Armstrong.

Dalam beberapa tahun terakhir, sektor kripto mendapat manfaat dari pemasukan uang tunai yang besar karena kebijakan pelonggaran dari bank sentral terbesar di dunia. Namun, inflasi yang merajalela telah memicu kebijakan moneter yang lebih ketat di seluruh dunia mendorong kripto ambruk.


Perusahaan Babel Finance Tangguhkan Penarikan Dampak Pasar Kripto Merosot

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Sebelumnya, Babel Finance yang berbasis di Hong Kong untuk sementara menangguhkan penarikan dan penukaran aset kripto pada Jumat (17/6/2022), karena pemberi pinjaman kripto berebut untuk membayar kliennya setelah kemerosotan baru-baru ini di pasar mata uang digital.

Valuasi Cryptocurrency telah jatuh dalam beberapa pekan terakhir karena investor membuang aset berisiko di lingkungan tingkat kenaikan, dengan bitcoin, yang mencapai rekor tertinggi USD 69.000 atau sekitar Rp 1 miliar pada November, setelah kehilangan lebih dari setengah nilainya tahun ini.

“Baru-baru ini, pasar kripto telah mengalami fluktuasi besar, dan beberapa institusi di industri telah mengalami peristiwa risiko konduktif. Karena situasi saat ini, Babel Finance menghadapi tekanan likuiditas yang tidak biasa,” kata perusahaan itu, dikutip dari CNBC, ditulis Minggu, 19 Juni 2022.

Pemberi pinjaman kripto mengumpulkan simpanan kripto dari pelanggan ritel dan menginvestasikannya kembali, menyatakan pengembalian dua digit dan menarik aset puluhan miliar dolar. Namun, krisis baru-baru ini membuat pemberi pinjaman tidak dapat menebus aset klien mereka.

Babel, yang memiliki 500 klien dan membatasi dirinya pada bitcoin, ethereum, dan stablecoin, mengumpulkan USD 80 juta dalam putaran pendanaan bulan lalu, dengan nilai USD 2 miliar. Itu telah berakhir tahun lalu dengan USD 3 miliar saldo pinjaman di neraca.

Awal pekan ini, platform pinjaman kripto ritel yang berbasis di AS, Celsius Network juga membekukan penarikan dan transfer antar akun “untuk menstabilkan likuiditas” karena kondisi pasar yang ekstrem.

 

 


Analis Sebut Bitcoin Berpotensi Turun di Bawah Rp 294,6 Juta

Bitcoin - Image by mohamed Hassan from Pixabay

Sebelumnya, pergerakan harga Bitcoin cukup stabil pada Rabu pagi 15 Juni 2022 di sekitar USD 22.000 atau sekitar Rp 324 juta setelah runtuh sejak 2 hari sebelumnya di tengah kekhawatiran inflasi dan kelemahan makroekonomi yang lebih luas. 

Penurunan terjadi setelah AS merilis data inflasi yang lebih buruk dari perkiraan pada Mei dalam sebuah catatan minggu lalu, yang melihat inflasi meningkat sebesar 8,6 persen dibandingkan tahun lalu. 

Trader sekarang memperkirakan kenaikan suku bunga lebih dari 175 basis poin hingga September, yang diperkirakan akan menurunkan pendapatan perusahaan dan memperlambat pengeluaran konsumen.

Trader dan analis kripto tetap sama-sama memiliki pandangan bearish. Salah satunya, Analis pasar senior FxPro Alex Kuptsikevich mengatakan dalam sebuah catatan Selasa sentimen pasar tetap dalam mode "ketakutan yang ekstrem" karena bitcoin mengalami penurunan terbesar sejak awal 2020.

Kuptsikevich menambahkan harga bitcoin bisa jatuh di bawah USD 20.000 atau sekitar Rp 294,6 juta sebelum pembeli jangka panjang kembali ke pasar, asalkan sentimen ekonomi makro membaik.

 

 


Prediksi Harga Bitcoin

Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Co-CEO di penyedia produk yang diperdagangkan di bursa kripto, ETC Group, Bradley Duke juga memiliki pandangan sama yang menyatakan bitcoin dapat menguji ulang level seperti 2017 dengan dukungan utama berikutnya pada harga USD 20.000.

“Pasar kripto berada dalam mode ketakutan yang ekstrem, dengan satu-satunya periode yang sebanding baru-baru ini dari sentimen rendah yang diperpanjang hingga Maret 2020,” kata Duke dikutip dari CoinDesk, Rabu (15/6/2022). 

Sementara itu, beberapa investor mengatakan penurunan harga bitcoin terkait dengan penurunan saham global.

Contohnya, Direktur eksekutif di dana lindung nilai aset kripto ARK36, Mikkel Morch menjelaskan lingkungan ekonomi global menjadi sangat sulit untuk dinavigasi bagi investor yang terlibat di semua jenis pasar. 

“Selama beberapa tahun terakhir, cryptocurrency telah menjadi aset makro global dan diharapkan mereka akan bereaksi negatif sekarang ketika investor menyadari bank sentral belum bereaksi hampir seagresif yang mereka perlukan. untuk mengendalikan inflasi,” pungkas Morch. 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya