Liga Desa, Cara Garut Merawat Bibit Timnas Sepakbola Indonesia

Kompetisi liga desa Garut yang digelar setiap tahun, merupakan ajang tertinggi di daerah untuk memperlihatkan potensi sepak bola antar desa dalam menghasilkan pemain sepakbola profesional tanah air.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 19 Jun 2022, 23:00 WIB
Dua pemain dari dua desa, tengah memperebutkan bola dalam salah satu pertandingan Liga Desa Garut 2022. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Dengan kultur budaya sepak bola yang mengakar, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejak lama dikenal menjadi salah satu pengorbit pemain tim nasional (Timnas) sepakbola andal dari wilayah tatar sunda.

Sebut saja Adeng Hudaya (Persib), Uut kuswendi (Persib), Nyanyang Herdiana (Persib), Dede Irawan (PSSI-21), Giman Nurjaman (Persita), Nova Zaenal (Persikota, Persis Solo), Deden Hermawan (Persib), Zaenal  Arip (Persita, Persib, Madura).

Kemudian Johan Juansyah (Persija), Yandi Sopyan (PSSI-19, Persib, Persikabo), Rudi Geopani (Persib), Ana Supriatna (Barito Putra), Aang Suparman (Persela, Persib), Wisnu Wardana (PSG Pati), Hasan eng (Pon Jabar), Aten Jajat (Persikad) adalah deretan pemain asal kota Garut yang telah lama malang melintang di kasta tertinggi sepakbola tanah air.

Adalah Liga Desa yang menjadi pelopornya, kompetisi resmi Asosiasi Kabupaten PSSI daerah itu, berperan aktif menghasilkan pemain sepakbola handal masa depan timnas sepakbola Indonesia dari masa ke masa.

“Saya berharap dari PSSI maupun persigar (Persatuan Sepakbola Garut) dapat melihat dan memperhatikan pemain terbaik dari liga desa ini atau pencari bakat,” ujar Bupati Garut Rudy Gunawan.

Menurutnya, kompetisi liga desa Garut yang digelar setiap tahun, merupakan ajang tertinggi di daerah untuk memperlihatkan potensi sepak bola antar desa. Dengan upaya itu, semangat dan minat warga terhadap sepak bola tetap lestari.

“Paling tidak bakat anak anak bisa terlihat, dulu juga kan banyak pemain pemain sepak bola nasional berasal dari liga desa ini,” ujar Rudy menyemangati.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Butuh Dukungan Pemerintah

Bupati Garut Rudy Gunawan di apit Ketua Koni Garut Abdusy Syakur Amin, serta Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Garut, Amirrudin Latief dalam pembukaan liga Desa Garut beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Garut, Amirrudin Latief, mengatakan untuk menghasilkan pemain profesional dibutuhkan dukungan semua pihak, termasuk fasilitas menunjang yang diberikan pemerintah.

Selain itu, kehadiran liga desa dengan persaingan yang ketat sejak babak penyisihan, memberikan peluang bagi pemain lokal unjuk gigi, menunjukan kemampuannya mengolah si kulit bundar di lapangan.

“Kami juga membutuhkan sepakbola yang baik dan kondusif, dengan pembinaan yang baik akan muncul bibit-bibit baru dari Kabupaten Garut yang bisa mentas di ajang nasional,” kata dia.

Oded Setiawan, salah satu mantan pemain asal Garut di era Galatama mengakui, peran kompetisi liga desa cukup penting dalam mengorbitkan pemain lokal.

Kejuaraan itu ujar mantan pemain Bandung raya itu, memberikan dampak positif dalam pengembangan calon pemain sepakbola handal asal Garut ke depan.

Untuk mendapatkan pemain muda berbakat yang diharapkan, ia sengaja membentuk tim pencari bakat terutama di wilayah zona 6, yang sejak lama dikenal sebagai penghasil pemain handal sepakbola tanah air asal Garut.

“Kami telah mencatat sedikitnya ada 34 pemain muda potensial yang sebagian dari cikajang,” kata dia.

Saat ini liga desa di Garut sudah memasuki babak Semi Final, empat desa yakni Desa Cibodas, Kecamatan Cikajang, Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet, Desa Cimaragas, Cilawu dan Desa Margalaksana, kecamatan Bungbulang, tengah berjuang memperebutkan dua slot terbaik menuju babak final liga desa 2022.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya