Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah memberlakukan standar emisi Euro4 untuk kendaraan diesel yang berlaku sejak 12 April 2022. Namun, ada indikasi pemerintah akan loncat langsung menuju standar emisi Euro6 dalam beberapa tahun ke depan, tanpa masuk ke Euro5.
Taufiek Bawazier, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian menjelaskan, ada satu metode yang Selective Catalytic Redution (SCR), yang sejatinya merupakan spesifikasi Euro6.
Advertisement
"Jadi, sebenarnya Euro6 itu kan NOx (Nitrogen Monoksida) ukurannya, terus Carbon Moxide (CO) dan partikel meter. Itu saja komponen yang diukur, kalau misalnya dengan SCR itu sudah masuk treshold Euro6, ya itu sudah dikatakan Euro6," tegas Taufiek, saat ditemuai di kawasan BSD, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.
Menanggapi indikasi terkait standar emisi yang loncat dari Euro4 ke Euro6, salah satu pabrikan kendaraan komersial, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) mengatakan, secara umum produknya sudah siap, tapi memang harus dilihat terlebih dahulu pasarnya seperti apa.
"Berbicara nanti akan Euro6, kita akan lihat perkembangnnya. Sekarang masih dalam wacana dan diskusi, kita ikuti juga. Tapi, untuk persiapan ke sana, kita masih fokus ke Euro4 karena memang baru dimulai," jelas Duljatmono, Executive Vice President of Sales and Marketing Divisions PT KTB, saat ditemui di Pekanbaru, belum lama ini.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dengarkan konsumen
Sementara itu, General Manager of Sales Unit PT KTB, Takumi Itaya mengatakan, mengenai standar emisi dari Euro4 ke Euro6, secara produk telah siap. Pasalnya, di negara lain, seperti Jepang dan Eropa memang sudah implementasi Euro6.
"Tapi, kalau kita keluarkan produk baru ini, pasti kita sesuaikan dengan suara-suara konsumen. Artinya, kita tidak memindahkan langsung produk dari negara satu ke negara lain," tegas Itaya.
Begitu juga dengan produk Euro4 yang memang diperuntukan di Indonesia, beberapa waktu lalu. Meskipun modelnya telah siap, tetap harus mendengarkan dan disesuaikan dengan suara konsumen di Indonesia.
"Euro6 juta kita tidak langsung pindahkan dari negara lain. Tapi, secara produk kita sudah siap," pungkasnya.
Advertisement