Liputan6.com, Odesa - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melaksanakan kunjungan ke daerah-daerah garis depan yang menghadapi invasi Rusia. Salah satu kunjungan Presiden Zelensky adalah menuju rumah sakit di daerah Odesa.
Berdasarkan laporan situs kepresidenan Ukraina, Minggu (19/6/2022), Presiden Zelensky mengunjungi para petugas yang terluka dan sedang dirawat. Ia juga memberikan penghargaan kepada para anggota medis.
Baca Juga
Advertisement
Para petugas medis itu juga ada yang mendapatkan gelar kehormatan dan militer. Presiden Ukraina berkata yang berada di garis depan bukan hanya tentara, melainkan para medis.
"Perang berada di garis depan di mana prajurit, tentara kita berada. Tetapi kalian juga berada di garis depan, menyelamatkan nyawa, menolong rakyat sipil yang mendatangi kalian tiap harinya," ujar Presiden Volodymyr Zelensky.
"Kami bangga ada dokter-dokter seperti itu di negara kita. Saya ingin memberikan harapan agar kesehatan kalian tetap baik, karena kalian mengemban tugas besar menyelamatkan nyawa-nyawa rakyat kita setiap harinya," ujar Presiden Volodymyr Zelensky.
Blusukan Presiden Zelensky ke Odesa dan Mykolaiv adalah bagian dari kunjungan kerja pada 18 Juni 2022 untuk melihat dampak invasi Rusia. Lokasi dua daerah itu berada di sisi selatan ibu kota Kyiv. Kedua daerah itu turut menjadi sasaran serangan Rusia.
Kunjungan Zelensky membahas berbagai isu akibat dampak invasi Rusia, mulai dari infrastruktur, industri, militer, hingga kesehatan.
Apabila invasi masih berlanjut hingga November, maka Presiden Zelensky berkata kemungkinan tak datang ke acara G20 di Bali.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rencana ke G20
Sebelumnya dilaporkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan konfirmasi bahwa dirinya tak bisa datang ke Bali untuk acara G20. Ia sudah diundang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk hadir ke Bali.
Dalam perbincangan bersama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Jumat (27/5), Presiden Zelensky mengaku tidak bisa meninggalkan rakyatnya untuk ke Bali, sebab Rusia sedang melancarkan invasi.
"Saya tidak bisa meninggalkan Ukraina. Saya tak bisa kemana-mana secara langsung, karena saya menetap bersama rakyat saya. Rakyat saya butuh dukungan saya. Saya butuh dukungan mereka," ujar Presiden Zelensky.
Zelensky berbincang dengan mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal. Dino menegaskan bahwa tidak mungkin Indonesia mendukung Rusia yang melakukan invasi dan melanggar kedaulatan negara orang.
Sejak invasi dimulai, Presiden Volodymyr Zelensky memang tetap berada di ibu kota Ukraina. Ia bahkan sering bergerak ke berbagai lokasi untuk mengecek titik serangan, termasuk lokasi pembantaian di Bucha.
Zelensky berkata baru bisa berangkat apabila perang sudah selesai. Alternatif lain adalah wacana untuk hadir secara online.
"Saya akan bergabung dengan anda bila tidak ada perang, apabila ada perang, saya hanya bisa melakukannya secara online," jelas Presiden Ukraina.
Kondisi ekonomi di Ukraina memang sedang berantakan akibat invasi Rusia. Presiden Zelensky berkata pelabuhan-pelabuhan Ukraina terdampak karena serangan. Anggaran bulanan pun selalu defisit.
Selain itu, jutaan rakyat Ukraina harus mengungsi, baik di dalam negeri atau ke luar negeri. G20 lantas menjadi harapan bagi Ukraina.
"Saya harap G20 akan menemukan sebuah solusi pada perang ini," ujar Presiden Zelensky. "Kita harus bertindak hingga mereka (Rusia) menghentikan kebijakan agresi."
Advertisement
Putin Baru Niat
Duta Besar Rusia Lyudmila Vorobieva memberikan klarifikasi terkait kabar kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin ke G20 Bali pada akhir tahun ini. Dubes Rusia berkata Presiden Vladimir Putin akan melihat keadaan dahulu.
Posisi Presiden Putin juga baru niat, dan bukan sudah konfirmasi hadir. Dubes Rusia berjanji akan memberikan update ke masyarakat Indonesia apabila Presiden Putin akan benar-benar datang.
"Ia berniat untuk datang, tapi tidak ada yang tahu nantinya," ujar Dubes Rusia Lyudmila Vorobieva kepada wartawan, Rabu (8/6).
"Tolong jangan bilang Duta Besar berkata bahwa Presiden (Putin) akan untuk datang. Saya tidak tahu, (namun) dia sudah mengkonfirmasi niatnya," jelas Dubes Rusia. Ia pun kembali mengapresiasi sikap pemerintah Indonesia yang dianggap tidak memihak di G20.
Lebih lanjut, Dubes Lyudmila Vorobieva memastikan bahwa spekulasi terkait kesehatan Presiden Putin adalah kabar palsu. Kondisi Presiden Putin ditegaskan masih prima.
"(Berita) palsu lagi. Palsu lagi," kata Dubes Vorobieva.
Sementara itu, pihak pemerintah Ukraina juga belum memastikan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan datang atau tidak. Presiden Zelensky berkata masih harus melihat keadaan terlebih dahulu.
Ketika berbicara dengan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Presiden Zelensky mengaku tidak ingin meninggalkan tanah air dan warga negaranya di tengah invasi Rusia. Namun, Presiden Zelensky membuka wacana mengirim video.
Masih belum ada kepastian kapan invasi Rusia ke Ukraina akan berakhir. Negosiasi pun masih buntu dan Ukraina berkata sejumlah daerahnya masih diserang dan diduduki oleh Rusia.
Para Pemimpin Eropa Dukung Keanggotaan Ukraina di UE
Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, dan Presiden Rumania Klaus Iohannis menghadiri konferensi pers di Kiev bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Kamis (16/06).
Kanselir Jerman mengatakan pemerintah di Berlin memberikan dukungan untuk status kandidat anggota Uni Eropa atas Kiev. Sementara Presiden Prancis Macron mengatakan "kami berempat mendukung status kandidat UE langsung."
Status kandidat tidak sama dengan keanggotaan UE, ini menunjukkan awal dari proses panjang untuk bergabung dengan Uni Eropa, demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Jumat (17/6/2022).
"Kami berada pada titik balik dalam sejarah kami. Rakyat Ukraina setiap hari membela nilai-nilai demokrasi dan kebebasan yang mendukung proyek Eropa, proyek kami. Kami tidak bisa menunggu. Kami tidak bisa menunda proses ini," kata Draghi untuk mendukung status kandidat Ukraina.
"Kami siap bekerja untuk negara kami menjadi anggota penuh UE," kata Zelensky.
"Ukraina telah mendapatkan hak untuk menempuh jalan ini dan mendapatkan status kandidat ini."
Selama konferensi pers, Macron mengumumkan bahwa Paris akan mengirimkan "enam tambahan Caesar" howitzer seluler ke Ukraina. Scholz juga berjanji untuk memberikan dukungan militer bagi Ukraina "selama dibutuhkan."
Advertisement