Liputan6.com, Batam - Tim gabungan dari TNI, Polri dan Basarnas mengatakan pasang surut dan arus laut yang besar merupakan kendala yang dihadapi dalam pencarian tujuh orang pekerja migran Indonesia (PMI) atau TKI tujuan Malaysia, yang mengalami kapal karam di perairan Nongsa, Batam, beberapa waktu lalu.
“Kendalanya pasang surut dan arus laut,” ujar Kepala Kantor SAR Tanjung Pinang, Slamet Riyadi di Batam Kepulauan Riau, Minggu.
Meski mengalami kesulitan, Slamet menegaskan bahwa timnya bersama petugas gabungan di lapangan masih melakukan pencarian.
Baca Juga
Momen Mendiang Eril dan Zara Anak Ridwan Kamil Jadi Tukang Cat Bangunan, Warganet: Pasti Akan Selalu Diingat
Momen Mendiang Eril dan Zara Anak Ridwan Kamil Jadi Tukang Cat Bangunan, Warganet: Pasti Akan Selalu Diingat
Kisah Rasulullah Didatangi Jin Ifrit, Ini Doa yang Diajarkan Malaikat Jibril Agar Terhindar Gangguan Setan
Advertisement
“Tim SAR gabungan masih melaksanakan pencarian, sejumlah korban belum ditemukan,” katanya.
Slamet mengatakan meski sudah tiga hari pencarian dan belum ditemukan, pihaknya akan terus melakukan pencarian TKI Malaysia itu sesuai standar operasi dan prosedur.
“Standar operasi dan prosedur (SOP) kami tujuh hari pencarian dan sekarang baru hari ketiga,” ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
23 TKI Selamat
Diberitakan sebelumnya, tujuh PMI yang hilang ini merupakan orang-orang yang tergabung dalam 30 orang PMI yang kapalnya karam di perairan Nongsa, Batam.
Sebanyak 23 PMI sudah berhasil diselamatkan dan saat ini sudah ditangani oleh TNI AL dan BP2MI Kepulauan Riau.
Komandan Lanal Batam Kolonel Laut (KH) Farid Ma’ruf menyatakan, pihaknya bersama tim penyelamat lainnya mengaku masih mencari informasi mengenai ketujuh korban lain yang masih dalam proses pencarian.
"Saat ini kita juga masih belum mengetahui identitas 7 korban lainnya. Kita masih melakukan pendalaman terkait identitas mereka," katanya di Batam Kepualauan Riau, Jumat.
Selain itu, saat ini pihaknya juga mendapatkan informasi dari beberapa nelayan bahwa ada korban selamat yang meminta bantuan nelayan untuk diantarkan ke wilayah lain.
"Kita juga mendapat info, bahwa selain 23 orang ini ada korban yang diselamatkan oleh nelayan lain, namun meminta untuk diantar ke wilayah lain, agar menghindari pantauan petugas yang ikut membantu upaya pencarian," ungkapnya.
Advertisement