OJK Bersama MES Perluas Jangkauan Literasi Pasar Modal Syariah hingga ke Turki

Industri pasar modal syariah Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan di antaranya terkait peran dan kontribusi investor.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 19 Jun 2022, 13:03 WIB
Roadshow pasar modal syariah go internasional (Foto: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki potensi ekonomi besar yang dapat terus dikembangkan melalui mekanisme keuangan syariah termasuk pasar modal syariah.

Dibutuhkan peran berbagai pihak untuk mendongkrak pasar modal syariah di Indonesia. OJK pun  bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menyelenggarakan Roadshow Pasar Modal Syariah Go Internasional pada Sabtu, 18 Juni 2022 secara virtual. Hal ini sebagai sarana untuk akselerasi pertumbuhan pasar modal di Indonesia.

Melibatkan jaringan Pengurus Wilayah Khusus MES Turki, roadshow ini digelar bagi segenap diaspora masyarakat Indonesia yang ada di Turki.

Roadshow tersebut dibuka secara langsung oleh perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara - Turki yaitu Minister Counselor Fungsi Ekonomi, Hikmat Moeljawan. Dalam sambutannya Hikmat apresiasi kepada OJK dan MES yang telah menginisiasi program literasi keuangan syariah bagi masyarakat diaspora Indonesia di Turki.

 “Kami juga mengapresiasi MES dan OJK yang telah melakukan 94 kali roadshow keuangan syariah dengan penerima manfaat mencapai 30 ribu orang. Ini merupakan capaian yang patut dibanggakan”, terang Hikmat.

Hikmat melanjutkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi ekonomi yang besar dibuktikan dengan keanggotaannya sebagai salah satu negara G20. Hal ini tentu dapat terus dikembangkan melalui dukungan secara berkelanjutan dari mekanisme keuangan syariah, dalam hal ini pasar modal syariah.

"Terlebih Indonesia juga merupakan negara dengan ekosistem startup terbesar kelima di dunia dengan nilai mencapai ekonomi USD40 miliar,” lanjut Hikmat.

Dia menuturkan, potensi tersebut dapat diperluas dan dioptimalkan melalui partisipasi aktif seluruh diaspora Indonesia di Turki.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Perluas Jangkauan Literasi Pasar Modal Syariah

Sebuah layar tentang tabel saham dipajang saat Festival Pasar Modal Syariah 2016, Jakarta, Kamis (31/3). Pertumbuhan pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan nonsyariah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Direktur Pasar Modal Syariah OJK, Fadilah Kartikasasi dalam sambutannya menuturkan, roadshow ini bertujuan memperluas jangkauan literasi pasar modal syariah kepada diaspora indonesia di berbagai negara.

"Harapannya, dengan program ini masyarakat Indonesia dapat memperoleh informasi tentang perkembangan investasi syariah di Indonesia serta akses yang mudah untuk menjadi investor di pasar modal syariah Indonesia,” kata Fadilah.

Fadilah mengatakan, di tengah tekanan Covid-19, perkembangan industri pasar modal syariah tetap bertahan bahkan bertambah secara signifikan. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan Indeks Saham Syariah Indonesia yang naik mencapai 7,28 persen dari 2021 hingga Mei 2022.

"Selain itu, investor di pasar modal juga makin bertambah. Berdasarkan data dari KSEI, pada akhir tahun 2021 mencapai 93 persen dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah mencapai 7,5 juta investor. Sementara itu per 13 Mei, investor di pasar modal meningkat mencapai 8,7 juta investor” terang Fadilah.


Tantangan Pasar Modal Syariah Indonesia

Pengunjung melintas di depan salah satu banner saat Festival Pasar Modal Syariah 2016 di Bursa Efek Jakrta, Kamis (31/3). Pertumbuhan pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan nonsyariah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski begitu, menurut Fadilah, industri pasar modal syariah Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan di antaranya terkait peran dan kontribusi investor di mana saat ini bila dibandingkan dengan total populasi, jumlahnya hanya sebesar 1,39 persen.

“Angka ini sangat kecil apabila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand yang mencapai 5 persen dan Malaysia yang mencapai 8,5 persen," papar Fadilah.

Oleh karena itu, Fadilah mengajak kepada seluruh pihak terutama para diaspora Indonesia di Turki untuk ikut membangun negeri dengan menjadi investor melalui investasi di pasar modal syariah.

Adapun Ketua Umum MES Turki, Ecky Imamul Muttaqin mengungkapkan, dalam industri halal, Turki sangat ditopang oleh industri pariwisata dan fashion. Hal Ini sesuai dengan Laporan Global Islamic Economy Report dengan Turki menempati urutan ke-2 dan ke-3. Sedangkan dalam indikator keuangan syariah, Turki tidak masuk dalam 10 besar.

“Meskipun begitu, Turki saat ini mulai melirik industri keuangan syariah sebagai instrumen penting dalam penopang pengembangan industri halal dalam negeri” ungkap Ecky.


Gali Potensi Ekonomi Syariah di Turki

Sebuah layar tentang tabel saham dipajang saat Festival Pasar Modal Syariah 2016, Jakarta, Kamis (31/3). Pertumbuhan pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan nonsyariah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Presiden Turki yang mengatakan negara Turki yang mayoritas muslim, patutnya mengikuti tuntunan dan ajaran Islam yang melarang adanya bunga.

Menurut Ecky, ini menjadi peluang bagi MES untuk menggali potensi ekonomi syariah di Turki sekaligus mempromosikan model-model pengembangan ekonomi syariah yang telah eksis di Indonesia.

Mengusung tema “Pasar Modal Syariah Indonesia: Investasi Amanah, Hasilnya Berkah” roadshow ini dihadiri secara antusias oleh ratusan peserta dengan narasumber yaitu Deputi Direktur Pasar Modal Syariah OJK, Arif Machfoed, Pengurus Pusat MES dan Direktur DSNMUI Institute, Ah. Azharuddin Lathif.

Selain itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia, Mauldy Rauf Makmur. Harapannya, melalui penyelenggaraan roadshow ini, makin mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya