Liputan6.com, Jakarta - PT Indointernet Tbk (Indonet) mengklaim mencatatkan kinerja yang baik sepanjang 2021. Dari sisi operasional, perusahaan mampu memenuhi service level agreement (SLA) setiap layanan.
Sementara dari sisi keuangan, perusahaan meraup pertumbuhan pendapatan usaha maupun laba bersih yang dibukukan.
Advertisement
“Indonet berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 123,9 miliar pada 2021. Peningkatan ini didorong atas penerapan strategi bisnis yang sesuai dengan permintaan pasar,” kata Direktur Utama Indonet, Karla Winata, melalui keterangannya, Minggu (19/6/2022).
Ia menilai strategi perseroan mengembangkan konektivitas dengan memanfaatkan kemampuan HyperScale conneX (HSX) dan layanan EDGE Data Center (EDGE DC) sudah tepat, karena secara keseluruhan dapat memberikan solusi multi konektivitas tanpa batas antar beragam penyedia data center serta cloud yang aman, andal, dan terpercaya bagi para pengguna.
Kinerja produk HSX disebut tercatat baik, begitu pula EDGE DC. Pada tahun perdana setelah peluncurannya, pengguna HSX meningkat 481 persen, sedangkan EDGE DC 1 (EDGE1) berhasil memperoleh kontrak sebesar 60 persen dari total kapasitas yang tersedia.
Perusahaan penyedia layanan infrastruktur digital di Indonesia ini memproyeksikan kapasitas terkontrak akan mencapai 80 persen dari total kapasitas EDGE 1 pada akhir 2022.
Pada periode 2019-2021, pendapatan usaha perseroan terus tumbuh dengan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 34,2 persen, menyentuh angka Rp 619,9 milyar.
Pendorong utama peningkatan pendapatan adalah layanan data center, cloud, dan konektivitas. Sebagai catatan, pada tahun 2020, terdapat operasi yang dihentikan dan pengakuan keuntungan dari penjualan aset tetap sehingga mendistorsi persentase kenaikan laba bersih tahun 2021.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Terus Lakukan Ekspansi
Karla menambahkan, Indonet optimis EDGE DC akan menjadi growth driver untuk Perseroan di masa depan, dimana dalam jangka panjang, kontribusi EDGE DC terhadap pendapatan Perseroan diperkirakan akan terus meningkat dan menjadi salah satu kontribusi signifikan terhadap Perseroan.
Perseroan, melalui anak usahanya, terus melakukan ekspansi di sektor data center. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus bertumbuh, Indonet tengah merampungkan rencana pembangunan EDGE DC 2 (EDGE2) yang berlokasi di Kuningan Center pada lahan seluas 6.000 m2.
EDGE2 akan memiliki kapasitas power di kisaran 20+ MW IT Load. Saat ini EDGE2 sedang dalam tahap desain dan ditargetkan untuk ready for services pada 2023.
Terkait data center, pemain lainnya yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom berencana terus mengembangkan bisnis data center perusahaan.
Beberapa wilayah di Indonesia menjadi incaran pembangunan data center, salah satunya di ibu kota negara baru Nusantara di Kalimantan. Sebelumnya, Telkom sudah memiliki data center di Cikarang, Jawa Barat.
Ini diungkapkan Direktur Utama atau CEO Telkom Group, Ririek Adriansyah di Sleman, Yogyakarta saat FGD dengan media, Rabu (8/6/2022).
Pembangunan data center di beberapa wilayah menjadi bagian upaya perusahaan menambah nilai valuasi dan perolehan laba perusahaan yang merupakan tugas diberikan kepada Telkom.
"Telkom mempertimbangkan bikin data center di Batam, IKN, juga Sulawesi kemudian di Manado," jelas dia.
Advertisement
Masih Tahap Kajian
Namun rencana pembangunan data center di IKN masih tahap kajian, termasuk perihal nilai investasi maupun kapasitas yang akan dibangun.
Telkom terus berkomunikasi intensif dengan Badan Otorita Ibu Kota Nusantara dalam mematangkan rencana ini.
Dia menilai jika pembangunan data center akan mendukung keberadaan IKN dari sisi teknologi informasi. Di mana, IKN dibangun berkonsep smart city.
"Kalau berapanya (investasi dan kapasitas data center) kita belum sampai ke sana. Lokasinya juga belum tahu, tapi kita terus menjalin komunikasi dengan Badan Otoritas IKN," lanjutnya.
Selain di IKN, dua lokasi lain yang jadi pilihan pembangunan data center Telkom adalah Manado dan Batam.
Pemilihan kedua wilayah itu dengan mempertimbangkan beberapa hal. Batam disebut berdekatan dengan negara tetangga Singapura, menjadi lokasi potensial.
Kemudian Manado, terkait dengan posisinya di wilayah paling utara Indonesia yang bisa menjadi pintu ke negara lain.
CEO NeutraDC Andreuw Th. A.F dalam kesempatan sama menuturkan jika pembangunan data center di Batam tak hanya untuk menangkap peluang bisnis di Batam, tetapi juga Singapura.
Selama ini ada 3 negara yang menjadi hub data center yakni Singapura, Hong Kong dan Jepang. Peluang terbuka di Singapura karena negara ini yang sedang melakukan moratorium pembangunan pusat data center baru.
Di sini, peluang Batam membangun data center baru meski sebelumnya telah ada perusahaan lain yang masuk ke ceruk bisnis yang sama di Batam.
“Jadi di Batam itu satu untuk menangkap market. Kedua tadi kenapa Singapura itu juga jadi market karena ekonomi dan segala macamnya stabil ya,” jelas dia.
Infografis Heboh Puluhan Ribu PNS Terdata Terima Bansos. (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement