Liputan6.com, Jakarta - Pasar smartphone Indonesia pada tahun 2022 turun 17,3 persen secara tahunan (Year over Year, YoY) dan 13,1 persen secara kuartalan (Quarter over Quarter, QoQ).
Menurut Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker dari IDC, pengapalan smartphone Indonesia pada kuartal pertama 2022 (Q1 2022) mencapai 8,9 juta unit.
Advertisement
Daya beli konsumen yang lebih rendah karena kenaikan harga barang, seperti gas dan komoditas, dan pasokan entry-level smartphone yang lebih rendah di pasar, berkontribusi terhadap penurunan ini.
"Harga yang lebih tinggi diperkirakan akan menambah tekanan ekstra pada daya beli konsumen. Vendor mungkin tidak dapat menyerap kenaikan harga di atas level tertentu, sehingga mengakibatkan harga jual smartphone secara keseluruhan lebih tinggi," kata Vanessa Aurelia, Associate Market Analyst di IDC Indonesia.
Terdapat pasokan ketat untuk smartphone di kisaran USD 200 dan harga yang lebih rendah karena keterbatasan pasokan chipset 4G kelas bawah. Ini menyebabkan penurunan 22 persen secara tahunan di segmen pasar tersebut.
Penurunan secara tahunan yang tinggi juga disebabkan oleh normalisasi permintaan setelah pendorong pertumbuhan yang disebabkan oleh pandemi mereda.
Oleh karena itu, IDC memperkirakan pengapalan smartphone pada Q2 2022 akan lebih rendah daripada pengapalan pada Q2 2021.
Pengapalan smartphone diperkirakan akan tetap datar sepanjang tahun 2022, dibandingkan dengan pengapalan tahun 2021.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengapalan PC pada 2022 Turun 8,2 Persen
Sebelumnya IDC merilis laporan bertajuk Worldwide Quarterly Personal Computing Device Tracker yang memperkirakan pengapalan PC secara global akan turun 8,2 persen pada 2022 secara tahunan (Year over Year, YoY) menjadi 321,2 juta unit
Selain itu, laporan tersebut juga memperkirakan pengapalan tablet di seluruh dunia turun 6,2 persen secara YoY menjadi 158 juta unit.
Menurut IDC, lockdown, perang, dan inflasi menjadi faktor utama di balik penurunan permintaan atas PC dan tablet.
"Kekurangan pasokan telah mengganggu industri untuk sementara waktu dan lockdown di beberapa bagian China terus memperburuk masalah pengapalan," ujar Jitesh Ubrani, Research Manager untuk Mobility and Consumer Device Trackers di IDC.
Advertisement
Pertumbuhan Positif pada 2023
Namun, walau diperkirakan menurun pada tahun ini, pengapalan PC diprediksi akan tetap jauh di atas level saat sebelum pandemi.
Di samping itu, IDC memperkirakan pengapalan akan kembali ke pertumbuhan tahunan positif pada tahun 2023 dan seterusnya. Sementara itu, tablet menghadapi penurunan lebih besar selama periode yang sama.
Ryan Reith, Group VP untuk Worldwide Mobile Device Trackers di IDC mendapati aktivitas permintaan dan pasokan yang kuat yang ditujukan untuk pasar PC komersial.
"Namun, [...] pengurangan perkiraan terbaru signifikan karena berbagai alasan, dan ketidakpastian tetap tinggi."
Penurunan Pasar Wearable
Sementara itu, pasar wearable devices global mengalami penurunan pada kuartal pertama 2022 (Q1-2022). Menurut laporan bertajuk IDC bertajuk "Worldwide Quarterly Wearable Device Tracker", pengiriman unit wearable devices mencapai 105,3 juta unit, turun 3 persen secara Year-over-Year (YoY).
Menurut IDC, penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan permintaan karena konsumen belanja lebih banyak di kategori di luar wearable devices setelah bertahun-tahun pertumbuhan terjal yang semakin diperkuat selama pandemi.
"Konsumen semakin sadar akan kesehatan mereka dan dengan lebih banyak pilihan harga" ujar Jitesh Ubrani, manajer riset untuk IDC Mobility and Consumer Device Trackers.
Jitesh mengatakan, persaingan juga meningkat karena merek-merek kecil meningkatkan jam tangan pelacak kesehatan dan kebugaran mereka di kelas bawah.
Advertisement