Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum mengumumkan calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pemilu 2024.
"(Capres) KIB diumumkan nanti pada waktunya," katanya di Jakarta, Minggu malam (19/6/2022).
Dia menegaskan, pengumuman itu belum dilakukan dalam waktu dekat, walaupun partai politik lain sudah mengumumkan kandidat capres yang bakal diusung.
"Belum untuk sekarang," ucapnya yang dikutip dari Antara.
Pernyataan itu disampaikan Airlangga saat menanggapi Partai NasDem yang mengusung tiga nama sebagai bakal kandidat capres.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengumumkan tiga nama yang akan diusung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024
Tiga nama tersebut yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Beberapa waktu lalu, tiga ketua umum partai politik secara resmi menandatangani nota kesepahaman dibentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Penandatanganan itu dilakukan ketua umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa dan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.
Airlangga Hartarto menegaskan keputusan yang diambil dalam KIB bersifat kolektif dan kolegial.
"Bertemu dengan siapa pun sudah sepengetahuan pimpinan partai yang lain," ujar Airlangga.
Dia menjelaskan KIB dibentuk untuk menghilangkan politik identitas, menaikkan elektabilitas partai hingga saling mengisi antarsesama anggota koalisi untuk membangun Indonesia.
Diputuskan Bersama
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical menuturkan, mengenai capres yang akan diusung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), akan diputuskan bersama partai yang tergabung di KIB.
"Nanti kan diputuskan bersama," ujar Ical di kawasan JCC, Jakarta, Minggu (19/6/2022).
Pergerakan politik Golkar hari ini berlabuh di KIB. Menurut Ical, KIB masih membuka peluang untuk berkoalisi dengan partai lain.
"Kalau ada yang mau gabung dengan KIB lagi kan boleh," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan banyak pihak terkait kemana arah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Pilpres 2024. Dia mengatakan, hal utama dari Golkar, PPP, PAN adalah memiliki tiket untuk mengusung capres.
"Kita lihat banyak yang bertanya kemana arah dari koalisi kita, ya arahnya ya jelas, arahnya kita bertiga sudah punya tiket," ujar Airlangga saat membuka Rakerda Jawa Barat di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jumat (3/6/2022).
Airlangga lalu merespons soal nama capres yang akan diusung oleh Koalisi Indonesia Bersatu. Kata dia, nama yang akan diumumkan KIB tidak terburu-buru.
"Jadi mengenai waktu, bahasa jawanya ojo kesusu. Jadi kita akan komunikasi dengan Pak Wagub komandannya Jawa Barat," terang Airlangga.
Advertisement
Bantah Usung Capres yang Didukung Jokowi
KIB membantah bahwa mereka dibentuk untuk mendorong calon presiden yang didukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2024.
Bantahan itu disampaikan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Zainudin Amali. KIB sendiri diketahui dibentuk oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP.
Kehadiran Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Ketua Umum Projo, Budi Arie di Silahturahmi Nasional yang digelar KIB, melahirkan dugaan bahwa koalisi ini didukung Jokowi.
Zainudin Amali sendiri meminta Presiden Jokowi tidak dibawa-bawa ke isu koalisi Pemilu 2024, termasuk ke KIB. Sebelumnya, Jokowi juga seolah menyiratkan mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024.
"Enggak lah. Enggak seperti itu. Kasihan pak Presiden Jokowi," kata Zainudin Amali di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Pria yang menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga ini juga menekankan bahwa tidak ada instruksi maupun arahan khusus dari Presiden Jokowi soal KIB.
"Beliau itu tidak ada instruksi apapun, tidak ada arahan apapun," ujar Zainudin Amali.
Dia berkilah, pembentukan KIB merupakan kerja sama lewat proses yang alami, tanpa ada campur tangan dari Presiden Jokowi dalam membangun koalisi tersebut.
"Jadi itu alami, alami saja tercipta kerja sama di antara partai-partai. Enggak ada campur tangan presiden, saya jamin itu. Pak presiden tidak ikut campur terhadap kebijakan masing-masing partai," bebernya.