Warga Probolinggo Diimbau Jangan Tergiur Daging Harga Murah, Ini Alasannya

Niko mengharapkan agar masyarakat tidak khawatir untuk mengkonsumsi produk hewan seperti daging, susu maupun olahannya asalkan dimasak dengan benar.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 21 Jun 2022, 07:09 WIB
Penjual daging sapai di salah satu pasar tradisional di Kabupaten Probolinggo (Istimewa)

Liputan6.com, Probolinggo - Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo menghimbau masyarakat tetap mengkonsumsi produk hewan daging yang dijual di kios-kios daging dari Rumah Potong Hewan (RPH). Karena jika dipotong di RPH, dagingnya diperiksa terlebih dahulu oleh dokter hewan dan petugas teknis peternakan.

“Sampai saat ini, harga daging yang normal antara Rp 100 ribu hingga Rp 110 ribu per kilogramnya. Kalau ada yang harganya Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogramnya mohon jangan dibeli. Karena dikhawatirkan tidak dipotong di RPH dan dagingnya tidak sesuai dengan penyembelihan kesehatan masyarakat veteriner,” kata Medik Veteriner Muda Diperta Kabupaten Probolinggo Nikolas Nuryulianto, Senin (20/6/2022).

Niko mengharapkan agar masyarakat tidak khawatir untuk mengkonsumsi produk hewan seperti daging, susu maupun olahannya asalkan dimasak dengan benar.

“Jadi tetaplah selalu membeli daging yang dijual kios-kios daging yang diperoleh dari RPH. Jangan membeli daging yang tidak jelas dari mana, apalagi harganya murah,” terangnya.

Niko meminta masyarakat agar tidak mendengarkan hoaks atau tidak benar yang disampaikan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab terkait dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pasti menular ke manusia.

“Kita tegaskan kepada masyarakat, wabah PMK ini tidak menular kepada manusia. Jadi kita minta masyarakat untuk tidak mudah percaya hoaks. Dapatkan informasi yang valid mengenai PMK dari dokter hewan dan petugas teknis peternakan,” tegasnya.

 


PMK Makin Merebak

Menurut Niko, apabila menemukan orang yang menyebarkan berita hoaks terkait PMK, mohon disampaikan tidak perlu takut.

“Sampaikan kepada yang menyebarkan tersebut bahwa sebenarnya PMK itu tidak berbahaya kepada manusia,” pungkasnya.

Sementara itu, sapi potong yang terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)di Probolinggo sebanyak 7.734 ekor atau 2,47 % dari populasi 312.932 ekor.

Dari jumlah tersebut, sembuh 556 ekor, mati 42 ekor, potong paksa 2 ekor dan jual 9 ekor serta sapi perah yang terindikasi sebanyak 1.871 ekor atau 26,4 % dari populasi 8.160 ekor. Dimana 73 ekor sembuh, 40 ekor mati dan 26 ekor dijual.

Selanjutnya, domba yang terindikasi sebanyak 50 ekor atau 0,81% dari populasi 76.721 ekor, kambing yang terindikasi sebanyak 57 ekor atau 1,85 % dari populasi 54.923 ekor serta babi yang belum terpapar PMK sebanyak 2.010 ekor.

Infografis Gejala dan Pencegahan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya