Liputan6.com, Jakarta Satu lagi perusahaan harus menelan pil pahit imbas perang Rusia Ukraina. Anak perusahaan Google di Rusia bangkrut. Google mengajukan mosi kebangkrutan ke Pengadilan Arbitrase Moskow pada Kamis pekan lalu waktu setempat.
Layanan berita Rusia Interfax menyebutkan jika ini merupakan kelanjutan pengajuan yang dikirimkan Google LLC, anak perusahaan dari raksasa pencarian yang berbasis di AS, yang menyatakan kebangkrutan.
Advertisement
Pengajuan kebangkrutan pada Mei didorong penyitaan rekening bank Google LLC oleh Rusia karena sikap Google terhadap perang Rusia melawan Ukraina.
“Penyitaan rekening bank Google Rusia oleh otoritas Rusia telah membuat kantor kami di Rusia tidak dapat berfungsi, termasuk mempekerjakan dan membayar karyawan yang berbasis di Rusia, membayar pemasok dan vendor, dan memenuhi kewajiban keuangan lainnya,” juru bicara Google pada 18 Mei.
Melansir laman CRN, Senin (20/6/2022), email tersebut, menyebutkan,“Google Rusia telah menerbitkan pemberitahuan tentang niatnya untuk mengajukan kebangkrutan.”
Interfax Friday melaporkan bahwa Google LLC, yang terdaftar di Rusia pada 2005, melaporkan pendapatan pada akhir tahun 2021 sebesar 134,3 miliar rubel.
Google LLC juga membukukan kerugian bersih 26 miliar rubel, yang menurut Interfax merupakan kerugian pertama perusahaan itu sejak 2009.
Tahun 2022 telah terbukti menjadi tahun yang sulit bagi perusahaan teknologi yang telah berinvestasi dalam peluang bisnis di Rusia, seperti Google.
Tahun Sulit
Banyak perusahaan teknologi terkemuka telah menutup atau menghentikan operasinya di Rusia setelah serangan Rusia yang tidak beralasan terhadap Ukraina, termasuk IBM, HP Inc., Hewlett Packard Enterprise, SAP, DXC Technology, Accenture, dan lainnya.
Bagi Google di Rusia, 2022 merupakan tahun yang sangat berat.
Situs berita Rusia TAdviser melaporkan bahwa pada 2022 Google Rusia didenda tiga kali dengan total 30 juta rubel karena tidak menghapus informasi terlarang.
Perusahaan juga terpaksa membayar 1 miliar rubel ke saluran TV Tsargrad karena memblokir saluran di Google dan YouTube, 500 juta rubel setelah gugatan dari NTV, dan 1 miliar rubel dalam kasus yang melibatkan Televisi Negara dan Penyiaran Radio Seluruh Rusia. Perusahaan.
Selanjutnya, Bloomberg melaporkan pada bulan Maret bahwa Google mulai memindahkan beberapa karyawan Rusianya ke luar negeri
Advertisement