Liputan6.com, Jakarta - Seorang penawar anonim telah mengeluarkan hingga USD 19 juta atau setara Rp 281,9 miliar untuk makan siang eklusif dengan miliarder ternama sekaligus CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett.
Besarnya penawaran untuk momen makan siang bersama miliarder berusia 91 tahun itu pun menjadi rekor pengeluaran tertinggi, dibandingkan pemenang sebelumnya.
Advertisement
Dilansir dari ABC News, Senin (20/6/2022) hasil dari lelang untuk momen makan siang bersama Buffett yang ditawarkan di platform eBay itu akan disalurkan untuk badan amal GLIDE yang berbasis di San-Francisco, yang membantu komunitas tunawisma dan masyarakat miskin.
Pemenang lelang ini pun dapat membawa hingga tujuh tamu, untuk makan siang eklusif di sebuah restoran steak di New York bersama Buffett.
Sejauh ini, Buffett telah mengumpulkan dana hingga USD 53 juta (Rp. 786,5 miliar) untuk GLIDE sejak lelang makan siang tersebut dimulai pada tahun 2000.
Acara tahun ini akan menjadi makan siang pertama bersama sang miliarder sejak tahun 2019, ketika pengusaha cryptocurrency Justin Sun memenangkan lelang untuk momen eklusif tersebut dengan pengeluaran USD 4,5 juta atau Rp. 66,7 miliar.
Sebelumnya, dua lelang terakhir untuk makan bersama Buffet dibatalkan karena pandemi Covid-19 dan dia mengatakan ini akan menjadi pelelangan makan siang bersamanya yang terakhir.
"Saya telah bertemu banyak orang menarik dari seluruh dunia. Satu karakteristik universal adalah mereka merasa uang itu akan digunakan dengan sangat baik," kata Buffett tentang lelang makan siang itu.
Seperti pemenang tahun ini, beberapa pemenang makan siang bersama Buffet sebelumnya memilih untuk tidak disebutkan identitas mereka.
Namun salah satu pemenang makan siang sebelumnya dengan Warren Buffet, yakni Ted Weschler, menerima tawaran pekerjaan dari perusahaan Buffett setelah dia menghabiskan hampir USD 5,3 juta (Rp 78,6 milliar) untuk dua lelang pada tahun 2010 dan 2011.
Bill Gates dan Warren Buffett Ogah Kantongi Kripto, Bagaimana Miliader Lain?
Terlepas dari kepopulerannya saat ini, mata uang kripto atau cryptocurrency tidak selalu menjadi minat di antara miliarder terkaya di dunia.
Bahkan, sejumlah miliarder telah menjadi beberapa kritikus terbesar soal kripto, salah satunya CEO Berkshire Hathaway Warren Buffett, pendiri shoppingmode Microsoft Bill Gates dan CEO JPMorgan Jamie Dimon.
Mereka secara terbuka mengungkapkan skeptis, bahkan benar-benar menentang aset digital seperti Bitcoin dan Ethereum.
"Jika Anda memberi tahu saya bahwa Anda memiliki semua Bitcoin di dunia dan Anda menawarkannya kepada saya seharga USD 25, saya tidak akan menerimanya," ujar Buffett, pada pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway pada Mei 2022, dikutip dari Forbes.
Gates sementara itu, mengatakan pada bulan Mei bahwa dia menghindari mata uang digital karena ia menganggap aset tersebut tidak "mempengaruhi masyarakat seperti investasi lain" dan telah memperingatkan risikonya bagi investor sehari-hari.
Di sisi lain, resistensi kripto di antara miliarder mungkin tidak tersebar luas seperti yang dipikirkan banyak orang.
Sebuah survei baru-baru ini oleh Forbes terhadap 65 orang terkaya di dunia mengungkapkan bahwa hampir 30 persen harta mereka diinvestasikan secara langsung atau tidak langsung dalam cryptocurrency, tingkat yang lebih tinggi daripada di antara investor non-miliarder.
Sebuah studi oleh Pew Research Study pada akhir tahun lalu juga mengungkapkan bahwa 16 persen orang dewasa di Amerika Serikat pada suatu saat melakukan investasi dalam kripto.
Adapun jajak pendapat NBC News terhadap 1.000 orang Amerika yang diterbitkan pada bulan Maret, menemukan 20 persen telah berinvestasi, memperdagangkan, atau menggunakan kripto.
Dari miliarder yang disurvei, sekitar 18 persen melaporkan memiliki setidaknya 1 persen dari kekayaan mereka dalam cryptocurrency.
Dari kelompok itu, sebagian besar berinvestasi sebagai eksperimen sampingan kecil; 80 persen investor di kripto mengatakan mereka memiliki kurang dari sepersepuluh dari kekayaan mereka yang diinvestasikan dengan cara tersebut, sementara 3,2 persen dari responden miliarder mengatakan mereka menaruh lebih dari setengah kekayaan mereka ke dalam kripto.
Sedangkan 10 persen lainnya mengatakan mereka tidak secara langsung berinvestasi dalam cryptocurrency, tetapi telah mendukung perusahaan yang berfokus pada kripto.
Advertisement
Selain Produsen Minyak, Warren Buffett Juga Buru Saham Keuangan hingga Distributor Farmasi
Perusahaan investasi Warren Buffett Berkshire Hathaway mengungkapkan seluruh investasi yang dilakukan pada kuartal I 2022 saat habiskan dana lebih dari USD 51 miliar atau sekitar Rp 746,80 triliun (asumsi kurs Rp 14.643 per dolar AS) untuk saham.
Sebelumnya Buffett telah menjelaskan mengenai investasi yang dilakukan Berkshire Hathaway kepada pemegang saham pada pertemuan tahunan perseroan tersebut. Pada saat itu, Buffett menyampaikan mengenai investasi yang lebih banyak di Chevron, Occidental Petroleum dan HP.
Pada kuartal I 2022, Berkshire Hathaway juga telah membeli hampir 4 juta saham Apple. Namun, pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa AS juga mengungkapkan saham baru di Citigroup, Ally Financial, perusahaan media Paramount Global, Markel, Celanese Corp dan distributor farmasi McKesson Corp. Demikian mengutip Marketwatch.
Selain itu, Berskhire juga menambah 2 juta saham General Motors sehingga memiliki 62 juta saham produsen mobil tersebut selama kuartal I 2022. Aksi pembelian saham itu dilakukan saat kas jumbo yang dimiliki dan susut menjadi USD 106 miliar atau sekitar Rp 1.552 triliun dari USD 147 miliar atau sekitar Rp 2.152 triliun karena aksi beli saham.
Pengajuan Berkshire tidak menjelaskan langkah mana yang dilakukan Buffett dan investasi mana yang dilakukan oleh dua manajer investasi Berkshire lainnya.
Namun, Buffett biasanya menangani semua investasi perusahaan yang lebih besar senilai lebih dari USD 1 miliar seperti penempatan Berkshire Hathaway di saham Apple, Bank of America, dan Coca Cola. Adapun Warren Buffett dan pejabat Berkshire lainnya tidak komentari pengajuan saham tersebut.
Pengajuan SEC baru-baru ini menunjukkan Berkshire terus membeli saham Occidental Petroleum setelah kuartal I berakhir dan sekarang memegang lebih dari 15 persen saham produsen minyak.
Selain semua investasi baru, Berkshire menjual hampir USD 10 miliar saham termasuk memangkas kepemilikan di Kroger dan Verizon Communications. Berkshire Hathaway juga melepas investasi di produsen obat Abbvie dan Bristol Myers Squibb.
Selain investasi, Berkshire memiliki beragam dari 90 perusahaan termasuk kereta ap BNSF, beberapa utilitas utama Geico dan perusahaan asuransi lainnya, serta berbagai perusahaan manufaktur dan ritel.