Liputan6.com, Jakarta Zinedine Zidane tidak akan pernah melupakan momen kelam Piala Dunia 2006. Di babak final turnamen empat tahunan itu, Zidane menerima kartu merah karena menanduk dada Marco Materazzi.
Sejak saat itu, Zidane sebenarnya jarang membahas masalah ini di depan publik. Namun belum lama ini, pria yang sudah berusia 49 tahun itu menyampaikan tanggapannya mengenai kejadian itu. Dalam wawancara yang dilakukan Telefoot jelang ulang tahun ke-50 yang jatuh pada 23 Juni mendatang, Zidane mengaku sama sekali tidak pernah bangga dengan insiden tersebut.
Advertisement
"Saya sama sekali tidak pernah bangga terhadap kejadian itu, tapi apa yang sudah terjadi adalah bagian masa lalu saya," katanya seperti dilansir dari Football Italia, Senin (20/6/2022).
Aksi Zidane menanduk dada Marco Materazzi menjadi insiden yang sulit dilupakan hingga kini. Terlebih, karena kejadian tersebut berlangsung di babak final yang disaksikan jutaan pasang mata di sunia.
Pada pertandingan yang berlangsung di Berlin, Jerman tersebut, Zidane menjadi harapan timnas Prancis setelah menunjukkan performa gemilang sejak babak penyisihan. Penampilan Zidane di final juga menjanjikan. Pada menit ke-7, Zidane mampu menjebol gawang Italia lewat titik penalti.
Zidane bahkan melakukannya dengan cara yang berkelas. Mantan pemain Juventus itu sukses sukses mengecoh penjaga gawang Gli Azzurri lewat tendangan panenka ke sisi kanan. "Saat itu masih awal pertandingan dan saya berpikir masih banyak waktu," ujar Zidane mengenang golnya tersebut.
Prancis Gagal Juara
"Saya ada waktu satu atau dua detik untuk berpikir bagaimana saya akan melakukannya: Di depanku saat itu ada penjaga gawang yang sangat mengenalku dengan baik, jadi saya harus memikirkan sesuatu. Dalam upaya itu pasti ada tekniknya, saya kira tidak ada kegilaan di situ. Anda bisa saja gagal mengeksekusi penalti, tetapi pada saat itu, itulah yang harus saya lakukan," beber Zidane.
Sayang gol indah Zidane akhirnya gagal membawa Prancis juara dunia. Italia berhasil membalas lewat Marco Materazzi pada menit ke-19. Skor imbang ini bertahan hingga 90 menit sehingga pertandingan dilanjutkan lewat perpanjangan waktu. Tidak ada gol yang tercipta selama 2x15 menit terakhir.
Italia akhirnya memenangkan pertarungan lewat adu penalti dengan skor 5-3. Zidane tidak bisa ambil bagian usai menerima kartu merah akibat menanduk Materazzi pada menit ke-110.
Advertisement
Tetap Bersinar
Perjalanan kelam Zidane di Piala Dunia 2006 tidak membuat pamornya meredup. Sebaliknya, pemain berkepala plontos itu tetap dipuja oleh banyak penggemar sepak bola dunia. Namanya kembali melambung saat mulai beralih profesi menjadi pelatih. Bersama Real Madrid, Zidane pernah merebut tiga gelar Liga Champions (2015/16, 2016/17, 2017/18) secara beruntun dan satu gelar La Liga.
Musim ini, nama Zidane kembali mencuat dalam bursa transfer pelatih. Namanya mulai digadang-gadang menjadi salah satu kandidat yang bakal mengisi kursi pelatih Paris Saint Germain (PSG). Hanya saja, Zidane sepertinya belum tertarik dengan tawaran ini. Seperti dilansir dari AS, dia lebih memilih untuk bersabar dan menunggu Didier Deschamp lengser dari jabatan sebagai pelatih timnas Prancis.
Dan menurut RMC Sport, tujuan terdekat Zidane adalah melatih tim nasional Prancis setelah Piala Dunia 2022. Sementara tawaran menjadi pelatih PSG akan dipertimbangkan Zidane di kemudian hari.
Alasan Tinggalkan Madrid
Sementara itu, Zidane empat angkat bicara mengenai alasannya meninggalkan Real Madrid. Pelatih asal Prancis itu mengaku tidak mendapatkan apa yang diinginkannya selama menangani Los Blancos.
Zidane akhirnya meninggalkan Real Madrid. Pelatih yang diharapkan mampu mengembalikan kejayaan Los Blancos itu memutuskan pergi setelah gagal mempersembahkan gelar apa pun pada musim ini.
Zidane mengakhiri kontraknya bersama Real Madrid pada 26 Mei lalu. "Saya paham sepak bola dan tahu tuntutan apa yang diharapkan oleh tim seperti Real Madrid," kata Zidane, seperti dilansir AS.
"Saya tahu, ketika Anda tidak menang Anda harus pergi," bebernya.
"Saya tidak menyeberang ke mana pun. Tidak juga lelah melatih. Saya ingin hubunganku dengan klub dan presiden selama beberapa bulan ini berbeda," kata Zidane menambahkan.
(Selengkapnya bisa Anda simak melalui tautan ini).
Advertisement