Liputan6.com, Okinawa - Pulau Okinawa di Jepang jatuh ke tangan Amerika Serikat, tepat hari ini, 21 Juni di tahun 1945, setelah pertempuran panjang dan berdarah.
Pulau yang terletak 340 mil (550km) selatan daratan Jepang, sekarang memberi Amerika Serikat pangkalan udara dan angkatan laut yang tak ternilai untuk melancarkan serangan yang berkelanjutan dan kuat di daratan.
Baca Juga
Advertisement
Diperkirakan lebih dari 90.000 tentara Jepang tewas dalam konflik 82 hari itu, demikian dikutip dari laman BBC, Selasa (21/6/2022).
Amerika juga menderita kerugian besar -- pada tahap ini 6.990 prajurit dilaporkan tewas atau hilang dan 25.598 terluka.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, Laksamana Armada AS Chester W Nimitz mengatakan: "Setelah 82 hari pertempuran, pertempuran Okinawa telah dimenangkan."
"Perlawanan terorganisir berhenti pada 21 Juni. Garnisun musuh di dua kantong kecil sedang dibersihkan."
Orang Jepang berjuang mati-matian sampai akhir yang pahit dengan banyak yang bersembunyi di gua-gua di ujung paling selatan pulau itu.
Ketika pasukan AS mendekat, banyak yang melemparkan diri mereka dari tebing setinggi 150 kaki (45,7 m) atau mengarungi laut untuk tenggelam daripada ditawan.
Lebih dari 4.000 orang Jepang sejauh ini telah ditangkap.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Awal Mula Konflik
Konflik dimulai pada 1 April, ketika Angkatan Darat ke-10 Amerika yang baru dibentuk, dipimpin oleh Letnan Jenderal Simon Bolivar Buckner, mendarat di pantai barat Okinawa.
Pada 21 April sebagian besar pulau telah diambil oleh pasukan AS tetapi kebuntuan berkembang di selatan sekitar ibu kota Okinawa, Naha.
Jepang mampu mengamankan posisi pertahanan yang kuat di medan yang berat dan penuh gua dan butuh beberapa minggu untuk akhirnya memenangkan pertempuran.
Advertisement
2 Pangkalan Militer AS di Okinawa Sempat Lockdown Akibat Corona COVID-19
Dua pangkalan Marinir AS di Okinawa Jepang telah dikunci (lockdown) setelah puluhan kasus Virus Corona COVID-19 dilaporkan terjadi.
Ada puluhan ribu prajurit AS yang ditempatkan di Okinawa, pulau bagian selatan Jepang tersebut, demikian dikutip dari laman Channel News Asia.
Juru bicara pemerintah Yoshihide Suga mengkonfirmasi pada Senin, 13 Juli 2020 bahwa 62 kasus telah terdeteksi di tiga pangkalan.
Tiga puluh sembilan dari mereka berasal dari Korps Marinir Futenma, 22 di Camp Hansen dan satu orang di Camp Kinser. Mereka telah dites positif COVID-19 antara 7 Juli hingga 12 Juli.
Menanggapi wabah, hampir semua perjalanan off-base dihentikan dari hari Minggu, menurut keterangan yang diposting di halaman Facebook Marine Corps Installation Pacific.
Anggota layanan Korps Marinir dan warga sipil dapat bergerak bebas di pangkalan tetapi memerlukan izin untuk pergi, termasuk untuk janji medis.
"Perintah itu sudah ada sampai pemberitahuan lebih lanjut dan membatasi akses dan operasi pangkalan ke personil penting," kata pasukan itu dalam pos terpisah.
Langkah-langkahnya adalah "untuk melindungi pasukan kami, keluarga kami, dan masyarakat setempat," tambahnya, tanpa memberikan perincian tentang infeksi.
Para pejabat militer AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.
"Jepang dan AS berbagi informasi tentang riwayat aktivitas individu militer yang terinfeksi," kata Suga.
Lonjakan infeksi telah menciptakan ketegangan dengan pejabat setempat, termasuk gubernur Okinawa Denny Tamaki.
Dia mengatakan pada hari Sabtu bahwa dia hanya bisa mengatakan bahwa beberapa kasus telah ditemukan baru-baru ini karena militer AS meminta agar angka pastinya tidak dirilis.
"Warga Okinawa terkejut dengan apa yang kami katakan (oleh militer AS)," Tamaki mengatakan pada konferensi pers.
"Kami sekarang memiliki keraguan kuat bahwa militer AS telah mengambil langkah-langkah pencegahan penyakit yang memadai."
Kekhawatiran Pemerintah Okinawa
Tamaki menuntut transparansi dalam pengembangan terbaru dan mengatakan dia berencana untuk meminta pembicaraan antara militer AS dan pejabat Okinawa.
Dia mengatakan para pejabat Okinawa juga meminta pemerintah Jepang untuk menuntut agar AS memberikan rincian termasuk jumlah kasus, menyegel Futenma dan Camp Hansen, dan meningkatkan langkah-langkah pencegahan di pangkalan.
Pejabat Okinawa membuat permintaan serupa kepada militer AS pada hari Jumat untuk mengatasi kekhawatiran warga setempat, kata Tamaki.
Okinawa adalah rumah bagi lebih dari setengah dari sekitar 50.000 tentara Amerika yang berpangkalan di Jepang di bawah pakta keamanan bilateral.
Banyak warga Okinawa telah lama mengeluh tentang polusi, kebisingan, dan permasalahan terkait pangkalan AS.
Warga Okinawa juga menentang rencana relokasi pangkalan udara Futenma dari lokasi saat ini di daerah padat penduduk.
Advertisement