Ratusan Orang Bersenjata Serang Ibu-Ibu dan Anak-Anak di Kabupaten Kampar

Upaya ratusan masyarakat Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, mempertahankan tanah ulayat yang sudah ditanam sawit berujung penganiayaan.

oleh M Syukur diperbarui 21 Jun 2022, 01:00 WIB
Barang bukti penyerangan terhadap petani di Desa Terantang, Kabupaten Kampar. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Upaya ratusan masyarakat Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, mempertahankan tanah ulayat yang sudah ditanam sawit berujung penganiayaan. Masyarakat diserang ratusan orang orang tak dikenal memakai senjata tajam dan benda tumpul.

Serangan pada Minggu petang, 19 Juni 2022, diduga dilakukan preman bayaran. Serangan ini dipicu konflik pengurus KUD IB dalam beberapa bulan terakhir.

Terlepas dari konflik di tubuh KUD itu, serangan ini menyebabkan sejumlah anak-anak, remaja, dan emak-emak menjadi korban. Kepala mereka terkena sabetan senjata tajam, pukulan benda tumpul dan lemparan batu.

Para korban dilarikan ke sejumlah rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Bhayangkara. Kasus ini sudah ditangani oleh Polres Kampar.

Salah satu korban, Zakki menjelaskan, ratusan orang itu datang dengan dua bus dan puluhan sepeda motor. Mereka mengusir ratusan warga yang didominasi anak-anak dan emak-emak pergi dari lahan.

"Mereka datang, masuk, langsung menyerang, banyak dari kami yang lari dan mereka terus menyerang pakai samurai, kami tak tahu orang itu dari mana," kata Zakki di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau.

Zakki yakin kelompok penyerangan itu berasal dari pengurus koperasi yang lama. Sekarang sudah ada ketua baru tapi ketua lama tidak terima dan tak rela lahan tersebut dikelola pengurus baru.

Masyarakat sudah hampir sebulan bertahan dan membangun tenda di kebun sawit itu. Mereka ingin ingin mempertahankan lahan koperasi karena sudah ada pergantian pengurus.

"Kami bertahan di sana ada 100 orang, jumlah yang menyerang 100 lebih pakai senjata tajam," jelas Zakki.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tak Bisa Dilerai

Zakki menyebut yang banyak menjadi korban adalah ibu-ibu dan anak-anak. Para penyerang tidak peduli karena terus memaksa warga yang bertahan untuk keluar dari posko yang didirikan.

"Keponakan saya berdarah kepalanya," kata Zakki.

Saat kejadian, lanjut Zakki, memang ada polisi dan tentara. Namun, jumlah aparat hanya beberapa orang dan tak kuasa menahan penyerang yang beringas.

"Sudah dilerai, tapi jumlah polisi satu dan empat tentara, kalah jumlah," jelas Zakki.

Korban lainnya, Sri Ranti menceritakan, keributan bermula dari portal masuk kebun. Para penyerang datang memaksa buka portal dan mendapatkan hadangan dari warga.

Dari portal itu, penyerang datang ke sebuah posko. Mereka memaksa warga di dalam keluar sembari memecahkan kaca dan mendobrak pintu.

"Pecahan kaca itu kena emak-emak dan anak-anak, yang di posko itu rata-rata perempuan," jelas Ranti.

 


Sesak Nafas

Ranti menyebut tidak bisa melawan karena penyerang itu membawa pentungan besi dan senjata tajam seperti parang dan katana.

"Kami ada yang luka, ada yang lebam, ada yang sesak dada karena terkena lemparan batu," kata Ranti.

Ranti menjelaskan, KUD IB sudah 10 tahun diketuai oleh pria inisial H. Kepengurusan berganti dan kini dijabat oleh Y.

"Tidak terima yang lama ini," ucap Ranti.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya