Liputan6.com, Jakarta - Publik tengah menyoroti pembangunan kereta gantung menuju Gunung Rinjani di Desa Lantan, Lombok Tengah, NTB, yang kabarnya segera terealisasi. Kereta gantung itu, kabarnya akan dibangun sepanjang 11 kilometer.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Layanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTB Muhammad Roem mengungkapkan, proyek tersebut rencananya akan didanai investor Tiongkok senilai Rp 600 miliar.
Advertisement
Roem menyebut, dana itu akan digelontorkan melalui duta besar Tiongkok yang ada di Indonesia.
Selain itu, pihak investor juga sedang tengah melengkapi data dan dokumen master plan terkait pembangunan kereta gantung rute Gunung Rinjani.
Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) NTB pun meminta pemerintah daerah untuk mengkaji lebih dalam soal dampak lingkungan yang akan terjadi jika kereta gantung tersebut benar-benar terealisasi, mengingat kawasan tersebut adalah geopark yang telah masuk UNESCO.
Dewan Nasional WALHI Dwi Sudarsono mengingatkan, pemda harus lebih hati-hati dalam mengkaji pembangunan kereta gantung Gunung Rinjani dan harus lebih ketat.
"Coba lihat kereta gantung di Swiss misalnya, mereka bersalju gunungnya lebih keras, kita yang ada di Rinjani berbeda, ini kawasan hutan akan susah nanti membangun lokasi tur kereta. Nantinya tower akan dipasangkan di tengah hutan, tentu akan ada pembongkaran, ada potensi akan ada semen untuk mengeraskannya," ujar Dwi Sudarsono, dikutip Senin (20/6/2022).
Selain itu, Walhi juga mengatakan bahwa penting bagi pihak investor dan pemda untuk memiliki klausul jika ada kerusakan hutan yang terjadi akibat pembangunan kereta gantung di Gunung Rinjani.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wakil Bupati Ajak Investor Tak Ragu Investasi di Lombok Tengah
Sebelumnya, Wakil Bupati Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) HM Nursiah mengatakan, para investor supaya jangan ragu untuk melakukan investasi, karena potensi di Lombok Tengah selain pariwisata, masih ada potensi di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, industri kecil menengah (IKM), dan sejumlah hal terkait perkembangan pasar properti.
"Para investor jangan ragu untuk menanamkan modal di Kabupaten Lombok Tengah," kata HM Nursiah.
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sangat terbuka dan akan memberikan kemudahan bagi investor yang ingin menanamkan modal. Bahkan informasi terkait dengan proses pengerjaan proyek juga dapat diakses melalui media digital.
"Kita sangat terbuka. Teman-teman bisa dengan mudah untuk akses informasi terkait izin maupun proyek-proyek yang bisa ditender melalui website yang telah disiapkan pemerintah kabupaten. Jadi kita pastikan semua berjalan terbuka, cepat dan bersih," katanya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Lombok Tengah juga mengatakan progres pembangunan Kabupaten Lombok Tengah saat ini cukup signifikan, seperti keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan Sirkuit MotoGP. Dalam meningkatkan pelayanan, pemerintah daerah telah menerapkan layanan secara digital dalam memberikan pelayanan publik di Kabupaten Lombok Tengah.
"Pelayanan publik telah dilakukan secara digital," katanya.
Ia juga memaparkan sejumlah data terkini terkait pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah. Materi paparan disampaikan secara detail dan sistematis di antaranya terkait dengan status Lombok Tengah sebagai kawasan unggulan pariwisata.
"Ada 4 hal yang menjadikan Lombok Tengah sebagai kawasan unggulan pariwisata, yakni keberadaan KEK Mandalika, keberadaan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Rinjani Global Geopark, keberadaan desa wisata dan keberadaan sirkuit motocross," katanya.
Advertisement
Kuota Kunjungan Wisata Taman Nasional Gunung Rinjani Naik 75 Persen Mulai Mei 2022
Kuota kunjungan wisata di Taman Nasional Gunung Rinjani naik jadi 75 persen dari kuota kunjungan normal pada destinasi wisata alam pendakian maupun non pendakian. Kabar ini tertuang dalam surat pengumuman nomor: PG.14/T.39/TU/KSA/4/2022.
Surat pengumuman tersebut tentang "Peningkatan Kuota 75% Kunjungan Wisata Alam dan Penambahan Durasi Pendakian Gunung Rinjani". Balai Taman Nasional Gunung Rinjani akan menerapkan kuota kunjungan 75 persen dan durasi kunjungan wisata untuk kegiatan pendakian selama 4 hari 3 malam mulai Rabu, 4 Mei 2022.
Jam kunjungan atau pelayanan pada destinasi wisata alam non pendakian Senin--Minggu mulai pukul 09.00--15.00 WITA.
Sedangkan untuk destinasi wisata alam pendakian, jam kunjungan Senin--Minggu, yakni cek in 07.00--15.00 WITA dan cek out 07.00--17.00 WITA atau kondirmasi khusus dengan petugas.
Registrasi atau booking online kunjungan wisata alam pendakian dilakukan melalui aplikasi eRinjani mulai 05.00--20.00 WITA. Aplikasi ini dapat diunduh melalui Playstore.
Penyelenggara kunjungan wisata alam pada destinasi wisata alam non pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani tetap menerapkan secara disiplin Panduan Umum Kunjungan Wisata Alam Non Pendakian di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Ini berdasarkan SK Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Nomor: SK. 104/T.39/TU/KSA/2022.
Disampaikan pula, semua aktivitas pendakian pada destinasi alam pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani mengikuti Revisi Standar Operasional Prosedur Pendakian. Ini berdasarkan Surat Keputusan Taman Nasional Gunung Rinjani Nomor: SK. 19/T.39/TU/KSA/2022.