Liputan6.com, Jakarta - PT Chemstar Indonesia Tbk, perseroan bergerak di industri dan perdagangan bahan kimia spesialisasi untuk industri tekstil menawarkan saham perdana maksimal 500 juta saham ke publik dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Mengutip laman e-ipo, Senin (20/6/2022), jumlah saham IPO yang ditawarkan Chemstar Indonesia itu setara 29,41 persen dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Harga penawaran saham perdana tersebut Rp 150-Rp 190 per saham. Dengan demikian, maksimal dana IPO yang diperoleh Rp 95 miliar.
Advertisement
Dana hasil IPO antara sekitar 27,86 persen untuk pembelian tanah dan bangunan yang saat ini telah digunakan oleh perseroan sebagai pabrik dan kantor perseroan. Sedangkan sisanya 72,14 persen untuk modal kerja perseroan.
Perseroan juga menerbitkan maksimal 250 juta waran seri I. Jumlah waran yang diterbitkan tersebut setara 20,83 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran seri I diberikan secara cuma-Cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.
Setiap pemegang dua saham baru perseroan berhak mendapatkan satu waran seri I. Waran seri I adalah efek yang diterbitkan perseroan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham biasa atas nama perseroan dengan nilai nominal Rp 25.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Perseroan
"Dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I jika dilaksanakan oleh pemegang waran, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan yaitu pembeliaan persediaan,” demikian tulis manajemen dalam prospektus singkat.
Penjualan perseroan tumbuh 12,96 persen menjadi Rp 89,62 miliar hingga 2021 jika dibandingkan 2020 sebesar Rp 79,33 miliar. Sementara itu, laba bersih tahun berjalan naik 192 persen menjadi Rp 12,90 miliar hingga kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,42 miliar.
Perseroan menyatakan kenaikan laba bersih ini didorong pertumbuhan penjualan dan menurunnya beban penjualan, beban umum dan administrasi.
Sementara itu, total ekuitas perseroan naik menjadi Rp 42,10 miliar pada 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 23,73 miliar. Sementara itu, total liabilitas turun menjadi Rp 48,49 miliar pada 2021 jika dibandingkan 2020 sebesar Rp 51,48 miliar. Perseroan mencatat aset naik menjadi Rp 90,59 miliar pada 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 75,21 miliar.
Advertisement
Jadwal Sementara IPO
Masa Penawaran Awal (Bookbuilding) : 20 Juni 2022 – 23 Juni 2022
Perkiraan Tanggal Efektif : 30 Juni 2022
Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 4 Juli 2022 – 6 Juli 2022
Perkiraan Tanggal Penjatahan : 6 Juli 2022
Perkiraan Tanggal Distribusi : 7 Juli 2022
Perkiraan Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia : 8 Juli 2022
Perkiraan Masa Perdagangan Waran Seri I – Pasar Reguler dan Negosiasi : 8 Juli 2022 – 4 Juli 2023 Perkiraan Masa Perdagangan Waran Seri I – Pasar Tunai : 8 Juli 2022 – 6 Juli 2023
Perkiraan Periode Pelaksanaan Waran Seri I : 9 Januari 2023 – 7 Juli 2023
Perkiraan Akhir Masa Berlakunya Waran Seri I : 7 Juli 2023
BEI Kantongi IPO 43 Perusahaan
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi 43 perusahaan dalam proses pencatatan saham di BEI hingga 6 Juni 2022. Total dana yang akan dihimpun dari 43 perusahaan itu Rp 14,1 triliun.
“Sampai dengan 6 Juni 2022, terdapat 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan total dana yang direncanakan sebesar Rp 14,1 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan, Senin (6/6/2022).
Adapun rincian sektor perusahaan yang proses penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) antara lain:
-Tiga perusahaan dari sektor basic materials
-Tiga perusahaan dari sektor industrials
-Empat perusahaan dari sektor transportasi dan logistik
-Sembilan perusahaan dari sektor konsumer non siklikal
-Delapan perusahaan dari sektor konsumer siklikal
-Dua perusahaan dari sektor teknologi
-Dua perusahaan dari sektor healthcare
-Tiga perusahaan dari sektor energi
-Empat perusahaan dari sektor properti dan real estate
-Lima dari sektor infrastruktur
Selain itu, BEI mencatat pipeline rights issue terdapat 33 perusahaan yang akan melakukan aksi korporasi itu hingga 3 Juni 2022. Perkiraan dana yang akan dihimpun dari rights issue mencapai Rp 25,2 triliun.
Kemudian pada pipeline pencatatan efek bersifat utang dan sukuk terdapat 36 emisi yang akan diterbitkan oleh 30 perusahaan dengan perkiraan total dana yang akan dihimpun Rp 44,9 triliun.
Pemegang saham perseroan setelah IPO dan pelaksanaan waran seri I yaitu Kwee Sutrimo sebesar 0,62 persen, Eko Muljono Suprapto 0,62 persen, Wil Zulkarnaen sebesar 0,62 persen. Selain itu, PT Tunas Bahtera Harum 59,69 persen, masyarakat melalui saham 25,64 persen dan waran sebesar 12,82 persen.
Advertisement