Liputan6.com, Jakarta - ANDI, seorang penghasil lebah madu asal Ciemas, Kabupaten Garut, Jawa Barat, hanya termangu. Kepalanya hanya mengangguk-angguk, memberi tanda ada sesuatu yang benar menurut dirinya, dan layak untuk dicoba.
Tak berapa lama, ia bergegas menghampiri orang yang berada di deretan depan. Tanpa ragu, ia bertanya, dan sekejap kemudian kembali lagi termangu. Ia seolah tak percaya dengan apa yang baru saja diterima telinganya.
Advertisement
Yup, ternyata Andi baru mengerti, budidaya lebah madu punya keterkaitan erat dengan komoditas mangga. Buah yang satu ini memang sudah akrab dengan Andi dan lingkungannya. Namun, ia baru 'ngeh' kalau ternyata nilai ekonomisnya bisa lebih tinggi jika diselaraskan dengan budidaya lebah madu dan pengembangan lainnya.
Pada akhirnya, Andi dan beberapa anggota masyarakat di sekitar Geopark Ciletuh sadar. Mata dan pikiran mereka terbuka, selain sumber pakan lebah dari bunga mangga, ternyata ada beberapa varian lain yang bisa dimanfaatkan.
Kebahagiaan Andi dan warga sekitar Ciletuh juga menjalar ke sisi jauh arah Timur, tepatnya berjarak sekitar 390 kilometer. Adalah Naharin Ayu, seorang santriwati angkatan pertama yang menjadi bagian dari penghuni Pondok Pesantren Programmer Qoryatus Salam di Yogyakarta.
Seperti halnya Andi, sosok Naharin, dan juga rekan-rekannya, mendapat 'kebahagiaan' tersendiri. Arin, sapaan akrab Naharin, bersama santriwati lain mendapatkan kesempatan istimewa, yakni belajar kewirausahaan yang berbasis teknologi digital.
Artinya, sembari menimba ilmu, jajaran santriwati di Pondok Pesantren Programmer Qoryatus Salam, bakal merintis jejak sebagai enterprenuer alias pengusaha UMKM berbasi digital.
Berhenti di Yogyakarta?, tidak. Jika kembali lagi ke Garut, di sana ada Salarea Foundation. Melalui unit sosial Pawon Kopi Salarea, kalangan marjinal mendapatkan kesempatan membuktikan diri memiliki talenta, dan bisa berlanjut dengan kegiatan ekonomi di level UMKM.
Tiga contoh nyata tersebut, dari ratusan lainnya yang positif, menjadi bagian penting dari langkah yang kini terus dikebangkan Jamkrindo. Transformasi yang ada menjadi buah dari pengembangan beragam varian sisi kreatif dan inovatif dalam rentang lebih dari lima dekade.
Bagi Jamkrindo, unit bisnis boleh berjalan seperti biasanya, tapi tak lupa tetap harus memberikan kesempatan terhadap UMKM. Setidaknya, membuka akses ke berbagai bidang, terutama akses finansial, bisa seiring sejalan dengan pola penangangan UMKM yang terus berkembang, terutama membawa pelaku UMKM ke zona digital.
Ragam corak transformasi, baik dari sisi unit bisnis maupun keterlibatan di level sosial, menjadi bagian tak terpisahkan kiprah Jamkrindo di tengah masyarakat. Contoh di Pawon Kopi Salarea misalnya, Jamkrindo mengajak kalangan marjinal, terutama disabilitas, agar bisa berkiprah di dunia UMKM.
Jamkrindo memandang, unsur memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk mengembangkan talenta, terutama membuka bisnis segmen UMKM, menjadi milik masyarakat dengan keterbatasan sesuatu atau disabilitas. Ornamen kemandirian mereka bisa menjadi penguat unsur UMKM, terutama di era penangangan program pengembangan ekonomi kerakyatan dalam usaha bangkit di era pandemi Covid-19.
Selain terus meningkatkan variasi dari bisnis utama Jamkrindo, yakni penjaminan, perseroan terbatas sangat melihat sisi lain untuk menopang perekonomian dan area bisnis, yakni UMKM. Tak tanggun-tanggung, dalam beberapa tahun terakhir, jajaran manajemen Jamkrindo turun langsung ke lapangan.
Realisasi Inovasi
Mereka bersentuhan dengan masyarakat pedesaan dan simpul-simpul sumber UMKM lainnya. Di Garut, Jawa Barat misalnya, Jamkrindo berperan aktif dalam meningkatkan level pengembangan komoditas talas. Tak talas, model agroforesty juga menjadi bagian penting dari program spesial Jamkrindo di Garut.
Jika Anda berpikir ini adalah talas biasa, itu salah besar. Potensi ekonomi dari komoditas talas, terutama intan pratama, tergolong besar. Apalagi, ada beberapa anggota kelompok tani yang berstatus milenial. Hebatnya, Jamkrindo memberi arahan agar tak sekadar mengolah talas semata, tapi mengembangkan sisi lain yang berkaitan dengan nilai komersiil, seperti keripik dan beragam penganan yang berbahan dasar tepung talas.
Ujung dari program wujud dari perhatian ini adalah variasi UMKM, baik dari sisi produk maupun sasaran pasar. Dan itu sudah terbukti dengan realisasi pengembangan komoditas kopi, tumpang sari jahe, peningkatan varian akhir berbahan dasar talas sampai penunjang operasional UMKM.
Seperti diketahui, sejak awal berdiri, tulang punggung Jamkrindo adalah penjaminan kredit untuk UMKM, yang mendapatkan fasilitas pinjaman dari lembaga keuangan. Jika menilik gugus tugasnya, Jamkrindo akan terasa sempit.
Nah, kreasi dan inovasi inilah yang membuat Jamkrindo memutuskan melakukan sesuatu yang berada di luar tugas utama. Artinya, Jamkrindo mentransformasi dirinya sendiri dengan berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat dan memajukan UMKM.
Jika mengacu ke beberapa kegiatan, desain besar Jamkrindo melalui pemberdayaan masyarakat dan UMKM adalah mewujudkan kesetaraan ekonomi di berbagai daerah. Direktur Utama PT Jamkrindo, Putrama Wahju Setyawan mengatakan sebagai perusahaan penjamin terbesar di Indonesia, Jamkrindo berkomitmen menyukseskan program pemerintah yang dirancang untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi para para pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya melalui penjaminan Kredit Modal Kerja PEN, dan penjaminan Kredit Usaha Rakyat.
Sekadar informasi, sampai dengan triwulan I 2022, Jamkrindo telah merealisasikan penjaminan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp51,44 triliun. Angka itu naik 72 persen dari tahun sebelumnya, yang hanya sebesar Rp29,88 triliun. Jumlah UMKM yang dijamin sebanyak 1,2 juta. Angka tersebut menjadi bagian penting dari sumbangsih Jamkrindo dalam mendukung upaya percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s) melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Sekadar bukti, Jamkrindo sudah melakukan itu di beberapa tempat, seperti Garut (Jawa Barat), Geopark Ciletuh (Sukabumi), Kintamani (Bali) dan Larantuka (Nusa Tenggara Timur).
Pada area bisnis inti, Jamkrindo terus membuktikan diri sanggup berinteraksi dan menyeleraskan dengan perkembangan zaman, terutama di era digital. Sebagai pionir di industri penjaminan, Jamkrindo memiliki berbagai produk, baik produk penjaminan program maupun penjaminan non-program.
Pada penjaminan program, Jamkrindo memiliki produk antara lain penjaminan KUR, dan Penjaminan Kredit Modal Kerja (KMK) dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN). Lalu, khusus penjaminan non-program, Jamkrindo menyediakan penjaminan kredit umum, penjaminan kredit mikro, penjaminan kredit konstruksi dan pengadaan barang/jasa, penjaminan distribusi barang, surety bond, customs bond, penjaminan Supply Chain Financing (Invoice Financing) dan penjaminan kredit lainnya.
Variasi tersebut menjadi jawaban atas tantangan guna memajukan sekaligus meningkatkan akselerasi pertumbuhan serta pengembangan UMKM. Tak sekadar memberi program, kerja nyata Jamkrindo yang terakumulasi dalam 52 tahun telah menyentuh seluruh sendi UMKM, meski terus bakal disempurnakan.
Advertisement
Platform Istimewa
Satu di antaranya adalah tindakan nyata penggemblengan kalangan UMKM melalui pendampingan. Yup, Jamkrindo sudah memiliki platform 'UMKM Layak' sebagai layanan akses keuangan. Secara umum, "UMKM Layak" ini adalah platform digital yang diperuntukkan mengakomodir kebutuhan UMKM, seperti mengakses modal usaha UMKM dan kebutuhan mengikuti aneka pelatihan.
Sekadar catatan statistik, sampai tulisan ini dibuat, jumlah UMKM yang mendaftar di platform "UMKM Layak" sebanyak 25.588 dan 13 pembina UMKM. Dari jumlah tersebut, saat ini yang sudah terverifikasi berjumlah 248 UMKM. Data ini diakses penulis pada Senin (20/6/2022) pukul 23.30 WIB.
Platform digital "UMKM Layak" menjembatani antara UMKM yang memerlukan pembiayaan dengan lembaga keuangan yang menyalurkan pembiayaan UMKM. Langkah ini sangat membantu para pelaku UMKM, terutama bagi mereka yang ingin melakukan akselerasi.
Jamkrindo memberi jaminan beberapa benefit ketika masuk ke "UMKM Layak". Para UMKM menjadi UMKM terjamin PT Jamkrindo, dan akses ke pembiayaan melalui Lembaga Keuangan Mitra Penerima Jaminan PT Jamkrindo. Lalu, para pelaku UMKM mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan Jamkrindo.
Artinya, platform digital "UMKM Layak" yang futuristik, menjadi solusi akses permodalan UMKM agar dapat mengembangkan usaha yang dijalankan melalui modal pinjaman. Cara daftar modal usaha UMKM di "UMKM Layak" sangat mudah, yakni tinggal daftar di situs umkmlayak.co.id, mengisi beberapa informasi pribadi dan kebutuhan keuangan, seperti tes psikometrik.
Langkah strategis dan sinergis Jamkrindo menjadi bagian dari keinginan untuk menggapai 'mimpi'. Setidaknya, ada tiga bagian yang ingin digapai Jamkrindo, yakni memperkuat arsitektur kesehatan global, mempercepat transformasi ekonomi digital, serta memfasilitasi transisi energi menuju ekonomi hijau.
Hal itu menjadi bagian dari pondasi guna melakukan beragam langkah transformasi. Jamkrindo ingin melakukan 3 transformasi, yakni transformasi struktur organisasi, transformasi manajemen sumber daya manusia dan transformasi sistem teknologi.
Seluruh model transformasi tersebut mengarah pada kemudahan para user, yang sebagian besar adalah pelaku UMKM. Satu di antara contoh konkret adalah dalam hal pengajuan jaminan proyek ke Jamkrindo.
Menurut Direktur Utama PT Jamkrindo, Putrama Wahju Setyawan, pihaknya sudah memberikan kemudahan berupa keberadaan aplikasi Jamkrindo Online Suretyship atau JOS. Berbekal tools tersebut, pengajuan jaminan proyek akan menjadi lebih mudah tanpa perlu keluar rumah.
Artinya, principal yang membutuhkan penjaminan proyek tidak harus datang langsung ke kantor Jamkrindo. Mereka bisa mendaftarkan diri melalui website suretyship.jamkrindo.co.id.
Putrama Wahju Setyawan mengatakan, inovasi JOS menjadi bentuk nyata menghadirkan layanan penjaminan yang inovatif, kompetitif dengan pelayanan profesional, efektif, dan efisien secara berkelanjutan.
Terobosan 'maut' yang menggunakan ekosistem digital adalah penjaminan atas layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi yang disalurkan pemberi pinjaman melalui penyelenggara kepada peminjam. Hal ini membuat Jamkrindo berani melangkah ke sistem peer to peer lending alias Penjaminan Fintech.
Nah, anek layanan dan aktivitas sosial yang sangat kreatif tersebut memberi gambaran bagaimana sistem Jamkrindo yang semakin adaptif. Hal ini sejalan dengan sistem tranformasi yang sedang dijalankan.
Seperti diketahui, sebelum bernama PT Jamkrindo, sejarah panjang sudah menemani lembaga ini. Pemerintah mendirikan Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK) pada 1970, lalu berubah menjadi Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi (Perum PKK).
Setelah itu, perubahan nama terus berlanjut, dan dari Perum PKK menjadi Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU). Pada Mei 2008, berubah lagi menjadi Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo).
Presiden RI, Joko Widodo mengubah badan hukum Perum Jamkrindo menjadi Perseroan Terbatas melalui PP No. 11/2020. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20/2020 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia mengubah status badan hukum menjadi PT Jamkrindo dan resmi menjadi anak perusahaan dari holding Asuransi dan Penjaminan
Kini, dunia digital membuat Jamkrindo terus berkembang dan menyeleraskan diri dengan ritme atau kebiasaan para pelaku UMKM ketika bersentuhan dengan dunia pemasaran. Tak hanya berkutat di area kota, kemajuan teknologi digital membuat Jamkrindo punya peluang besar melakukan penetrasi lebih dalam guna menjangkau masyarakat pedesaan.
”Jamkrindo mendapatkan mandat dari pemerintah untuk membawa UMKM maju dan berdaya saing, maka Jamkrindo juga memiliki kewajiban untuk mendorong semangat kewirausahaan berbasis digital bagi UMKM," tegas Putrama Wahju Setyawan, penuh optimistis.