Liputan6.com, Jakarta - Sukamara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah. Luas wilayahnya 3.827 km persegi dan berpenduduk 63.464 jiwa pada 2021. Itu membuat Kabupaten Sukamara termasuk yang paling sedikit jumlah penduduknya di Provinsi Kalimantan Tengah.
Kabupaten ini sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Kotawaringin Barat. Pada 10 April 2003, dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 5 Tahun 2003 tentang Pengukuhan/Pemekaran 8 Kabupaten, Kabupaten Kotawaringin Barat dimekarkan dan ditambah dengan Kabupaten Lamandau.
Terdapat dua Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah Kabupaten Sukamara, yaitu DAS Jelai sepanjang 200 km dan DAS Maram. DAS Jelai meliputi lebih dari 40 anak sungai yang tersebar hampir di seluruh wilayah kabupaten ini.
Baca Juga
Advertisement
Selain yang disebutkan di atas, Kabupaten Sukamara masih punya sederet fakta lain. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Sukamara yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin, 20 Juni 2022.
1. Semboyan Sukamara
Kabupaten Sukamara memiliki semboyan "Gawi Barinjam." Kata "Gawi Barinjam" dapat ditemukan di Lambang Kabupaten Sukamara dalam huruf kapital di pita perangkatnya.
"Gawi" artinya "bekerja," sedangkan "Barinjam" artinya "bersama-sama," sehingga secara harfiah dapat diartikan Gawi Barinjam berarti Bekerja Bersama-sama atau Gotong Royong untuk mencapai tujuan mulia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Budidaya Udang
Budidaya udang vaname berskala besar di Desa Sei Pasir, Kecamatan Pantai Lunci, Kabupaten Sukamara, menjadi salah satu program strategis unggulan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng terkait ketahanan pangan. Pihaknya pun menggelontorkan dana sekitar Rp85 miliar pada 2022 untuk pembangunan infastruktur budidaya udang terintegrasi, yang dikenal sebagai shrimp estate.
Sebanyak 90 kolam berukuran 40x40 meter akan dibangun di lahan seluas 40,17 hektare, dan ditargetkan rampung tahun ini. "Diharapkan ini bisa mendorong para nelayan untuk mengembangkan tambak vaname dalam skala besar,," ucap Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo, melansir kanal Regional Liputan6.com.
Edy menjelaskan, shrimp estate dibangun dalam rangka mendukung program food estate yang dicanangkan pemerintah pusat di wilayahnya. Ia juga berharap ke depannya, kawasan tersebut akan terintegrasi dengan ekowisata. Rencananya, proyek serupa juga akan dibangun Pemprov Kalteng tahun depan di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Kotawaringin Timur dan Seruyan.
Advertisement
3. Tradisi Idulfitri
Ada momen spesial bagi masyarakat Kabupaten Sukamara dalam memeriahkan momen Idulfitri, yakni tradisi Betawakan di Sungai Jelai, yang mana kembali diizinkan terselenggara pada tahun ini setelah absen akibat pandemi COVID-19.
Betawakan merupakan kegiatan saling lempar kantong air berisi kesumba (air berwarna) dari atas perahu maupun tepian sungai. Tahun ini, tradisi unik ini digelar mulai hari pertama hingga ketiga lebaran atau lebih tepatnya 2--4 Mei 2022.
"Dua tahun belakangan sempat tidak digelar akibat COVID-19. Namun, pada tahun ini kita merasa senang, Betawakan bisa kembali digelar karena ini memang tradisi setiap lebaran," ujar Hayat, salah seorang warga di lokasi perayaan.
Selain sebagai sarana hiburan, festival tersebut dinilai mampu menyambung tali silahturahmi antar-warga dan ungkapan rasa syukur saat memperingati hari besar umat Islam yang sudah ada sejak zaman nenek moyang.
4. Masjid Agung Sukamara
Masjid Agung Sukamara menjadi kebanggaan warga kota Sukamara. Masjid ini mampu menampung sekitar tujuh ribu jemaah dan disebut sebagai salah satu ikon Sukamara dan pusat Islamic Center di sana.
Masjid Agung Sukamara dibangun di atas tanah milik Pemda seluas sekitar 60 ribu meter persegi. Lantai dasar di masjid berarsitektur modern ini dijadikan ruangan kesekretariatan organisasi keagamaan Islam dan tempat parkir.
Pembangunan masjid dimulai pada 2013. Meski sudah mulai digunakan, pembangunan masjid ini sempat kekurangan biaya untuk merampungkan beberapa bagian bangunan. Saat ini, Masjid Agung Sukamara sudah bisa digunakan untuk pelaksanaan ibadah salat lima waktu, tapi belum digunakan untuk salat jumat karena sejumlah pertimbangan.
Advertisement
5. Wisata Sukamara
Kabupaten Sukamara termasuk daerah dengan destinasi apik dan indah yang cocok dikunjungi saat Anda hendak berlibur. Salah satunya adalah Danau Burung.
Danau ini tak hanya dikenal dengan keindahannya, tapi juga sebagai tempat transit bagi para burung yang sedang bermigrasi. Keindahan hutan gambut juga dapat Anda lihat. Lalu ada owa, orangutan, serta jenis ikan tawar yang hidup di sekitar kawasan danau tersebut.
Ada juga Pantai Kuala Jelai yang sangat bersih dan masih terjaga alamnya, sehingga Anda lebih nyaman saat berwisata di sana. Anda bisa menghabiskan waktu sampai sore untuk melihat keindahan senja. Ada juga Bukit Patung, salah satu destinasi ekowisata di Sukamara.
Anda dapat melihat keindahan alam, serta pesona air terjun di Bukit Patung. Tempat wisata lainnya adalah Pantai Kampung Baru, Pantai Tanjung Nipah, Pantai Tanjung Selaka, Wisata Kota Tua, Wisata Adat Dayak, dan Kampung Wisata Sungai Tabuk.
6. Kuliner Khas Sukamara
Ada berbagai kuliner khas Kabupaten Sukamara, salah satunya wadi patin. Seperti namanya, makanan ini terbuat dari ikan patin.
Cara pembuatannya, yakni daging ikan patin yang telah dibersihkan kemudian difermentasi, lalu dimasak dengan cara digoreng atau dikukus. Karena difermentasi, wadi patin memiliki rasa yang khas, yakni perpaduan antara asin dan asam, serta rasa lezat dari daging ikan patin itu sendiri.
Selain itu, ada kerupuk basah yang jadi oleh-oleh khas Sukamara. Pada umumnya, kerupuk basah tersedia dalam dua varian, yakni kerupuk basah ikan toman dan ikan belida. Untuk menambah kenikmatan, kerupuk basah biasanya disajikan bersama sambal cabai. Kuliner khas lainnya dari Kabupaten Sukamara adalah Abon Tongkol, Amplang, Keripik Kelakai, Kerupuk Kering, dan Rabuk Patin Kandas Sari.
Advertisement