Nasida Ria Grup Kasidah Legendaris Asal Semarang Ternyata Sudah Miliki 4 Generasi

Yang terbaru, Nasida Ria tampil sebagai pembuka rangkaian acara seni lima tahunan di Jerman, yakni Documenta Fifteen.

oleh Asnida Riani diperbarui 21 Jun 2022, 10:01 WIB
Bangga, Nasida Ria Bawa Qasidah Melantun dalam Event Seni Akbar di Jerman. (instagram.com/documentafifteen)

Liputan6.com, Jakarta - Lagi, Nasida Ria menorehkan prestasi membanggakan. Grup kasidah legendaris asal Semarang, Jawa Tengah itu membuat media sosial gonjang-ganjing karena kedapatan ambil peran dalam acara Documenta Fifteen yang berlangsung di Kassel, Jerman.

Mereka tampil sebagai pembuka rangkaian acara seni yang diselenggarakan pada 18 Juni hingga 25 September 2022 tersebut. Diketahui, event yang dimaksud digelar setiap lima tahun sekali, menurut laporan kanal Showbiz Liputan6.com.

Di akun Instagram-nya, Nasida Ria pun membagikan sederet momen selama mereka berada di Jerman, mulai dari latihan, melakukan soundcheck, hingga saat tampil. Menambah catatan emas, ini ternyata bukan kali pertama grup kasidah tersebut manggung di Jerman.

Mengutip Merdeka.com, Selasa (21/6/2022), grup kasidah itu sudah lebih dulu tampil di Jerman pada 1994 lalu. Saat itu, mereka diundang tampil di Berlin, Jerman pada acara festival musik Islam internasional bernama Die Garten des Islam.

Jejak panggung mereka di Jerman pun bertambah pada 1996 saat ikut mengisi Festival Heimatklange. Tapi, Jerman bukanlah panggung internasional pertama bagi Nasida Ria. Pada 1988, grup tersebut telah tampil di Malaysia dalam peringatan 1 Muharam.

Di panggung terbaru mereka di Jerman, Nasida Ria sempat menunjukkan antusiasme para penonton di sana."Kondisi saat Nasida Ria latihan, banyak yang antusias mendengarkan lantunan kasidah! Tanggal 18 (Juni 2022), Nasida Ria akan tampil sebagai pembuka di event seni akbar dunia @documentafifteen di Kassel, Jerman. Sobat yang dekat merapat yaaa. Mari kita kasidah kan Jerman!" tulis pihaknya dalam salah satu unggahan Instagram, baru-baru ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Adaptasi di Masa Pandemi COVID-19

Bangga, Nasida Ria Bawa Qasidah Melantun dalam Event Seni Akbar di Jerman. (instagram.com/nasidariasemarang)

Seusai tampil, Nasida Ria pun mengungkap perasaan mereka. Personelnya mengaku bersyukur bisa tampil menghibur di acara besar tersebut. "Gimana tadi performnya bun?" tanya Nazla Zain, salah satu personel Nasida Ria di Instagram pribadinya.

"Mantap, Alhamdulillah seru, seru!! Sama Mas Oomleo juga nih," seru personel lainnya. "Mantap selalu! Nasida Ria mantap selalu," timpal Narpati Awangga atau yang lebih dikenal dengan Oomleo yang juga tampil di acara yang sama.

Sebelumnya, salah satu lagu hit Nasida Ria, Perdamaian, yang juga dibawakan di panggung terbaru mereka di Jerman, sudah acap kali diputar kembali menyusul memanasnya suhu politik Rusia dan Ukraina. Lagu ini terasa relevan dengan invasi Vladimir Putin ke negara tetangganya itu sejak Februari tahun ini.

Selama pandemi COVID-19, para anggota grup kasidah Nasida Ria juga masih tetap berlatih. Untuk terus menjaga eksistensi, mereka menyelenggarakan konser virtual yang ditayangkan pada berbagai platform media sosial di periode ini.


Mengenal Nasida Ria

Tampilan Grup Nasida Ria Asal Semarang di Festival Jerman, credit: @nasidariasemarang

Nasida Ria adalah grup musik kasidah asal Semarang yang dibentuk pada 1975. Jejak panjang kariernya mengukuhkan Nasida Ria sebagai salah satu grup musik kasidah legendaris. Ada banyak karya hit yang telah mereka telurkan, mulai dari Kota Santri, Kerukunan Beragama, dan Keadilan.

Grup kasidah ini didirikan seorang guru qira’at, HM Zain. Demi mendirikan grup ini, Zain mengumpulkan sembilan siswinya, yakni Murdikah Zain, Mutoharoh, Rien Jamain, Umi Kholifah, Musyarofah, Nunung, Alfiyah, Kudriya, dan Nur Ain.

Awalnya, grup musik ini hanya menggunakan rebana sebagai alat musik. Namun, Wali Kota Semarang saat itu, Imam Soeparto, yang merupakan penggemar Nasida Ria, menyumbangkan suatu organ untuk membantu grup tersebut. Di kemudian hari, mereka mendapat bantuan gitar, bass, dan biola sebagai pelengkap instrumen.

Dalam menampilkan musik mereka, Nasida Ria banyak terinspirasi dari musik Arab. Lirik-lirik lagunya juga tidak jarang ditujukan dengan maksud dakwah dan dibawakan dalam bahasa Arab.


Regenerasi Anggota

Nasida Ria. (Foto: Dok. Instagram @nasidariasemarang)

Setelah mendapat saran dari Kyai Ahmad Buchori Masruri, Nasida Ria kemudian jadi sering membawakan lagu berbahasa Indonesia. Tidak diduga, gaya baru ini justru membuat mereka lebih populer di tengah masyarakat. Dulu, mereka sering muncul di televisi nasional dan melakukan tur ke banyak kota di Indonesia.

Saat pandemi, jadwal pementasan Nasida Ria berubah drastis. Selain menggelar konser virtual, mereka juga meregenerasi anggota. Dari awal terbentuknya hingga sekarang, sudah ada empat generasi yang terbentuk dari grup musik tersebut.

"Di dalam lagu-lagu kasidah Nasida Ria, banyak pesan moral dan nasihat-nasihat yang bagus. Saya sebagai bagian dari keluarga pendiri Nasida Ria harus ikut bertanggung jawab untuk melestarikan musik ini,” kata Nazla Zain, generasi keempat Nasida Ria, dikutip dari YouTube Liputan6 SCTV.

Membuktikan bahwa genre musiknya bukan penghalang, Nasida Ria juga sudah tampil dalam acara musik masa kini, seperti RRREC fest (2016), Holy market (2017), dan Syncronize Fest (2018 dan 2019).

Infografis Pro dan Kontra RUU Permusikan. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya