Pemkab Lumajang Ajukan Pasokan Vaksin PMK untuk 6 Ribu Hewan Ternak

Pemerintah daerah Lumajang, menargetkan sekitar 6.000 hewan ternak di daerah tersebut mendapatkan jatah vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 22 Jun 2022, 06:14 WIB
Bupati Lumajang Thoriqul Haq meninjau peternakan sapi perah di Kabupaten Lumajang (Istimewa)

Liputan6.com, Lumajang - Pemkab Lumajang menargetkan sekitar 6.000 hewan ternak di daerah tersebut mendapatkan jatah vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

"Kita masih menuggu jatah vaksin dari kementerian. Kita targetkan sekitar 6.000 ekor sapi yang mendapatkan vaksin," kata Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati, Selasa (21/6/2022).

Indah mengatakan, pemerintah telah melakukan langkah-langkah untuk miminimalisir penyebaran PMK, sembari menunggu pasokan vaksin dari kementerian datang.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan diantaranya pemeriksaan terhadap hewan ternak, serta memberikan vitamin.

"Sementara dengan keterbatasan tenaga menteri kesehatan dokter hewan yang ada, kita terus turun untuk memeriksa sapi-sapi dan memberikan vitamin," jelasnya.

Oleh karena itu, Indah mengimbau, agar semua pihak dapat mematuhi setelerisasi hewan ternak, sehingga PMK di Lumajang dapat segera dituntaskan.

"Diminta kepada semua pihak terkait dengan transaksi perdagangan ini untuk setelerisasi, sehingga kita bisa menuntaskan soal PMK ini," pungkasnya.

Sementara itu, Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, saat ini tren kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Lumajang, menunjukkan bahwa kondisi sapi yang terkonfirmasi positif banyak yang sembuh.

"Kondisi sapi yang sebelumnya sakit, saat ini sudah mulai banyak yang sembuh," ujar dia.

Menurutnya, penanganan sapi yang terkena PMK di awal kejadian banyak yang belum mendapatkan penanganan cepat karena cepatnya virus ini menyebar. Sehingga dua bulan ini tenaga dokter hewan dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskewan) telah berbagi prioritas kawasan yang harus di tangani.

Dirinya juga mengimbau, kepada para peternak untuk tidak menjual belikan ternaknya pada masa PMK. Selain itu, peternak juga dianjurkan untuk berkonsolidasi ke dokter hewan di Puskeswan terdekat apabila ada hewan ternak yang terjangkit PMK.


Penutupan Pasar

"Beberapa waktu yang lalu, ada masyarakat yang panik dan menjual sapi dengan harga murah, ada yang belum mengetahui dampak minum susu mentah dari sapi yang terpapar PMK yang diberikan ke anak sapi yang mengakibatkan kematian pada anak sapi, ada juga yang terlalu berlebihan memberikan makanan saat masa pemulihan sehingga menyebabkan kematian sapi, karena lambungnya belum siap asupan makanan," terang Indah.

Indah menambahkan, bahwa pihaknya telah melakukan langkah-langkan penanganan untuk meminimalisir dampak penyebaran PMK, seperti penutupan sementara pasar hewan di Lumajang.

“Kita telah mengambil Langkah- Langkah untuk terus menekan penyebaran PMK ini, diantaranya penutupan pasar hewan sementara dan melakukan penyekatatan lalu lintas hewan di perbatasan Kabupaten Lumajang,”pungkas Indah.

Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya