Usai Kantongi Rp 1,1 Triliun, Startup E-Commerce India CityMall PHK 191 Karyawan

Startup platform e-commerce yang berbasis di India, City Mall baru saja melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 191 karyawannya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Jun 2022, 19:20 WIB
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Startup platform e-commerce yang berbasis di India, CityMall menjadi sorotan setelah mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 191 orang karyawannya. 

Perusahaan itu menjelaskan dalam postingannya di platform Linkedin., pemangkasan jumlah karyawan itu dilakukan untuk membawa "perubahan struktural pada seluruh fungsi di CityMall".

"Setelah menjelajahi beberapa opsi, kami menyadari bahwa ada peran tertentu dalam perusahaan yang harus dibubarkan untuk menyelaraskan dengan model bisnis kami yang berkembang dan lingkungan bisnis saat ini," jelas CityMall, , dikutip dari Tech in Asia, Selasa (21/6/2022).

Startup berusia 3 tahun itu melanjutkan, pihaknya akan memberikan bantuan kepada semua karyawan yang terdampak PHK untuk mencari tempat kerja baru atau pindahan.

"Setiap karyawan yang terkena PHK ini telah berkontribusi untuk membangun Citymall seperti sekarang ini, dan ini adalah salah satu keputusan terberat yang pernah dibuat perusahaan," jelasnya.

"Kami telah membangun tim yang sangat mampu di CityMall, dan kami akan dengan senang hati membagikan detail karyawan yang terkena dampak dengan perusahaan yang sedang merekrut," tulis perusahaan tersebut.

Data Tech in Asia mengungkapkan, India telah melihat sekitar 14.000 PHK sepanjang tahun ini, dengan sebanyak 6.380 pekerja dipecat pada bulan Maret 2022.

Melansir Tech Crunch, pengumuman PHK massal di CityMall muncul selang tiga bulan setelah startup social commerce itu baru saja mendapatkan pembiayaan USD 75 juta atau setara Rp 1,1 triliun pada akhir Maret 2022.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


India Melihat Banyak PHK Terjadi di Startup Tahun Ini

Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

PHK di CityMall berdampak setidaknya pada 30 persen dari tenaga kerja perusahaan itu menurut analisis LinkedIn.

CityMall bekerja dengan lebih dari 30.000 pengusaha mikro untuk menggerakkan mesin e-commerce di sekitar 30 kota di India.

Kabar PHK dari CityMall merupakan keputusan terbaru dari serangkaian PHK yang terjadi di antara perusahaan startup India.

BlinkIt, e-commerce yang sebelumnya dikenal sebagai Grofers, platform pembelajaran online Unacademy, Eruditus dan Vedantu, pasar mobil Cars24, fintech Rupeek, perdagangan sosial Meesho dan apotek online PharmEasy adalah di antara perusahaan startup India yang telah melepaskan karyawan mereka dalam beberapa minggu terakhir.

Investor di India, seperti halnya di tempat lain, telah secara signifikan memperlambat laju investasi mereka pada saham di sektor teknologi , ketika secara global jatuh ke tingkat yang tidak terlihat dalam beberapa tahun terakhir.


Startup Ramai-Ramai PHK Karyawan, Ini Daftarnya

Ilustrasi Startup - Kredit: rawpixel via Pixabay

Beberapa perusahaan rintisan atau sering disebut dengan startup melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ke karyawan beberapa waktu terakhir. Mereka mengungapkan alasan PHK tersebut karena ada penyesuaian bisnis.

Beberapa startup yang telah menyesuaikan bisnis dan berdampak ke karyawan tersebut adalah sebagai berikut:

JD.ID

Isu pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan rintisan atau startup kembali mengemuka. Platform e-commerce JD.ID diisukan turut melakukan pengurangan karyawan pada perusahaannya.

Menanggapi desas-desus tersebut, Director of General Management JD.ID Jenie Simon mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya improvisasi agar perseroan dapat terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.

Jenie tak mengelak, upaya improvisasi yang JD.ID tempuh antara lain adalah dengan melakukan peninjauan, penyesuaian, hingga inovasi atas strategi bisnis dan usaha. Termasuk penghematan jumlah karyawan.

"JD.ID juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalam-nya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan," kata Jenie dalam pernyataan tertulis, Jumat (27/5/2022).

Sehubungan dengan pengambilan keputusan tersebut, ia menyatakan, JD.ID akan patuh dan tunduk terhadap regulasi ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan pemerintah.

"Dan akan memperlakukan dan memberikan hak karyawan, sebagaimana diatur dalam regulasi tersebut," imbuh Jenie.

Lebih lanjut, ia mengabarkan, JD.ID saat ini juga tengah fokus pada pengoptimalan struktur ketenagakerjaan. Menurut dia, para karyawan adalah aset vital dari perusahaan dan bagian dari sebuah keluarga besar.

"Yang mana artinya JD.ID memiliki kewajiban untuk menjaga kesejahteraan para karyawan-nya, sekaligus mengembangkan potensi mereka untuk dapat memberikan kinerja yang lebih efektif dan optimal bagi perusahaan," tuturnya.

 


Zenius

Logo Zenius yang baru saja diperkenalkan. (Doc. Zenius)

Startup Edutech Zenius menjadi sorotan setelah dikabarkan telah memberhentikan lebih dari 200 karyawannya. Kabar mengenai Pemutusan hubungan kerja (PHK) ini telah dikonfirmasi oleh pihak Zenius, melalui keterangan resminya kepada tim Liputan6.com, pada Selasa (24/5/2022).

Apa yang menjadi alasan terjadinya pemberhentian ini? Zenius mengungkapkan, pihaknya tengah menghadapi kondisi ekonomi terburuk.

"Saat ini kita sedang mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir," tulis Zenius dalam pernyataannya, dikutip Rabu (25/5/2022).

Disebutkan, perusahaan harus beradaptasi dengan dinamisnya kondisi makro ekonomi yang memengaruhi industri.

Karena itu, Zenius pun memutuskan untuk perlu melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan.

Salah satu implikasi dari strategi kunci ini adalah perubahan peran di beberapa fungsi bisnis seiring dengan optimalisasi dan efisiensi proses bisnis yang dijalankan.

"Setelah melalui evaluasi dan review komprehensif, perusahaan mengumumkan lebih dari 200 dari karyawan harus meninggalkan Zenius," terang Zenius.

Karyawan yang terkena PHK tetap akan dapat pesangon

Zenius menyebutkan, 200 karyawan Zenuis di PHK akan tetap mendapatkan pesangon sesuai dengan Peraturan dan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia.

Platform edukasi itu melanjutkan, mereka memahami saat ini adalah masa yang sulit bagi karyawan yang terdampak, sehingga perusahaan akan melanjutkan manfaat asuransi kesehatan mereka hingga 30 September 2022, termasuk untuk anggota keluarga mereka.

"Untuk membantu mereka mendapatkan peluang baru, Zenius juga akan membantu mereka dengan membagikan data pribadi mereka kepada perusahaan atau institusi pendidikan lain dengan persetujuan mereka,” tuturnya.

Zenius juga menyarankan tim pembuat konten untuk melamar posisi Tentor di cabang Primagama.

"Selama proses transisi, perusahaan berkomitmen untuk memastikan semua hak dan dukungan yang dibutuhkan karyawan terdampak terpenuhi sebagaimana mestinya," pungkasnya.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya