Harga Kripto Hari Ini Rabu 22 Juni 2022: Bitcoin dkk Kompak Menguat

Bitcoin dan altcoin teratas kompak menguat setelah kemarin sempat melemah.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 22 Jun 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas terpantau alami pergerakan harga yang kompak pada Rabu (22/6/2022) pagi. Mayoritas kripto jajaran teratas berhasil kembali menguat dan bertengger di zona hijau.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu pagi 22 Juni 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat 2,47 persen persen dalam 24 jam, tetapi masih melemah 3,66 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 20.820 per koin atau setara Rp 308.8 juta (asumsi kurs Rp 14.833 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga berhasil menguat hari ini. Selama 24 jam terakhir, ETH naik 2,63 persen, tetapi masih melemah 4,42 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.124 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) juga kembali menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB menguat 3,07 persen dan 1,19 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 220,19 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) pagi ini harus terkoreksi tipis. Dalam satu hari terakhir ADA turun sedikit 0,65 persen. Namun masih menguat 1,65 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4776 per koin.

Adapun Solana (SOL) kembali rebound pagi ini. Sepanjang satu hari terakhir SOL menguat 6,03 persen dan 27,16 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 36,08 per koin.

XRP juga turut menghijau pagi ini. XRP naik 2,63 persen dalam 24 jam terakhir dan 4,43 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3276 per koin. 

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Dengan begitu membuat USDT berada di level USD 0,9991 dan USDC dihargai USD 1,00.

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,20 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih bertahan di USD 1,00

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripo menguat pada hari ini yaitu di level USD 919,5 miliar yang pada hari sebelumnya berada di level USD 895,7 miliar. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bitcoin Tertahan di Rp 302,2 Juta, Analis Sebut Investor Masih Hindari Kripto

Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay

Sebelumnya, Cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin baru-baru ini diperdagangkan sekitar USD 20.400 atau sekitar Rp 302,2 juta, datar selama 24 jam terakhir. 

Bitcoin berhasil melonjak sejak Senin setelah pada akhir pekan terjebak di zona merah akiba berita ekonomi, geopolitik dan industri yang buruk yang telah menjangkiti semua aset digital, meskipun pasar tetap gelisah.

Analis investasi dan pasar senior untuk perusahaan jasa keuangan Hargreaves Lansdown, Susannah Streeter mengatakan Bitcoin masih diliputi oleh angin kekhawatiran karena para investor melarikan diri dari aset kripto, mereka menjauh dari aset berisiko.

"Meskipun kripto telah menderita akibat volatilitas ekstrem di masa lalu, indikasinya adalah penurunan ini mungkin tidak dapat dibalikkan dalam waktu dekat dan musim dingin kripto dapat menetap,” ujar Streeter dikutip dari CoinDesk, Selasa (21/6/2022). 

Investor kripto sampai saat ini tetap khawatir tentang inflasi, gejolak geopolitik dan prospek resesi global. Minyak mentah Brent, ukuran pasar energi yang harganya telah meningkat tajam sejak invasi Rusia ke Ukraina. 

Namun, kripto menerima sedikit kabar baik ketika CEO pertukaran cryptocurrency yang berbasis di Hong Kong Hoo.com menulis cuitan pada Senin pagi perusahaannya akan membuka penarikan untuk beberapa token setelah mengumumkan pada Minggu di sebuah posting blog akan menunda penarikan selama 24 hingga 72 jam. 

Di sisi lain Indeks saham utama bercampur dengan Nikkei Jepang turun beberapa fraksi poin persentase, tetapi Hang Seng Hong Kong naik sedikit setelah China mempertahankan suku bunga pinjaman satu dan lima tahun tetap utuh. Stoxx 600 Eropa naik 0,9 persen, meskipun ada laporan harga produsen Jerman naik 33 persen bulan lalu.

 


Selain Suku Bunga, Ini Penyebab Lain yang Bikin Pasar Kripto Rontok

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, pasar aset kripto terpantau masih mengalami tren penurunan dalam sepekan terakhir. Kondisi ini diakibatkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal yang turut memengaruhi sikap dan sentimen investor. 

Dari sisi faktor eksternal, keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menaikkan suku bunga sebesar 0,75 persen mendorong sebagian besar investor untuk menjual aset kriptonya dan beralih ke instrumen yang lebih konservatif. 

Sehingga, aset kripto mengalami koreksi akibat rendahnya permintaan di pasar. Tak hanya soal suku bunga, hal lain yang pengaruhi penurunan kripto juga datang dari industri itu sendiri, misalnya seperti yang terjadi pada stablecoin Terra USD telah mengakibatkan efek domino merosotnya nilai aset kripto secara keseluruhan.

Research Analyst Zipmex Indonesia Fahmi Almuttaqin mengatakan, koreksi harga aset kripto tidak hanya berdampak pada investor ritel. celsius, salah satu platform pengelolaan aset digital terbesar di dunia, membekukan fitur pencairan dana untuk menjaga likuiditas perusahaan sejak minggu lalu.

"Isu insolvensi juga kini menimpa Three Arrows Capital (3AC), institusi hedge fund yang dilaporkan pernah berinvestasi sebesar USD 200 juta pada Luna. 3AC diduga menggunakan dana milik partner bisnis yang mereka simpan dan mengambil pinjaman untuk menyelamatkan posisi investasi perusahaan di instrumen derivatif yang terancam terkena likuidasi akibat koreksi harga bitcoin yang cukup signifikan minggu lalu,” kata Fahmi dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 Juni 2022.

“Perusahaan kini tengah mengeksplorasi langkah penjualan aset untuk mengembalikan dana-dana tersebut,”  lanjut Fahmi.

 


Gerak Harga Kripto Dibayangi Sentimen Negatif

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Didirikan pada 2012 oleh Su Zhu dan Kyle Davies, Three Arrows Capital merupakan firma investasi yang berpusat di Singapura. Dalam wawancara bersama The Wall Street Journal, Three Arrows Capital diketahui memiliki dana kelolaan sebesar USD 3 miliar atau sekitar Rp 44,4 triliun per April 2022. 

“Ketika dua pemain kripto besar berskala global mengalami masalah likuiditas dalam waktu yang berdekatan, ditambah dengan kondisi ekonomi global yang masih dipenuhi ketidakpastian, tentunya hal ini turut memengaruhi psikologis serta risk appetite investor dengan aset kelolaan mereka," ujar Fahmi.

Kendati demikian, Fahmi juga menyampaikan harga aset Bitcoin yang kini terkoreksi di kisaran USD 20 ribu telah mulai memasuki area undervalue. 

"Bila mengacu pada grafik MVRV Z-Score, harga Bitcoin saat ini telah mulai memasuki zona hijau. Grafik MVRV Z-Score sendiri merupakan sebuah grafik yang menunjukkan apakah harga Bitcoin saat ini berada di atas atau di bawah valuasi nilai wajarnya,” ujar Fahmi.

Menurut Fahmi, berdasarkan data historikal, saat harga Bitcoin memasuki zona hijau maka pasar kemungkinan akan mulai menuju awal dari periode keheningan (silence period). 

“Periode ini merupakan waktu yang cocok bagi investor untuk bertahan meninjau arah pasar dan bersabar menunggu kembalinya siklus bull,” pungkas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya