Pimpin JFHMM, Menkes Budi: Pandemi Menyadarkan Kesehatan dan Ekonomi Saling Ketergantungan

Kemenkes dan Kemenkeu RI menyelenggarakan 1st G20 Joint Finance and Health Ministers’ Meeting (JFHMM) di bawah Kepresidenan G20 Indonesia secara hybrid.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 22 Jun 2022, 13:00 WIB
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani dan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin dalam 1st G20 Joint Finance and Health Ministers’ Meeting (JFHMM) di bawah Kepresidenan G20 Indonesia (Foto: Kemenkes RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memimpin acara 1st G20 Joint Finance and Health Minister's Meeting (JFHMM) yang dilakukan secara hybrid.

Pertemuan di bawah Kepresidenan G20 Indonesia ini dihadiri juga anggota G20 dan organisasi internasional. Selain berdiskusi, acara ini diselenggarakan guna meminta arahan dari para Menteri Keuangan dan Kesehatan G20 mengenai beberapa kemajuan yang telah dicapai oleh JFHMM, di antaranya:

- Perkembangan dari pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) untuk Kesiapsigaan, Pencegahan, dan Penanggulangan Pandemi (PPR)

- Mengembangkan rencana koordinasi antara keuangan dan kesehatan untuk PPR.

Hasil JFHMM pada hari ini, Rabu, 22 Juni 2022, akan menjadi bagian diskusi Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di bulan Juli dan ditindaklanjuti pada JFHTF selanjutnya dalam rangka menuju JFHMM ke-2 yang akan diselenggarakan pada November 2022.

Mengenai mekanisme pembiayaan baru FIF, para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20 menyepakati perlunya mekanisme pembiayaan multilateral baru yang didedikasikan guna mengatasi kesenjangan pembiayaan PPR pandemi, seperti dikutip dari situs Sehat Negeriku pada Rabu, 22 Juni 2022.

Para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20 menyambut baik perkembangan yang telah dicapai dalam membentuk Dana Perantara Keuangan (FIF) yang ditempatkan di Bank Dunia sebagai Wali Amanat, dan akan terus membahas tata kelola dan pengaturan operasional FIF menjelang rencana pengumuman formal pembentukannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para Pemimpin G20 pada bulan November 2022.

 


Arahan Presiden Jokowi

Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, Indonesia sebagai Presidensi G20 memprioritaskan agenda bidang kesehatan global.

Dalam konteks ini, Presidensi G20 Indonesia berkomitmen untuk memberikan hasil nyata yang mencakup untuk tidak sekedar mendukung tetapi juga berkontribusi pada proposal pendirian FIF.

"Dengan senang hati saya sampaikan bahwa komitmen kontribusi sejumlah hampir USD 1,1 miliar telah diamankan untuk FIF guna pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi. Angka tersebut sudah termasuk kontribusi sebesar USD 50 juta dari Indonesia," kata Menkeu Sri Mulyani dalam sambutannya.

Menkeu Sri Mulyani juga mengingatkan mengenai semangat inklusivitas dalam penanganan pandemi global. Menurut dia, yang paling penting adalah inklusivitas sehingga upaya Indonesia dapat digabungkan, antara Kementerian Keuangan dan Kesehatan, serta antara negara maju dan berkembang.

"Hanya dengan begitu, kita dapat secara efektif siap untuk mengatasi pandemi global berikutnya bersama-sama," katanya.

"Saya ingin mengapreasiasi peran sentral WHO dalam memerangi pandemi, dan pentingnya memasukkan suara negara-negara berkembang dalam pengaturan kelembagaan kami, untuk menciptakan sistem pencegahan dan respons pandemi yang paling efektif," ujarnya

 

 


Kesepakatan yang Terjalin

Mengenai masalah pengaturan koordinasi antara Keuangan dan Kesehatan PPR yang lebih luas, para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20 umumnya sepakat tentang perlunya peningkatan koordinasi antara Keuangan dan Kesehatan agar lebih siap menghadapi pandemi di masa depan.

Para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan memberikan arahan agar dilakukan pembahasan lebih lanjut tentang pengaturan koordinasi antara Keuangan dan Kesehatan.

Senada dengan Menkeu, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa sejak dibentuk, Gugus Tugas Gabungan Keuangan-Kesehatan G20 telah membuat kemajuan dalam menjalankan mandatnya mengenai hal-hal yang disebutkan sebelumnya dan mendorong aksi kolektif untuk menanggapi pandemi dan berkontribusi menuju Arsitektur Kesehatan Global yang lebih kuat.

"Saya yakin bahwa bersama-sama, kita akan mencapai hasil nyata pada Oktober, termasuk pembentukan FIF dan kolaborasi platform koordinasi," ujarnya.

 


Kata Menkes

Menteri Budi menekankan tujuan khusus FIF, yaitu untuk meningkatkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi secara global. Dan langkah penting selanjutnya adalah menentukan prioritas investasi FIF.

"Pandemi ini telah menyadarkan kita akan pentingnya kesehatan dan ekonomi, dan saling ketergantungan antara keduanya," katanya.

"Hari ini menandai kemajuan penting dari sinergi yang lebih kuat antara sektor keuangan dan kesehatan, untuk mencegah, mempersiapkan, dan menanggapi pandemi di masa depan. Mari kita lanjutkan kemitraan penting ini untuk menciptakan kesehatan dan kemakmuran bagi semua," Menkes Budi menekankan.

Infografis Perbandingan Tarif PPN di Indonesia dengan Negara Anggota G20 Lainnya. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya