Liputan6.com, Jakarta - Singapura baru saja mengeluarkan upaya terbarunya dalam mengatasi kenaikan inflasi, dengan paket dukungan bernilai fantasis sebesar 1,5 miliar SGD atau setara Rp 16 triliun.
Paket stimulus atau bantuan menghadapi inflasi ini ditargetkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan lebih rentan di negara itu.
Advertisement
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (22/6/2022) inflasi Singapura pada bulan April meningkat menjadi 3,3 persen year-on-year. Kenaikan itu menjadikan inflasi tertinggi sejak Januari 2012.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Singapura, yakni Lawrence Wong mengatakan bahwa dukungan dalam paket pendanaan negara 1,5 miliar SGD bermaksud untuk membantu kelompok berpenghasilan rendah dan rentan karena mereka adalah kelompok yang "dipengaruhi secara tidak proporsional oleh efek inflasi".
"Perang di Ukraina telah memberikan tekanan luar biasa pada rantai pasokan global, dan tindakan proteksionis oleh sejumlah negara telah menambah gangguan rantai pasokan," kata Lawrence Wong.
"Harga energi dan pangan global telah meningkat tajam dan kita harus memperkirakan inflasi global meluas ke area lain dan bahkan meningkat lebih jauh sebelum stabil dan menjadi lebih baik," ujarnya.
Melalui skema GSTV-Cash, yang dikhususkan untuk warga Singapura berpenghasilan rendah, penerima akan menerima uang tunai senilai 300 SGD pada bulan Agustus mendatang, menurut keterangan dari Kementerian Keuangan Singapura (MOF).
Kementerian itu menambahkan, ada sekitar 1,5 juta orang di Singapura yang memenuhi syarat menjadi penerima dana bantuan tersebut.
Syarat Penerima Bansos Dampak Inflasi di Singapura
Menurut Kementerian Keuangan Singapura (MOF), penerima dana bantuan dari skema GSTV-Cash yang memenuhi syarat harus berusia 21 tahun ke atas, dan dengan pendapatan tahunan tidak lebih dari 34.000 SGD.
Selain itu, nilai tahunan rumah penerima GSTV-Cash juga tidak boleh lebih dari 21.000 SGD dan mereka tidak boleh memiliki lebih dari satu properti.
Secara keseluruhan, penerima GSTV-Cash akan menerima hingga 700 SGD pada Agustus tahun ini, ungkap Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong.
Semua rumah tangga di Singapura juga akan menerima kredit utilitas sebesar 100 SGD pada bulan September untuk membantu mengimbangi tagihan mereka, tambahnya.
Kredit satu kali akan diberikan kepada semua rumah tangga di Singapura, termasuk mereka yang tinggal di properti pribadi.
Advertisement
Singapura akan Tingkatkan Pendanaan untuk Kenaikan Upah Bagi Pekerja Berupah Rendah
Adapun peningkatan pendanaan bersama untuk kenaikan upah bagi pekerja lokal berupah rendah di bawah Skema Kredit Upah Progresif.
Kementerian Keuangan Singapura mengatakan, skema ini bertujuan untuk membantu bisnis mengatasi kenaikan biaya.
Pendanaan bersama Singapura untuk kenaikan upah yang memenuhi syarat pada tahun 2022 akan naik dari yang semula 50 persen menjadi 75 persen.
Kenaikan upah ini diperuntukkan bagi karyawan tetap dengan upah bulanan kotor senilai 2.500 SGD.
Sementara untuk pekerja dengan upah di atas 2.500 hingga 3.000 SGD, pendanaan bersama akan dinaikkan dari 30 persen menjadi 45 persen.
Tak hanya itu, Singapura juga akan memperpanjang Insentif Pertumbuhan Pekerjaan (JGI) selama enam bulan lagi hingga Maret 2023.
Inisiatif JGI di Singapura memberikan dukungan bagi pengusaha untuk mempekerjakan pencari kerja yang belum bekerja setidaknya selama enam bulan, serta penyandang disabilitas serta mantan pekerja.