Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tidak pernah surut berkomitmen untuk terus membantu rakyat Afghanistan, meskipun negara tersebut kini telah diambilalih kekuasaannya oleh Taliban. Demi kemanusiaan, Indonesia telah mengirimkan bantuan berupa bahan pangan dan nutrisi sebesar 65 ton pada 9 Januari 2022.
Selain fokus pada masalah kemanusiaan, Indonesia juga memfokuskan kerja sama pada dialog antar ulama, serta masalah perempuan. Terkait dengan kerjasama antar ulama, pada tanggal 14 Juni 2022 di Doha, Qatar, telah dilakukan dialog trilateral ulama Indonesia-Qatar-Afghanistan.
Advertisement
"Tema dialog trilateral ulama ini adalah "Re-Building Afghanistan through Education and with Islamic Values"," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi
Pertemuan dihadiri oleh tiga ulama Indonesia, lima ulama Qatar, dan 11 ulama Afghanistan.
"Indonesia diwakili oleh ulama dari NU, Muhammadiyah, dan Rektor UIN Syarif Hidayatullah," ucap Menlu Retno.
Ia mengatakan bahwa dialog ulama berjalan baik dan terbuka. Di dalam pertemuan tersebut, Ulama Indonesia mengangkat beberapa isu, antara lain:
• Peran Pendidikan Islam dalam menopang ketahanan nasional.
• Perempuan dan Pendidikan dalam perspektif Islam.
• Manifestasi nilai-nilai Islam dalam memajukan perdamaian dan kehidupan masyarakat yang lebih harmonis.
Selain dialog trilateral ulama Indonesia-Qatar-Afghanistan, saat ini ulama Indonesia juga sedang melakukan kunjungan ke Kabul Afghanistan bersama dengan ulama beberapa negara OKI.
Selain Indonesia, beberapa negara yang juga mengirimkan ulama keAfghanistan, antara lain Turki, Republik Guinea, Yordania, Pakistan, Niger, dan Sudan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Konsisten Serukan Hak untuk Perempuan
Khusus mengenai hak-hak perempuan, sambung Menlu Retno, Indonesia secara konsisten terus menyuarakan pentingnya penghormatan terhadap hal tersebut. Termasuk hak akan Pendidikan.
"Dorongan bagi pemenuhan hak Pendidikan bagi perempuan telah saya bahas beberapa kali dengan Taliban dan negara-negara mitra, termasuk negara-negara anggota OKI," tegas Menlu Retno.
Guna membantu pendidikan bagi masyarakat Afghanistan, Indonesia juga disebutkan telah berkolaborasi dengan Qatar dengan menyepakati sebuah Letter of Intent tentang Providing Humanitarian and Development Assistance for Afghan People.
Dalam pertemuan-pertemuan ulama, ulama Indonesia juga membawakan isu pendidikan bagi perempuan.
"Untuk mendukung pendidikan bagi semua, Indonesia telah menawarkan beasiswa pendidikan dan capacity building bagi rakyat Afghanistan, termasuk kaum perempuannya," imbuhnya.
Advertisement
Indonesia Akan Hadiri Undangan KTT G7 di Jerman
Dalam rangkaian lawatan ke luar negeri akhir bulan Juni ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan mengujungi Jerman.
"Presiden RI telah mendapatkan undangan dari Ketua G7 (Jerman) untuk hadir dalam KTT G7 di Elmau pada tanggal 26-27 Juni 2022," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam Press Briefing online pada Rabu (22/6/2022).
"Beberapa negara non-G7 atau disebut G-7 Partner Countries yang mendapatkan undangan untuk hadir dalam KTT G7 adalah Indonesia, India, Senegal, Argentina dan Afrika Selatan," papar Menlu Retno.
Selain itu, sambung Menlu Retno, Presiden Jokowi juga akan melakukan pertemuan bilateral pada saat kesempatan KTT G7 dengan para Leaders G7 dan Leaders negara undangan di Jerman.
"Permintaan pertemuan bilateral banyak sekali diterima Presiden dan tentunya semaksimal mungkin akan diatur," ungkap Menlu mantan Dubes RI di Belanda itu.
Dalam G7 Summit for Partner Countries tersebut, jelas Menlu, salah satu isu yang akan dibahas adalah mengenai masalah pangan.
"Sebagaimana teman-teman ketahui, isu pangan, energi dan keuangan akhir-akhir ini terus menjadi pembicaraan dunia. COVID-19 memberikan dampak pada ekonomi dunia, dan di tengah upaya pemulihan ekonomi, terjadi perang di Ukraina," tuturnya lagi.
Perang Rusia Ukraina telah berdampak ke seluruh dunia.
"Meskipun perang terjadi di Ukraina, namun dampaknya dirasakan oleh seluruh dunia. Kita semua paham posisi Ukraina dan Rusia dalam rantai pasok pangan dan energi global."
Imbas Perang Rusia Vs Ukraina, Harga Pangan Melejit
Dalam laporan pertama yang diterbitkan 13 April 2022 dari Global Crisis Response Group yang dibentuk oleh Sekjen PBB, didapati fakta bahwa masing-masing negara, Ukraina dan Rusia memiliki keunggulan dalam suplai sejumlah komoditi ke banyak negara.
Berikut ini di antaranya:
- Ukraina dan Federasi Rusia termasuk di antara lumbung roti dunia. Mereka menyediakan 30% gandum dan jelai dunia, seperlima dari jagungnya, lebih dari setengah minyak bunga matahari
- Rusia adalah pengekspor gas alam teratas; dan pengekspor minyak terbesar keduaImbas perang antara Rusia versus Ukraina, kenaikan harga pangan dirasakan oleh hampir seluruh dunia.
Berdasarkan catatan FAO, index pangan global meningkat hingga16,08% pada Mei 2022 dibandingkan Januari 2022 sebelum perang terjadi. Kenaikan ini dipicu oleh naiknya harga komoditas pangan dunia dibandingkan angka bulan Januari 2022, seperti:
• Daging (8,83%);
• Produk susu (>6,7%);
• Sereal (18.28%);
• Minyak Nabati (>23%);
• Gula (>6%).
Khusus produk Gandum, terjadi lonjakan sekitar 23%.
Adapun pupuk global menurut World Bank, harganya meningkat hingga 30% sejak awal tahun 2022.
Advertisement