Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Syaiful Hidayat menyampaikan selamat bagi Jakarta yang sedang berulang tahun ke-495 pada Rabu (22/6/2022).
Namun, Wakil Gubernur ke-16 DKI Jakarta itu memberi catatan terhadap penggunaan kata untuk tema hari ulang tahun (HUT) Ibu Kota.
Dia menilai, kata yang dipakai sebagai moto perayaan ultah tidak cocok dengan Betawi karena acara memakai diksi kolaborasi, akselerasi, dan elevasi.
Baca Juga
Advertisement
"Saya mengucapkan selamat ulang tahun Jakarta yang ke-495. Sekarang berganti istilahnya hajatan Jakarta, tetapi motonya ini, kok, enggak cocok sama Betawi, ya. Bahasanya ada kolaborasi, ada akselerasi ada elevasi," kata Djarot di Sekolah Partai, Jakarta Selatan, Rabu.
Menurut dia, acara ulang tahun DKI Jakarta seharusnya memakai diksi sederhana yang bisa dipahami semua kalangan, terutama rakyat.
"Ini yang punya hajatan kan rakyat. Nah, rakyat seharusnya paham, ya. Opo, sih, kolaborasi itu? Oh gotong royong, kan, begitu ya. Apa, sih, akselerasi itu, oh percepatan. Kan begitu, ya. Elevasi itu apa, bahasa Betawinya. Opo maknanya? Anda enggak tahu, peningkatan kayak elevator begitu, ya. Peningkatan," ungkap Djarot.
Selain dari sisi moto, Djarot dalam menyambut HUT ke-495 DKI Jakarta meminta pemerintah provinsi yang dipimpin Anies Baswedan bisa mengevaluasi keberhasilan program untuk rakyat.
"Termasuk di dalam ulang tahun itu, harus intrsopeksi, harus mengevaluasi, apa yang sudah dilakukan oleh Jakarta, apa yang sudah dinikmati oleh rakyat. Apakah janji-janji program pemerintah DKI waktu kampanye itu terwujud?" ungkap Djarot.
Menurut Djarot, beberapa program itu masih belum tereksekusi dengan baik. Rakyat Jakarta justru memperoleh kado pahit saat HUT ke-495.
"Kita mendapatkan kado misalnya, kita kaget, Jakarta menjadi kota yang tingkat polusi yang tinggi se-Asia apa ya, sedunia. Kalau begitu ada sesuatu yang perlu kita evaluasi. Contoh misalnya berapa ruang terbuka hijau," ungkap Djarot.
PDIP Isyaratkan Kembali Usung Djarot di Pilkada DKI 2024
Di sisi lain, nama Djarot Saiful Hidayat, kembali muncul untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2024.
Menanggapi hal tersebut, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menyatakan kesiapan Djarot. "Kalau dari senyumnya kita sudah bisa membaca ya," kata Hasto pada wartawan, Minggu (29/5/2022).
Hasto menyebut warga DKI Jakarta akan terus mengingat Djarot. Hal itu disebabkan tangis haru Djarot saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta pada 2017, yang menjadi viral.
"Yang jelas, kalau dari Pak Djarot ini terkait dengan Pilkada DKI, tangisan 'Indonesia Raya' itu abadi," ujarnya.
Sementara itu, Djarot menyatakan bahwa waktu masih panjang untuk memikirkan Pilkada DKI 2024. Dia mengaku ingin fokus lebih dulu untuk PDIP di kancah Pileg dan Pilpres 2024.
"Yang penting kita fokus Pada Februari 2024. Pileg dan Pilpres harus kita dahulukan dulu. Dan masih ada waktu yang cukup panjang, tetapi syaratnya kita harus, supaya PDI Perjuangan bisa menang lagi," ungkap Djarot.
Ketika ditanya mengenai potensi tambahan kekuatan di Koalisi Indonesia Bersatu yang dibentuk Golkar, PAN, dan PPP, dengan kemungkinan PKS atau parpol lain bergabung, Hasto menegaskan, PDIP tidak khawatir.
Advertisement