Liputan6.com, Jakarta Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyoroti sejumlah hal di perayaan ulang tahun Jakarta ke-495 tahun ini. Salah satunya soal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan mengakhiri masa tugasnya dalam empat bulan ke depan.
Menurut Djarot, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan tersebut masih banyak memiliki pekerjaan rumah yang belum terealisasi.
Untuk itu dia meminta Anies untuk menyelesaikan tanggungjawabnya, karena hal tersebut masuk dalam janji kampanyenya jika terpilih menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta.
Baca Juga
Advertisement
"Oktober sudah selesai. Kurang berapa bulan jadinya. Harusnya mengejar. Menyelesaikan tanggung jawab untuk menyelesaikan janji kampanye, janji program. Harusnya itu fokusnya," kata Djarot di Sekolah Partai PDIP, Rabu (22/6/2022).
Satu hal yang juga menjadi catatannya, saat Jakarta disebut menjadi kota dengan tingkat polusi udara yang tinggi di dunia.
Sebelumnya lembaga data kualitas udara, IQ Air menyatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir kualitas udara di Jakarta memburuk.
Pada Senin pagi, 14 Juni kemarin dilaporkan indek kualitas udara di Ibu Kota 193 dengan konsentrasi polutan PM 2.5 mencapai 27,4 kali dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kondisi tersebut membuat DKI Jakarta menempati posisi pertama kota di dunia dengan polusi udara tidak sehat alias buruk tak cukup hanya sekali.
Menyikapi adanya laporan tersebut, Wagub Riza Patria menjelaskan, penyebab Jakarta menjadi kota dengan polusi udara terburuk akibat volume kendaraan yang terus meningkat.
"Memang Jakarta ini cukup padat. Kendaraan kembali normal, ada peningkatan polusi," kata Riza di Jakarta, Senin 20 Juni 2022.
Tak cukup sampai di situ, Djarot pun menyinggung soal moto HUT Jakarta tahun ini. Moto yang dipilih dinilai tidak cocok dengan budaya Betawi.
Berikut sederet catatan Djarot Saiful Hidayat untuk Anies Baswedan terkait HUT ke-495 Jakarta dihimpun Liputan6.com:
1. Dapat Kado Kota Terpolusi
Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyampaikan selamat untuk Jakarta yang merayakan HUT ke-485 hari ini, Rabu 22 Juni 2022.
“Saya mengucapkan selamat ulang tahun Jakarta yang ke 495, ya sekarang berganti menjadi istilahnya hajatan,” kata Djarot di Sekolah Partai PDIP, Rabu.
Dalam kesempatan yang sama, Djarot juga mengaku heran heran kado HUT yang didapat warga DKI adalah tingkat polusi udara yang tinggi.
"Kita mendapatkan kado misalnya, kita kaget, Jakarta menjadi kota dengan tingkat polusi yang tinggi se-Asia apa ya, sedunia? Ok. Kalau begitu ada sesuatu yang perlu kita evaluasi. Contoh misalnya berapa ruang terbuka hijau," tegasnya.
Sebelumnya, IQ Air mencatat Jakarta beberapa kali berada di posisi pertama kota di dunia dengan polusi udara tidak sehat alias buruk.
Pada Rabu, 15 Juni lalu juga dilaporkan kualitas udara Jakarta juga menduduki posisi pertama di dunia dengan indeks kualitas udara tidak sehat mencapai indeks 188.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI mencatat pada Rabu, 15 Juni lalu suhu udara yang rendah dan tingkat kelembaban yang tinggi membuat akumulasi polutan sehingga mendorong polusi udara di Ibu Kota.
"Akibatnya polutan pencemar udara terakumulasi di lapisan troposfer," kata Humas DLH DKI Yogi Ikhwan di Jakarta, Rabu.
Advertisement
2. Moto HUT Jakarta Disebut Tak Cocok dengan Budaya Betawi
Wakil Gubernur ke-16 DKI Jakarta itu memberi catatan terhadap penggunaan kata untuk tema hari ulang tahun (HUT) Ibu Kota.
Dia menilai, kata yang dipakai sebagai moto perayaan ultah tidak cocok dengan Betawi karena acara memakai diksi kolaborasi, akselerasi, dan elevasi.
"Saya mengucapkan selamat ulang tahun Jakarta yang ke-495. Sekarang berganti istilahnya hajatan Jakarta, tetapi motonya ini, kok, enggak cocok sama Betawi, ya. Bahasanya ada kolaborasi, ada akselerasi ada elevaksi," kata Djarot di Sekolah Partai, Jakarta Selatan, Rabu.
Menurut dia, acara ulang tahun DKI Jakarta seharusnya memakai diksi sederhana yang bisa dipahami semua kalangan terutama rakyat.
"Ini yang punya hajatan kan rakyat. Nah, rakyat seharusnya paham, ya. Opo, sih, kolaborasi itu? Oh gotong royong, kan, begitu ya. Apa, sih, akselerasi itu, oh percepatan. Kan begitu, ya. Elevasi itu apa, bahasa Betawinya. Opo maknanya? Anda enggak tahu, peningkatan kayak elevator begitu, ya. Peningkatan," ungkap Djarot.
3. Anies Mengevaluasi Keberhasilan Program
Selain dari sisi moto, Djarot dalam menyambut HUT ke-495 DKI Jakarta meminta pemerintah provinsi yang dipimpin Anies Baswedan bisa mengevaluasi keberhasilan program untuk rakyat.
"Termasuk di dalam ulang tahun itu, harus intrsopeksi, harus mengevaluasi, apa yang sudah dilakukan oleh Jakarta, apa yang sudah dinikmati oleh rakyat. Apakah janji-janji program pemetintah DKI waktu kampanye itu terwujud?" ungkap Djarot.
Menurut Djarot, beberapa program itu masih belum tereksekusi dengan baik. Rakyat Jakarta justru memperoleh kado pahit saat HUT ke-495.
"Kita mendapatkan kado misalnya, kita kaget, Jakarta menjadi kota yang tingkat polusi yang tinggi se-Asia apa ya, sedunia. Kalau begitu ada sesuatu yang perlu kita evaluasi. Contoh misalnya berapa ruang terbuka hijau," ungkap Djarot.
Advertisement
4. Anies Diminta Fokus Selesaikan Janji Kampanye
Djarot juga mengingatkan Anies untuk mengejar berbagai pekerjaan rumah dan janji kampanye yang belum terlaksana.
Djarot menyebut wajar saja apabila Anies mulai berkeliling menemui berbagai tokoh, namun ia menilai Anies sebaiknya fokus menuntaskan janji kampanye.
“Jadi, bagaimana menyelesaikan tugas dengan sebaiknya. Kalau silaturahmi wajar, mudah-mudahan itu semua membantu beliau dalam menyelesaikan tugas sebagai kepala daerah,” ujarnya.
Selain itu, pada momen HUT DKI, Djarot mengingatkan Pemprov DKI harus melakukan introspeksi apakah janji kampanye Anies sudah terpenuhi.
“Ulang tahun itu kan kita harus intrsopeksi. Kita harus mengevaluasi, apa yang sudah dilakukan oleh kita oleh Jakarta, apa yang sudah dinikmati oleh rakyat, apakah janji janji program program pemerintah DKI, janji janji waktu kampanye itu terwujud?,” kata dia.